Harga Minyak Fluktuatif, Seiring Perang Palestina-Israel

by adm
0 comment 2 minutes read
Serangan udara menghancurkan bangunan dalam perang Palestina-Israel (foto:istimewa)

Jakarta, BARITOPOST.CO.ID – Seiring konflik terjadi di Timur Tengah (Perang Palestina-Israel). Saham energi mengalami kenaikan tajam. Dampaknya pasokan minyak mentah akibat konflik membuat harga komoditas terancam melambung tinggi. 

Meski investor, diminta lebih berhati-hati dalam memanfaatkan momentum lonjakan harga minyak. Penyebabnya, pergerakan harga komoditas seperti minyak disebut sangat fluktuatif.

Baca Juga: BREAKING NEWS! Dinihari, Api Amuk Kawasan Batu Benawa Banjarmasin

“Lonjakan harga suatu kelas aset secara tiba-tiba, dalam hal ini komoditas, biasanya diikuti dengan penurunan tajam dalam waktu yang relatif singkat,” kata analis Mirae Asset Sekuritas Robertus Hardy, seperti dilansir republika.co.id Selasa (10/10/2023).

Robertus mencontohkan pergerakan harga minyak yang terjadi saat konflik Rusia dan Ukraina. Ketika Rusia memulai agresi militernya terhadap Ukraina pada akhir Februari 2022, harga minyak mentah WTI sempat melonjak 36 persen menjadi 125 dolar AS per barel hanya dalam waktu tujuh hari perdagangan.

Namun, harga minyak dengan cepat turun kembali ke 95 dolar AS per barel dalam lima hari perdagangan berikutnya. Secara bertahap harga minyak memang naik lagi menjadi 122 dolar AS per barel dalam sembilan minggu berikutnya.

Baca Juga: Kepala Desa Aluan Jadi Korban Pemukulan, Ketua APDESI HST Beri Tanggapan

Kenaikan tersebut, lebih disebabkan oleh kedua negara merupakan produsen utama beberapa komoditas utama, termasuk minyak dan gas, yang proses distribusinya terganggu pada saat itu. Meski demikian, perlambatan ekonomi global menyebabkan harga minyak anjlok hingga 66 dolar AS barel dalam waktu delapan bulan setelahnya.

Menurut Robertus, fluktuasi harga minyak juga berpotensi terjadi pada konflik Timur Tengah kali ini. “Sebagai respons terhadap lonjakan harga minyak mentah menyusul agresi militer Hamas di Israel, kami mendesak investor untuk berhati-hati dalam memanfaatkan momentum,” kata Robertus.

Baca Juga: Tips Menabung Anak di Tabungan Simpel IB Bank Kalsel

Untuk diketahui, pergerakan harga komoditas dipengaruhi oleh fundamentalnya masing-masing. Dalam kasus minyak mentah, konflik geopolitik dapat mengganggu distribusi jika terjadi di wilayah dengan kapasitas produksi yang signifikan, seperti Rusia misalnya, sedangkan wilayah Israel dan Hamas bukanlah produsen minyak mentah utama secara global.

Sementara terkait komoditas seperti emas, pergerakan harga lebih dipengaruhi oleh prospek dolar AS yang diperkirakan akan menguat pada masa depan akibat kebijakan hawkish dari Federal Reserve. (*)

Follow Google News Barito Post dan Ikuti Beritanya

Baca Artikel Lainnya

Leave a Comment