Pemko Tak Serius Tangani Sampah Plastik, Wajar Bila Tercemar Mikroplastik

by baritopost.co.id
0 comment 2 minutes read

Banjarmasin, BARITO – Pengamat lingkungan di Kota Banjarmasin, Hamdi, angkat bicara mengenai cemaran mikroplastik yang mengkontaminasi Sungai Martapura.

Meskipun data riset Tim Ekapedisi Sungai Nusantara (ESN) yang berkolaborasi dengan Perkumpulan Telapak Badan Teritori Kalimantan Selatan, menemukan fakta dua sungai besar seperti Sungai Barito dan Sungai Martapura tercemar mikroplastik. Belum terkonfirmasi kapan riset tersebut dilaksanakan.

Namun, kata Hamdi sampah plastik di sungai Martapura maupun sungai lainnya keberadaaannya tidak bisa didustakan. Setiap hari berbagai macam sampah plastik dapat menjadi pemandangan di sungai dan bahkan di daratan.

Soal hasil riset ESN itu, Hamdi tentu tak heran karena fakta yang dilihat memamg sampah plastik mencemari sungai, jadi mikroplastik tak jauh dari itu.

“Masuk akal, karena memang faktanya banyak sekali sampah plastik yang ada di sungai,” ucap mantan Kepala Badan Lingkungan Hidup Kota Banjarmasin ini, Rabu (7/9).

Masih sering ditemuinya sampah plastik juga bagian ketidakseriusannya pemerintah dalam melakuka penekanan sampah plastik di lingkungan masyarakat.

Kemudian juga terkait pelarangan kantong plastik yang menyasar toko modern dan ritel. Sampai ini juga belum diseriusi menyasar pada pasar-pasar tradisional. Meskipun sempat dicanangkan di pasar Teluk Dalam, Pandu dan Pekauman.

Tapi nyatanya tidak berjalan, karena tidak punya konsep. Padahal sudah di backup oleh Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik. Tapi sepertinya Pemko tidak bergairah untuk itu.

“Maaf saja, penekanan sampah plastik tidak ada keseriusan pemerintah, seperti tidak bergairah. Coba saja lihat ke pasar-pasar yang katanya jadi percontohan. Nyatanya tetap saja transaksi masih menggunakan kantong plastik. Artinya memang tidak ada keseriusan, sehingga tidak punya konsep yang jelas seperti apa,” tegasnya.

Ia mengaku, telah memberikan masukan kepada Pemko Banjarmasin untuk menangani persoalan sampah plastik di pasar tradisional.

“Satu pasar saja. Tapi fokus dan dengan konsep yang jelas. Mulai dari sosialisasi, caranya dan uji coba. Lalu langkah-langkah sebelumnya mengidentifikasi mana bak basah dan kelontongan. Ini sebenarnya warning bagi Pemko sebagai pemangku kebijakan,” pungkasnya.

Meski demikian, Ia juga mengharapkan peran dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah lain dalam penanganan sungai yang tercemar mikroplastik itu.

“Secara nasional juga harus ada program untuk mengurangi kemasan-kemasan dari plastik. Artinya ada upaya dari hulu nya dan tanggung jawab produsen yang menggunakan kantong plastik terhadap sampah nya. Seperti produk Unilever, Indofood, Wings dan lain-lain,” harapnya.

“Jadi penanganannya harus menyeluruh (secara holistik). Kemudian penanganannya tidak parsial dan hanya satu atau dua Pemerintah daerah saja. Apalagi kalau cuma Banjarmasin semakin tidak bermakna,” tutupnya.

Penulis : Hamdani

Baca Artikel Lainnya

Leave a Comment