Refleksi Kemerdekaan RI Ke -74 LK3-FKUB – Vihara Dhammasoka

by admin
0 comment 2 minutes read

Banjarmasin, BARITO
Cendekiawan Muslim, Prof DR Azyumardi Azra, MA, CBE mengatakan, Indonesia ini beragam dari berbagai sisi dengan agama menjadi aktor pemersatu. 

“Tidak pernah ada perang agama yang panjang di Indonesia. Karena itu para pengamat asing menyatakan Indonesia itu mukjijat. Karena pengalaman orang barat, sulit menyatukan bangsa yang berbeda seperti Indonesia ini,” ujarnya ketika menyampaikan refleksi kemerdekaan, Jumat,(16/8) di Vihara Dhammasoka Banjarmasin.

Dia melihat, sulit mencari negara muslim seperti Indonesia, yang beragam suku dan budaya hidup aman damai dan sejahtera. 

“Negara ini luas. Membentang,  jaraknya itu sama antara Teheran hingga Inggris. Menggambarkan bahwa Indonesia ini negara besar. Kita beruntung memiliki Pancasila sebagai dasar negara. Dia sesuai dengan prinsip-prinsip universal agama. Bersahabat dengan paham semua agama. Negara lain tidak memiliki dasar negara seperti Indonesia, menyebabkan mereka sering berkelahi karena alasan perbedaan,” bebernya.

Sekarang, imbuhnya ada yang ingin mengganti Pancasila menjadi daulah islamiah atau Khilafah. Diperkuat dengan narasi-narasi yang membuat orang percaya dengan berbagai isu yang dibungkus agama.

Dalam pemaparannya, Azyumardi menegaskan bahwa Indonesia satu-satunya negara di dunia yang merayakan hari besar keagamaannya. 

“Semua agama yang diakui, hari rayanya dirayakan. Negara lain tidak melakukan itu. Cara mensyukuri kemerdekaan adalah dengan menjaganya, mengamalkan Pancasila. Jangan melakukan pengrusakan. Kalau kita mampu menjaganya, diusianya ke 100, kita akan menjadi negara yang sejahtera,” cetusnya.

Dalam hal ini, dialog intra agama diraaakan sangat penting. Karena tafsir agama  tidak tunggal. 

Penyampaian refleksi kemudian dilanjutkan dialog antar agama termasuk dengan pemerintah.
Acara yang dipandu oleh Drs. Ilham Masykurie Hamdie yang merupkan Sekretaris FKUB Kalsel, acara juga diisi dengan dialog. 

Sejumlah pertanyaan yang dilontarkan peserta diantaranya menyangkut pendirian rumah ibadah yang masih mendapat penolakan, maksud dari Islam sebagai pemersatu, cara memberikan penyadaran kepada masyarakat yang lebih luas dan soal perlindungan kelompok minoritas.

Setelah dialog, acara diakhiri dengan berbagi kebahagiaan antara umat antar agama dengan para legium veteran dan anak panti serta anak miskin, sejumlah bingkisan disiapkan untuk berbagi kebahagiaan. 

Acara refleksi ini diselelenggarakan setiap tahun yang merupakan kerjasama LK3, FKUB Provinsi Kalsel dan Vihara Dhammasoka. “Tujuannya adalah dalam rangka silaturrahmi dan memperkuat hubungan antar agama, serta mensyukuri kemerdekaan,” jelas Noorhalis Majid,  selaku panitia kegiatan.

tya

Baca Artikel Lainnya

Leave a Comment