Banjarmasin, BARITOPOST.CO.ID – Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 5 Banjarmasin, patut berbangga. Karena satu-satunya siswi sekolah ini, Raden Roro Rindu Cahaya Ramadhan berhasil tembus sebagai Juara 1 kategori seni Monolog dalam ajang bergengsi Festival Lomba Seni Siswa Siswi Nasional (FLS3N) pekan lalu.
Event yang digelar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Selatan untuk tingkat Kota Banjarmasin ini, melombakan sebanyak 14 kategori mulai dari Monolog, Menulis Cerita Pendek, Puisi, Cipta Lagu, Desain Poster, Film Pendek, Fotografi, Instrument, Jurnalistik, Kriya, Musik Tradisi, Komik Digital, Menyanyi Solo Putra-Putri, dan Tari Kreasi.
Dalam Monolog bertajuk “Suluh” dengan naskah karya Bastari Bayu dan Surtadara Muhammad Rifki ini, performa Rindu sangat apik dan rapi dalam aksi panggungnya yang turut didukung properti panggung serta lighting yang makin menguatkan penjiwaan karakternya. “Alhamdulillah, ulun berhasil meraih Juara 1 FLS3N tingkat Kota Banjarmasin, InshaAllah, sepekan lagi ulun siap mewakili Banjarmasin untuk ajang lomba Monolog FLS3N tingkat Provinsi Kalsel,” ungkap Rindu optimis kepada Barito Post.
Ya, Rindu yang berhasil meraih peringkat pertama ini, perjuangannya cukup berat, mengingat lawan-lawannya tergolong pelakon monolog kelas berat. Tercatat sebanyak belasan pesaing yang berhasil disingkirkan gadis 15 tahun ini dari beberapa kali seleksi dan penilaian. Dan bersama Rindu, duduk di peringkat kedua yakni Soraya Milah (MAN 2 Banjarmasin), dan Salwa Nur Aghniena (SMAN 2 Banjarmasin) sebagai juru kunci.

MONOLOG-Rindu saat beraksi di ajang seleksi FLS3N Tingkat Kota Banjarmasin. (Ist)
Tak mengenal rasa puas dan tanpa menunggu waktu, Rindu gaspol mempersiapkan dirinya untuk berlatih secara intensif guna persiapan menghadapi ajang FLS3N tingkat Provinsi Kalimantan Selatan yang akan berlangsung pada tanggal 8 Juli 2025 mendatang di Ballroom Aria Barito. “Doakan ulun bisa tembus 3 besar tingkat provinsi, dan bisa mewakili Kalsel di tingkat Nasional,” harap putri Raden Kelik Hardinto S.Sos, MM ini.
Darah seni memang mengalir di diri Rindu, karena sang bunda, Nina Damayanti S.A.B. tak lain dan tak bukan adalah salah satu seniman teater andalan Sanggar Budaya, Taman Budaya Kalsel, dan merupakan murid kesayangan seniman kawakan Kalsel, (alm) H Adjim Arijadi. Nina dengan disiplin yang tinggi, terus melatih sang putri dan memberi dukungan penuh agar target bisa tercapai. Bukan hanya dari kedua ortu Rindu, sang Kepsek SMAN 5 Drs H Muklis Takwin SH,MH pun tak ketinggalan memberikan dukungan kepada siswi andalannya ini. “Kami akan selalu mendampingi putri kami, terus menjaga kedisiplinannya dalam setiap latihan, doakan saja Rindu bisa mengharumkan lagi nama kota Banjarmasin di tingkat yang lebih tinggi,” harap sang bunda, Nina.
Untuk usia siswi kelas 1 seperti Rindu ini, seni peran Monolog bisa tergolong langka untuk dilakoni bagi kalangan generasi millennial maupun Gen-Z. Namun berkat keseriusan, jiwa seni, motivasi, dan disiplin tinggi, gadis cilik multi talenta ini mampu selalu enjoy mendalami perannya di setiap pentas berkesenian. Bagi generasi yang kurang paham apa itu seni peran monolog, berikut deskripsinya: Monolog adalah sebuah bentuk seni peran di mana hanya satu orang yang berbicara atau berdialog dengan dirinya sendiri. Secara harfiah, monolog berasal dari bahasa Yunani, “mono” yang berarti satu dan “legein” yang berarti berbicara, sehingga berarti berbicara seorang diri atau dialog tunggal. Monolog dapat ditemukan dalam berbagai bentuk, termasuk dalam drama, sastra, dan bahkan dalam percakapan sehari-hari.aha
Follow Google News Barito Post dan Ikuti Beritanya