Dr. H. Abdul Halim Shahab, SH, MH. Meraih Doktor dan Mengajar Pascasarjana

by baritopost.co.id
0 comment 3 minutes read

Banjarmasin, BARITOPOST.CO.ID – ABDUL Halim Shahab, yang dulu bekerja serabutan bahkan sempat menjadi pesuruh, penarik becak dan penjaga malam, Selasa, 20 Agustus 2019, resmi memimpin Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Sultan Adam  (STIHSA) Banjarmasin.

Halim yang telah menjalani profesi advokat/pengacara selama kurang lebih 32 tahun kini semakin mantap memperluas pengabdiannya, yakni menekuni dunia pendidikan.

Bagaimana awal mula Halim terjun menjadi dosen dan kini dipercaya menjadi Ketua STIHSA Banjarmasin?

Kepada Barito Post, Halim menuturkan bahwa sebenarnya dirinya tidak asing dengan dunia pendidikan.
“Karena saya telah menjalani kuliah sejak S1 hingga S3, jadi sudah terbiasa dengan dunia pendidikan. Dan, sebelum mencapai gelar doktor saya sudah terlibat dalam proses belajar mengajar,” ujarnya, Senin (19/8).

Sedangkan awal mula menjadi dosen , Halim malah mendapatkan kesempatan mengajar di perguruan tinggi nonhukum. Ceritanya, pada tahun 2013, rekannya yang merupakan seorang dokter spesialis meminta Halim mengajar di Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Lambung Mangkurat.
Halim diminta memberikan mata kuliah bidang hukum yang ada sangkut pautnya dengan kedokteran. Dan, setelah itu diusulkan menjadi dosen luar biasa. Dia pun mengantongi SK dosen luar biasa yang ditandatangani Dekan FK ULM saat itu,  Prof. Dr. dr. Ruslan Muhyi.

Pada tahun 2014, Halim mengirimkan surat ke STIHSA untuk bergabung sebagai dosen. Tahun 2015, terbit SK Halim sebagai dosen program S1 yang ditandatangani Ketua Yayasan Sultan Adam, H Riduan Syahrani SH. “Namun, karena sambil kuliah S3 di Uiversitas Airlangga saya tidak mengajar lagi,’’ tutur Halim, yang ketika masuk S1 FH ULM melalui jalur PMDK (penelusuran minat dan kemampuan), kini SNMPTN.

Karena beberapa alasan pulalah, Halim tidak dapat sepenuhnya mengajar di FK ULM. Meski beberapa tahun kemudian, yaitu tahun 2017, Halim kembali mendapat SK menjadi dosen dari Dekan FK ULM Prof. Dr. dr. Zairin, namun dia mengaku belum dapat mengajar secara intensif.

Selain itu, Halim juga tetap memberikan penyuluhan hukum kepada guru-guru. ‘’Saya berkeliling ke beberapa wilayah di Kalsel,” jelas pengurus LKBH Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kalsel itu.

Sekitar Oktober 2011, Halim mendapat kesempatan untuk ikut tes program doktor [S3] di Unairdan berhasil lulus tes. Tahun 2012, Halim mulai aktif kuliah di Unair sehingga dirinya harus bolak balik Banjarmasin-Surabaya bersama dengan kawan kawan yang lain, di antaranya Kombes Pol. Dr. Didik, SH,MH, [sekarang Kepala SPN Banjarbaru].

Karena bolak-balik Kalsel-Jatim, menangani perkara-perkara, mendampingi klien dan kuliah, Halim baru bisa menjalani sidang tertutup doktor tahun 2017. Awal Januari 2018 dia lulus sidang terbuka dan mendapat gelar Doktor Bidang Hukum.

Setelah itu, Halim mendapat tawaran mengajar program S2 di STIHSA. Halim resmi mengajar kembali di STIHSA setelah memiliki SK sebagai dosen program pascasarjana Magister Hukum. Namun, dia pun masih mengajar di program sarjana atau S1 di STIHSA.

“Saya merasa,  ternyata jadi dosen itu punya sensasi tersendiri. Senang rasanya dan saya berpikir, inilah salah satu bekal untuk kehidupan di akhirat. Maka lambat laun saya semakin mencintai dunia pendidikan,” urai penerima penghargaan “Alumni Terinspiratif” dari FH Universitas Lambung Mangkurat pada tahun 2015 itu.

Menurut dia, banyak tantangan ketika mengajar di STIHSA. Halim harus membuka buku lagi dan belajar materi dan ilmu yang sempat tertinggal untuk didalami.
Tantangan lainnya, menurut dia, mahasiswa STIHSA bervariasi. Ada yang mahasiswa murni, ada yang profesional, aparatur sipil negara, TNI/Polri, jaksa, hakim, anggota legislatif dan kalangan swasta.

Halim mengaku mendapat banyak teman dan mendapat kebahagiaan tersendiri. “Ternyata menjadi dosen itu menyenangkan,” cetusnya sembari mengaku tidak mengalami kendala dalam hal waktu.

Dia juga menerapkan prinsip tepat waktu dalam mengajar maupun mengakhiri perkuliahan.
Semua gelar akademis sudah diraih Halim. Apakah ada keinginan untuk menjadi seorang guru besar atau profesor?

“Jika diizinkan oleh Allah SWT mengapa tidak?  Dalam dunia pendidikan, itu merupakan  sebuah anugerah yang luar biasa. Profesor itu sebuah penghargaan dunia akademik terhadap seorang dosen,” beber Halim.

Prestasi yang telah dicapai Abdul Halim Shahab tentu membanggakan orangtua dan keluarganya. ” Kedua orangtua saya sudah meninggal dunia. Tetapi, sebelum meninggal, Mama bangga karena nama beliau disebut-sebut sewaktu saya sidang terbuka doktor. Mama saat itu sedang sakit, tidak bisa ikut ke Surabaya. Sehingga keluarga yang menyampaikan. Beliau merasa senang dan berbahagia. Insya Allah kedua orangtua saya pada saat ini berbahagia di alam kubur melihat perjuangan anaknya,” demikian doanya.

tya

Baca Artikel Lainnya

Leave a Comment