Cerita Suka Duka 6 Personil Polda Kalsel Jalankan Misi Perdamaian di Afrika Tengah

by baritopost.co.id
0 comment 3 minutes read

Banjarmasin,BARITO – WAJAH wajah lega dan bangga terpancar dari enam anggota Polri di Polres Jajaran Polda Kalsel ini. Mengenakan seragam abu-abu muda, baret biru dan sepatu coklat khas pasukan perdamaian Iptu Andi Kohar, Ipda Sardi Abdul Karim, Aipda Imam Syafi’i, Aipda Irawan Yudha Pratama, Aipda Eko Budi Nuryanto dan Bripka Zelly Indra Cokki Sutrabon Tobing dengan langkah tegap berjalan di halaman Mapolda Kalsel untuk melaporkan kepulangan mereka ke tanah air.   Lebih dari satu tahun mereka menjalankan tugas dalam misi perdamaian dan stabilisasi keamanan di Afrika Tengah,
Setelah selama 26 jam terbang disertai dua kali transit mereka kembali menjejakkan kaki di Tanah Air pada Minggu (12/9/2021) .

Meski, dua di antaranya yaitu Ipda Sardi dan Aipda Yudha harus kembali lebih akhir yaitu di Bulan Oktober 2021 karena berperan sebagai mentor bagi personel kontingen pengganti yang melanjutkan tugas mereka.

Ditemui wartawan usai sholat Dzuhur mereka pun menceritakan suka duka dan tantangan sewaktu bertugas jauh dari tanah air Senin (25/10/2021).
Tentu saja bahagia serta kebanggan bagi mereka mereka yang tergabung dalam Formed Police Unit (FPU) Kontingen Indonesia pada misi yang dilaksanakan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Republik Afrika Tengah itu . Sebab dapat menyelesaikan tugas dengan baik dan tentunya selamat sampai kembali ke Tanah Air.
Misi yang diemban yaitu United Nation Multidimensional Integrated Stabilization Mission in the Central African Republic (MINUSCA).
“Sangat senang sekali, lega dan bersyukur tentunya sudah kembali ke Tanah Air,” kata Iptu Andi
Utamanya bisa berjumpa dengan keluarga dan kerabat terdekat akhirnya terobati setelah misi berakhir dn kembali ke tanah air .

Ipda Sardi dan Aipa Yudha misalnya mengungkapkan, setelah menjalani tugas di negara konflik seperti Republik Afrika Tengah, rasa bersyukur karena lahir dan hidup sebagai Warga Negara Indonesia sangat dirasakan.

“Bagaimanapun di Indonesia, jauh lebih sulit di sana. Jauh sekali perbandingannya. Untuk mendapatkan air bersih saja warga di sana kesulitan dan harus mengandalkan pembagian air dari kontingen-kontingen FPU,” terang keduanya.

Belum lagi kondisi geopolitik di sana yang membuat negara tersebut dikategorikan sebagai zona merah dari segi keamanan.

Selama satu tahun bertugas di Republik Afrika Tengah yang tensi keamanannya memanas akibat konflik sara dan politik, FPU Kontingen Indonesia sempat mengalami dua konflik bersenjata yang intens dengan kelompok separatis di negara tersebut.

Kontak senjata yang intens dengan kelompok separatis yang disebut Seleka dan Anti Balaka itu terjadi pada Bulan Januari dan Maret Tahun 2021.

“Kontak senjata itu berlangsung lama dari subuh sampai malam hari. Setelahnya diberlakukan jam malam dan tidak boleh ada aktivitas warga sipil sama sekali. Penerbangan pun hanya penerbangan militer yang dibolehkan. Jadi suasana sangat tegang waktu itu,” kata IPTU Andi.

Meski bersyukur tak ada Anggota FPU Kontingen Indonesia yang gugur, namun sejumlah Anggota FPU dari kontingen negara lainnya kata dia ada yang menjadi korban dari kontak senjata tersebut.

Menurut Iptu Andi, menjadi kebanggaan pula bagi FPU Kontingen Indonesia karena selama menjalankan misi tersebut, rekanannya sesama Anggota Polri di Polres Jajaran Polda Kalsel yang berpangkat bintara seluruhnya mendapatkan pangkat tituler sebagai perwira karena jabatan dan tugasnya selama misi tersebut.

“Ini sangat membanggakan, karena tidak semua anggota FPU Kontingen yang mendapatkan pangkat tituler demikian,” pungkas Iptu Andi.

Penulis /Editor Mercurius

Baca Artikel Lainnya

Leave a Comment