Jembatan Patih ‘Tahantak’, PUPR Menyebutnya Masih Wajar?

by baritopost.co.id
0 comment 3 minutes read

Banjarmasin, BARITO – Jembatan Patih Masih (HKSN) yang baru saja diresmikan tahun ini sudah menunjukan tanda-tanda kerusakan. Kerusakan terjadi pada terturunnya ‘tahantak’ antara jembatan dan oprit dan pagar jembatan yang patah.

Kondisi ‘tahantak’ ternyata dianggap Dinas PUPR Kota Banjarmasin hal yang biasa. Alasannya karena jembatan masih dalam tahap masa konsulidasi.

Kepada Dinas PUPR Kota Banjarmasin, Suri Sudarmadiyah, mengatakan, masa konsulidasi jembatan dan oprit adalah selama satu tahun. Jadi masa itu, terus dilakukan pengawasan dan perawatan.
Seperti turunnya jalan yang menyebabkan jalan menjadi tak lagi nyaman itu.

Bagi Bu Yayah (panggilan akrab Kadis PUPR) jembatan dan oprit merupakan bagian yang terpisah.

“Turunnya atau amblas jalan sudah sering terjadi setiap pembangunan jembatan, yah ini karena tanah rawa dan masih masa konsulidas, tapi kita terus memantau dan memperbaiki selama satu tahun,”.

“Setelah satu tahun, kami juga melakukan perawatan,” ucapnya dihadapan awak media di Balai Kota, Rabu (31/8).

Kemudian Kabid Jalan dan Jembatan Dinas PUPR, Dedy Hamdani, mengaku hampir semua proyek jembatan khususnya di Banjarmasin mengalami tehantak. Namun, turunnya itu ada batasan wajar bila seperti di Jembatan Patih jalan terturun hanya mencapai 10-15 cm.

“Amblasnya itu masih wajar, dan memang sering terjadi pada bangunan jembatan lainnya,” katanya.

Ia pun menegaskan bahwa permasalahan tersebut sama sekali tidak ada kaitannya dengan pondasi atau struktur bagunan jembatan.

“Yang bermasalah ini adalah bagian jalan pendekat atau opritnya. Kemungkinan bagian tanah urugan di bagian opritnya masih belum stabil,” ujarnya.

“Kemudian juga dipengaruhi oleh kondisi tanah rawa di tempat kita yang labil, dan juga karena pengaruh pasang surut air,” tambahnya.

Baca Juga:
https://www.baritopost.co.id/sering-bawa-sajam-warga-laksana-intan-ini-dibekuk-di-pekapuran/
https://www.baritopost.co.id/jajaran-tni-ad-berduka-mantan-kapenrem-101-antasari-wafat/

Dan status bangunan jembatan tersebut dijelaskan Deddy masih dalam tahap pemeliharaan dari pihak ketiga atau kontraktor. Sehingga permasalahan ini merupakan tanggung jawab kontraktor pelaksana.

“Ini masih masuk pemeliharaan pihak ketiga, sehingga kami minta secepatnya mereka melakukan perbaikan,” ucapnya.

“Kita sudah memantau ke lokasi, dan kami minta paling lambat tiga hari permasalahan ini segera tertangani,” tegasnya.

Lantas bagaimana penanganan seperti apa yang harus di lakukan?

Terkait hal itu, Dedy meminta pihak kontraktor harus kembali melapisi bagian oprit tersebut dengan aspal sehingga tak ada lagi jarak yang membuat ketidaknyamanan bagi pengendara saat melintas di sana.

“Termasuk bagian pagar yang patah akibat penurunan itu. Kota minta pihak kontraktor untuk kembali menyambungkannya,” ungkapnya.

Karena adanya penurunan tersebut, ia mengakui bahwa jembatan tersebut dipastikan tidak memberikan rasa aman dan nyaman bagi pengendara motor khususnya ketika melintas di jembatan.

“Karena itu kami minta pengendara untuk berhati-hati ketika melintas di sana,” pungkasnya.

Salah satu warga, Gausit, yang setiap harinya melalui jembatab, mengaharapkan agar segear diperbaiki

Kondisi itu sudah terjadi beberapa hari yang lalu. Dan setiap harinya penurunan terus bertambah.

“Yaa semoga saja cepat diperbaiki. Masa baru diresmikan pertengahan April, jembatan ini sudah rusak,” ungkapnya.

Selain bagian landasan tanjakan jembatan yang menurun, pagar di sisi jembatan juga mengalami patah. Yang diperkirakannya patah akibat amblesnya oprit jembatan tersebut.

“Mungkin gara-gara ikut amblas juga,” tukasnya.

Penulis : Hamdani

Baca Artikel Lainnya

Leave a Comment