KTB Sie Andai Andalkan Solidaritas dan Kegotongroyongan

by baritopost.co.id
0 comment 3 minutes read

Banjarmasin, BARITO – Pemerintah Kota Banjarmasin menargetkan adanya   Kampung Tangguh Banua (KTB) Covid-19 yang tersebar di setiap lima kecamatan. Program yang digagas Wali Kota Banjarmasin H Ibnu Sina itu salah satu upaya pencegahan penyebaran virus Corona yang berbasis kampung dengan mengandalkan solidaritas dan kegotongroyongan warga di tingkat kelurahan hingga RT dan RW.

Salah satu contoh Kampung Tangguh yang baru saja dicek  di RT 69 Kelurahan Sungai Andai, Kecamatan Banjarmasin Utara. Kampung ini menerapkan protokoler Pembatasan Sosial Berskala Kecil (PSBK) bagi setiap warga yang keluar masuk kampung di kawasan Gang Jeruk Purut, Daun Salam serta Ar Rahman maupun Gang Cengkeh.

Di gerbang masuk kampung depan Jalan Masjid Ar Raudah, didirikan posko pengecekan yang dijaga warga setempat. Setiap tamu atau pendatang yang masuk diukur suhu tubuhnya, wajib mencuci tangan dan hanya boleh pada siang sampai sore hari. Aparat setempat mengawasi apabila ada yang suhu panasnya tinggi bersama tim kesehatan relawan.

Bagi tamu atau pendatang tanpa identitas mereka tetap akan menjalankan prosedur protokol kesehatan yang sama. Namun, mereka diarahkan untuk putar balik dan kembali tidak bisa datang ke alamat yang dituju.

Untuk mekenisme pendistribusian sembako warga terdampak, sembako dihimpun dari bantuan-bantuan warga yang dikumpulkan secara sukarela. Bantuan dilakukan beberapa kali, selanjutnya warga sendiri yang dating mengantarkan bantuan itu ke posko.

Untuk mekenisme penanganan orang sakit, warga yang melapor dilakukan pengecekan suhu tubuh dan mencuci tangan dengan hand sanitizer. Petugas dari Unit Reaksi Cepat (URC) Kampung Tangguh Banua mendatangi rumah warga yang sakit. Setelah dilakukan diagnosa awal, petugas lalu membawa pasien ke rumah sakit dengan ambulan.

Ketua RT 69 Fahrudin mengatakan, pihaknya menerapkan PSBK ini sudah sejak 1 Juni 2020 tadi. “Alhamdulillah berjalan lancar jadi sejak awal kami mengadakan sosialisasi kepada warga untuk sesuai peran dan protokol kesehatan,”sebut pria berambut gondrong ini.

Dia mengklaim Kampung Tangguh Sie Andai ini boleh dikatakan sebenarnya pertama, namun belum diresmikan oleh wali Kota maupun gubernur Kalsel.padahal persiapannya cukup lama.”Kita sangat apresiasi kesadaran warga di sini sangat tinggi, bisa dilihat bagaimana situasi di sini ramai sekali guna menyambut tamu walaupun dalam kondisi hujan,”terangnya.

Hal ini menandakan warga inginkan adanya penenang pencegahan Covid-19 diawali dari tingkat RT agar bisa mengedukasi warganya sendiri.  Fasilitasnya PSBK itu dilengkapi dengan pemeriksaan suhu tubuh, cuci tangan ada dapur umum juga. “Nanti di situ disiapkan rumah karantina dengan maksud Apabila ada warga RT sekitar yang terkena mungkin positif tapi tidak,”beber Fahrudin.

Hal ini dilakukan guna melaksanakan perintah dari Kapolri dan Kapolda bahwa Kampung Tangguh Banua ini didirikan di beberapa Kecamatan di Kota Banjarmasin. “Jadi ini akan kita galakkan akan percontohan untuk RT lainnya sehingga bisa mencontoh keberadaan kampung tersebut,”harapnya.

Dia menyatakan, keluarganya maupun  semua relawan-relawan telah mendukung untuk terbentuknya Kampung Tangguh Banua ini. Bahkan untuk penjagaan dilakukan ada yang di sebagian blok atau gang bisa sampai tiga ship maupun empat ship sehari dalam semalam.

“Ada yang jaga dari pagi mulai dari pukul 07.00 Wita sampai pukul 12.00 Wita. Kemudian dilanutkan sampai  senja, lalu disambung  sampai tengah malam.  Warga yang ada di sini diharuskan pakai masker mengikuti protokol kesehatan saat berjaga,”tandas Fahrudin didampingi relawan lainnya.

Pihaknya juga tak pernah bosan untuk mengimbau jaga jarak bila pergi ke pasar. Selalu jaga kebersihan seperti cuci tangan pakai air mengalir.  Alhamdulillah dukungan relawan-relawan BPK juga ada penyemprotan dengan desinfektan seminggu sekali,”ungkapnya.

Fahrudin menambahkan, pihaknya juga selalu menerima arahan dari Babinsa dan Kelurahan serta Bhabinkamtibmas setempat.  Kemudian pihak anggota BPK itu juga dikhususkan untuk yang sementara, misalnya ada yang sakit di sini dari relawan BPK Jeruk Purut. Sedangkan  yang menangani yang sakit BPK satunya. “Jadi kami relawan di sini bersatu menjaga PSBK, sementara warga juga dibuatkan kartu nama penduduk setempat dan ada stiker 69 maka sudah dapat diketahui adalah warga sekitar,”ujarnya.

Penulis : Arsuma
Editor  :Mercurius

Baca Artikel Lainnya

Leave a Comment