Lansia tak Capai Target, Vaksin Diduga Diselewengkan ke BUMN

by baritopost.co.id
0 comment 2 minutes read

Puluhan Nakes ‘Berguguran’

Banjarmasin, BARITO – Di saat masyarakat khususnya kalangan lansia yang masih banyak belum mendapatkan vaksinasi guna menangkal ancaman Covid-19, dikarenakan ribetnya birokrasi dan kurangnya informasi dari pihak berwenang, kabar tak sedap muncul ke permukaan tentang adanya dugaan penyelewengan vaksin yang bukan peruntukan skala prioritas, atau tepatnya ‘salah sasaran’ ke pegawai beberapa BUMN dan perbankan.

Informasi yang beredar luas dan membuat kecemburuan sosial ini, khususnya dari kalangan masyarakat usia di bawah 60 tahun yang sangat berharap mendapatkan vaksin, menyebutkan kalau disinyalir secara diam-diam vaksinasi diberikan kepada pegawai BUMN dan pegawai salah satu bank, di dua puskesmas terpencil yang berada di dua kawasan kecamatan di kota Banjarmasin. Otomatis, pegawai-pegawai ini berada di usia produktif, yang sama juga usianya dengan masyarakat yang tidak masuk skala prioritas vaksinasi. Apakah diduga ada unsur ‘rupiah’ atau ‘kongkalingkong’ di balik dugaan yang beredar di masyarakat ini?, wallahualam, yang pasti jika hal ini benar terjadi, maka tentunya ancaman pidana bakal menanti pelaku yang berani menyelewengkan vaksin kepada orang-orang yang tidak masuk skala prioritas, dengan tujuan adanya dugaan unsur ‘bisnis’.

Dalam target penerima vaksin seperti yang diinstruksikan pemerintah selain lansia, diketahui adalah dari kalangan ASN yang bertugas dalam hal pelayanan publik, anggota DPRD, TNI-Polri, Tokoh Agama, guru, dan kalangan wartawan. Di luar dari data tersebut, tentunya akan menjadi hal yang patut untuk ditelisik.

Saat hal ini dikonfirmasi kepada salah satu ujung tombak Satgas Penanggulangan Covid-19 yakni Kepala Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin Machli Riadi, mengaku belum menerima laporan adanya dugaan penyelewengan peruntukan vaksin  ke pihak yang tidak masuk prioritas tersebut. “Kami belum menerima laporan terkait dugaan penyelewengan vaksin ke BUMN ataupun perbankan. Jika memang benar terjadi, maka akan masuk ke ranah pidana yang dalam hal ini ditangani pihak kepolisian tentang pemalsuan dokumen penerima vaksin,” ungkapnya.

Sudah menerima ataupun belum soal keresahan masyarakat tentang ‘pilih kasih’ vaksin tersebut, tentunya hal ini menjadi kepekaan Machli sendiri, karena kalau terjadi ‘kebocoran’ seperti itu tentunya berada di area lingkup kedinasannya sendiri sebagai hulu keberadaan vaksin yang dipasok pemerintah pusat tersebut.

Kembali ditanya soal masih banyaknya kaum lansia Banjarmasin yang belum mendapatkan vaksin, Machli tidak menampik hal itu. “Para lanjut usia (lansia) masih jauh dari target yakni baru 10 persen dari 21 ribu dosis yang disediakan,” akunya.

Sementara itu, kabar duka kembali mendera tenaga kesehatan (nakes) di kota Banjarmasin, tepatnya nakes Puskesmas Cempaka Putih yang bertugas sebagai survaylen Covid-19. Wafatnya nakes tersebut, menambah panjang jumlah korban meninggal dari kalangan nakes yakni menjadi 20 orang.

Ditanya apakah sejauh ini para nakes merata mendapatkan vaksin? Machli menyatakan nakes adalah prioritas pertama dalam mendapatkan vaksin dan ia memastikan semuanya nakes mendapatkannya. “Target nakes untuk vaksinasi tercapai semuanya. Bahkan lebih 120 persen,” bebernya.

Kasus terpapar covid-19 di Banjarmasin bertambah lagi. Menurut data yang diambil dari Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin, kasus covid sekarang bertambah 125 kasus. Sedangkan kasus kematiannya setahun ini telah tercatat 194 kasus.

H. Arief/Hamdani

 

Baca Artikel Lainnya

Leave a Comment