Banjarmasin, BARITO – Antung Riduan, musisi Banua atau akrab disapa Antung atau Duan, ‘memutuskan terjun ke dunia politik. Sebagai pendatang baru, ia memilih berkiprah di Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Mengawali karier bermusiknya sejak tahun 2001, berawal dari lomba dan berbagai panggung festival yang diikuti Antung eksis menekuni dunia entertaintment hingga saat ini.
Bahkan Antung bersama band-nya, The Moses sempat merilis single Cinta Ini Untukmu secara nasional tahun 2018 yang lalu.
Belakangan selain aktif memposting kegiatan bermusiknya melalui akun Instagram nya @antungriduan, mendukung berbagai kebijakan pemerintah serta aktif menangkal berbagai serangan hoax kepada Presiden Jokowi ataupun tindakan intoleransi.
Namun ada yang menarik dari pria kelahiran Banjarmasin 11 April 1988 lalu itu akhir-akhir ini. Selain tetap aktif menyanyi, terlihat juga Antung terlibat dengan beberapa kegiatan sosial, khususnya pada saat bencana Banjir yang melanda Kalimantan Selatan baru baru .Diam diam penyanyi top Banua yang model rambut nya sekarang ditata ala Mohawk itu terlibat secara aktif dalam politik. Antung tercatat sebagai Pengurus Dewan Pimpinan Wilayah Partai Solidaritas Indonesia Kalimantan Selatan.
Tidak tanggung-tanggung, dalam kepengurusan Partai yang digawangi oleh anak-anak muda tersebut Antung dipercaya sebagai Ketua Biro Penggalangan Relawan dan Partisipasi Publik, sebuah biro yang bertanggung jawab untuk menggalang keterlibatan publik dalam kegiatan politik Partai Solidaritas Indonesia Kalimantan Selatan. Tentunya kepercayaan ini diberikan bukan tanpa alasan, kemampuannya dalam berkomunikasi merupakan modal yang dimilikinya dalam melaksanakan tugasnya sebagai ketua Biro.
Kepada Barito Post, suami dari Putri Maulida yang akrab disapa Pumpum dan bukan kebetulan ternyata juga penyanyi itu , membeberkan alasannya terjun ke dunia politik dan memilih bersandar pada partai besutan Grace Natalie yang saat ini dikomando Giring”Nidji” itu
Menurut Antung dengan berpolitik ia dapat memperjuangkan nasib orang banyak. Kebijakan yang berkaitan dengan masyarakat selalu berkaitan dengan politik, “Artinya jika ia ingin mewujudkan menegakkan kepentingan orang banyak, maka harus masuk kedalam politik itu sendiri.’jelasnya kepada Barito Post, Senin (15/2/2021)
Ayah satu anak ini optimis jika orang-orang bersih harus masuk kedalam politik bisa merubah stigma politik yang selama ini dipandang buruk oleh masyarakat.
Lantas kenapa PSI , partai yang tergolong baru menjadi pilihannya ? Padahal, dengan track record dan jaringan pertemanan yang dimilikinya, bukan mustahil bagi Antung masuk ke partai-partai besar yang lain. Menurut Antung, ada dua hal yang membuatnya lebih tertarik kepada PSI dibandingkan partai lain.
Pertama, PSI merupakan partai yang digawangi oleh anak-anak muda, dan ini menurutnya adalah bukti bahwa PSI benar-benar memahami apa yang dibutuhkan oleh anak muda pada saat ini.
Antung menganalogikan soal Bonus Demografi yang akan dialami Indonesia 10 Tahun kedepan, dimana jumlah penduduk usia produktif mencapai 60% dari penduduk Indonesia.” Nah jika kebijakan tidak berpihak dan memberikan peluang kepada anak muda untuk berkembang, maka bonus demografi, akan berdampak buruk bagi Indonesia” sebutnya
Yang kedua, DNA Partai Solidaritas Indonesia yaitu Anti Korupsi dan Anti Intoleransi sambung Antung sangat sesuai dan cocok dengan dirinya.
Menurutnya, kedua DNA PSI tersebut merupakan sebuah panduan yang tepat untuk menjaga idealismenya dalam berpolitik. Ia menambahkan, begitu banyak partai yang menyatakan hal yang sama namun pada praktiknya mereka tetap saja memberikan kesempatan kepada mantan napi koruptor untuk menjadi calon legislatif pada pemilu 2019 yang lalu.
Selain itu, maraknya tindakan intoleransi yang terjadi belakangan ini juga menurut Antung merupakan kegagalan partai-partai lain. Hingga saat ini, Antung menambahkan, PSI selalu konsisten menyuarakan isu-isu anti korupsi dan anti toleransi, meskipun selalu mendapatkan cemooh dari berbagai kalangan. Namun hal ini malah membuatnya semakin yakin dan mantap memilih PSI.
“Akan selalu ada penolakan ketika kita menyampaikan dan melakukan hal yang benar” pungkas pria yang anti intoleransi ini
Editor : Mercurius