Emak-Emak Sein Kiri Belok Kanan Makin Meresahkan

by baritopost.co.id
0 comment 4 minutes read

….Sore itu saya melintas di kawasan HKSN menuju AMD Banjarmasin Utara. Seperti biasa arus lalu lintas di pemukiman padat penduduk ini, sangat ramai terutama didominasi pengendara emak-emak. Dari sekian banyak kaum berjuluk “Penguasa Jalanan” ini, batin saya diuji seorang emak-emak yang membonceng putri kecilnya, keduanya tidak mengenakan helm.

Mengenakan daster dan jilbab lebar, pengendara wanita berusia hampir sekitar 40 tahunan ini dengan cueknya terus memacu motor maticnya dengan kondisi lampu sein kiri terus menyala, namun dari bahasa tubuhnya, wanita ini tengah mengarahkan motornya ke tengah jalan dan diperkirakan menuju belokan kanan di perempatan sampah HKSN.

Dengan maksud mengingatkan yang bersangkutan, sayapun memencet klakson mobil berkali-kali dengan tujuan agar si emak-emak ini membetulkan tombol seinnya dan segera sadar untuk memencet ke kanan.

Baca Juga: Wali Kota Inginkan Segera Jalan Pasar Lama Laut Berfungsi Normal

Namun tak disangka, dengan mukanya yang (maaf) antagonis, mulutnya yang khas emak-emak ghibah, mulai mengomel dan menoleh ke belakang penuh amarah ke arah saya karena tak terima diklakson, yang padahal maksud sebenarnya untuk keselamatan diri dia sendiri dan putri yang diboncengnya.  Dan benar, motor yang dikendarainya memang berbelok ke kanan tetap dengan lampu sein kirinya yang masih menyala.

Amarah si wanita ini masih tak berhenti, sayapun yang seharusnya belok ke kiri ke Kompleks AMD, penasaran untuk terus mengikuti emak-emak ini ke arah tembus Jalan Perdagangan tersebut. Saat saya sudah mendekati sisi kiri motor wanita ini, sayapun membuka kaca jendela mobil saya sambil terus menatap penuh senyum ke arah wanita ini yang saat itu masih ngoceh ke arah saya. Dicaci maki seperti itu saya hanya berucap dengan tegas ke wanita ini, uyy cil…lampu reheteng (sein) pian banyala tarus ke kiwa (kiri)…!!!.

Sambil menoleh ke spidometer motornya, barulah wanita ini seperti tersadar. Dengan penuh malu usai mematikan lampu seinnya, dia makin ngebut berlalu dari samping mobil saya dan menghilang di tikungan………

Mengutip istilah anak muda sekarang, saya mungkin sebegitu effortnya mengejar emak-emak ini hanya untuk sekedar masalah lampu sein belaka. Tapi sebagai sesama pengguna jalan, upaya saya tadi adalah kewajiban yang sama dengan pengguna jalan lainnya agar menomersatukan keselamatan berkendara dan mengingatkan nang tasalah.     

Tanpa bermaksud mendiskreditkan gender, tulisan ini dibuat tak lebih demi keselamatan jiwa manusia saat berkendara. Nyawa seperti tak ada harganya jika mindset emak-emak berpikir nggak apa-apa bawa motor tanpa SIM dan memakai helm, toh ‘cuma dekat aja sama rumah’, sementara perilaku mereka seegois yang saya alami di atas. Ini hanya secuil contoh dari betapa masifnya jumlah angka kecelakaan lalu lintas (lakalantas) akibat perilaku ‘emak-emak penguasa jalanan’ ini.

Melansir data Kemenhub Tahun 2022 yang merekam angka lakalantas tercatat sebanyak 137.851 kasus, 74 persen di antaranya adalah laka roda dua, dan 61 persen kecelakaan tersebut diakibatkan kelalaian manusia yang didominasi aksi “sein kiri belok kanan” dengan rentang usia wanita pengendara tersebut antara 15-50 tahun.

Terlebih lagi selaras dengan artikel Dailymail berjudul “It’s official!, women riders and drivers are more dangerous behind the wheel, scientist discover”, ya artikel ini benar adanya. Meski kebenaran mitos gaya ibu-ibu berkendara seperti itu, tidak mempengaruhi fakta keselamatan berkendara, tetap saja hal itu menjadi tanggung jawab kita bersama, tetap waspada dan awas saat berkendara.

Baca Juga: Posting Berita Hoax Beras Beracun, Warga Tanah Bumbu Kena UU ITE

Menurut Safety Riding Astra Motor Mr Wanny, kita sebagai pengguna jalan harus memaklumi dan penuh kesabaran jika menghadapi “emak-emak penguasa jalanan” ini. “Sebab setting otak kiri wanita adalah multitasking, yang membuat mereka setiap berkendara selalu memikirkan hal-hal lain, sehingga dipastikan lagi konsentrasi mereka berkendara tidak bisa 100 persen,” jelasnya.

Lalu bagaimana tipsnya jika menghadapi emak-emak seperti ini?. “Kita harus jaga jarak aman dengan emak-emak seperti ini, jarak aman dengan motor emak-emak tersebut sekitar 3-4 detik atau lebih dari jarak kendaraan yang kita kendarai,” sarannya.

Dan jangan lupa, lanjutnya, tetap terapkan rumus 4T menjelang persimpangan jalan, Tunggu sejenak, Tengok kiri, Tengok kanan, dan Tengok kiri sekali lagi untuk memastikan arah jalanan yang aman.

Semoga saja tulisan ini bermanfaat bagi kaum emak-emak dan remaja putri tentunya, agar tetap selamat saat berkendara, buang jauh-jauh sifat egois, karena jika mengutip pesan om Indro Warkop, “kita bukanlah pengguna jalan ekslusif, semua setara mempunyai hak yang sama di jalan raya”.*****

 

Penulis:

HM Arief Husaini

Kabid Mobility

Head of Safety Riding & Driving Division

Ikatan Motor Indonesia Kalsel

 

Baca Artikel Lainnya

Leave a Comment