Ombudsman: Pasokan Vaksin ke Perbatasan Kalsel Minim

by baritopost.co.id
2 comments 2 minutes read

Banjarmasin, BARITO- Ombudsman RI Perwakilan Kalimantan Selatan melihat animo masyarakat di daerah perbatasan untuk mengikuti vaksinasi Covid-19 sangat besar. Namun, pasokan vaksin ke daerah mereka sangat minim.

Temuan tersebut diperoleh Ombudsman RI Perwakilan Kalimantan Selatan saat melakukan kunjungan pemantauan pelayanan publik ke daerah perbatasan Kalimantan Selatan dengan Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah, belum lama ini.

“Kami ingin melihat sejauh mana perhatian pemerintah terhadap daerah-daerah perbatasan, yang berada di wilayah 3T (Terluar, Terdepan, Tertinggal),” kata Kepala Ombudsman RI Perwakilan Selatan, Hadi Rahman, kepada wartawan di Banjarmasin, kemarin.

Sebagai lembaga negara pengawas pelayanan publik, imbuh dia, Ombudsman RI mendukung penuh upaya pemerintah dalam rangka menekan penyebaran Covid-19, termasuk pelayanan vaksinasi.

Dari diskusi dengan berbagai elemen masyarakat di perbatasan, Hadi menilai, animo masyarakat sangat tinggi untuk mengikuti vaksinasi Covid-19. Namun karena minimnya ketersediaan vaksin, masih banyak masyarakat perbatasan yang belum divaksin.

Ombudsman Kalsel pun meminta pemerintah pusat mempercepat distribusi vaksin sehingga bisa disebar ke seluruh daerah di Kalsel, terutama daerah-daerah yang berbatasan langsung dengan provinsi tetangga.

“Program vaksinasi jangan hanya terfokus pada wilayah perkotaan. Karena tidak sedikit warga desa yang terkonfirmasi Covid-19. Oleh karena itu, percepatan vaksinasi juga harus menyentuh hingga ke desa-desa yang berada di perbatasan,” katanya.

Selain itu, sambung Hadi, dalam rangka percepatan, pemerintah perlu terus memanfaatkan berbagai fasilitas pelayanan kesehatan yang ada untuk pelaksanaan vaksinasi, seperti puskesmas, puskesmas pembantu (pustu) dan klinik. ‘’Jadi tidak hanya melalui kegiatan-kegiatan kolaboratif,’’ ujarnya.

Hadi mengatakan, selain memantau pelaksanaan vaksinasi, kunjungan Ombudsman Kalsel ke daerah-daerah perbatasan ini demi memastikan pelayanan publik tetap berjalan sebagaimana mestinya.

“Jangan sampai daerah-daerah perbatasan ini, tidak tersentuh perhatian oleh pemerintah paerah atau pusat, baik dari sisi infrastruktur, pendidikan, adminduk hingga kesehatan,” demikian Hadi.

Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Kalsel Muhammad Muslim mengakui, jumlah pasokan vaksin Covid-19 untuk Kalsel masih kurang dibanding dengan kebutuhan.

Menurut dia, dalam seminggu keperluan vaksin Covid-19 di Kalsel minimal 126 ribu dosis. Namun, yang datang biasanya berkisar antara 34.500 hingga 40.000 dosis.

“Masih tak sebanding dengan kebutuhan Kalsel. Mungkin lebih diutamakan daerah dengan kondisi penularan tinggi di Jawa dan Bali,” ujarnya, yang dikutip dari banjarmasin.tribunnews.com.

Adapun penerima vaksinasi Covid-19 di Kalsel, paling tinggi kelompok petugas kesehatan dengan capaian 100 persen. Kelompok petugas publik sudah 94,52 persen.

Menurut Muslim, capaian rendah ada di kelompok lansia dan remaja. “Lansia dan remaja masih rendah. Kelompok lansia masih 18,98 persen, sedangkan remaja baru 815 orang yang tervaksin atau 0,20 persen,” terang Muslim.

Akhir Juli lalu, Kalsel kembali mendapat pasokan vaksin Covid-19. Pasokan ini membuat stok vaksin Covid-19 Kalsel naik menjadi 66.083 dosis dari sebelumnya 35.509 dosis.

Muslim gembira dengan adanya informasin bahawa pada Agustus ini Kalsel akan lebih banyak menerima pasokan vaksin dari pusat.

‘’Dengan adanya tambahan vaksin maka percepatan vaksinasi Covid-19 bisa kita lakukan,’’ katanya.

 

Penulis: Afdian R
Editor : Dadang Yulistya

Baca Artikel Lainnya

2 comments

Erwin marpono Senin, 30 Agustus 2021, 18:09 - 18:09

Sy uda daftar di bulan juli 2021 sampai saat ini blm mendapat pangilan di puskesmas landasan ulin

Reply
Erwin marpono Senin, 30 Agustus 2021, 18:12 - 18:12

Vaksin covid 19 yg pertama aja uda 2 bulan mendaftar. blm mendapat pangilan

Reply

Tinggalkan komentar