Jadikan Karantina Mandiri Kebiasaan setelah Bepergian

by baritopost.co.id
0 comment 2 minutes read

Banjarmasin, BARITO – Karantina mandiri merupakan cara efektif untuk melindungi diri dari penyakit menular dan sekaligus menangkal penyebarannya. Pakar Universitas Lambung Mangkurat (ULM) untuk Percepatan Penanganan Covid-19, Syamsul Arifin, pun menyarankan agar karantina mandiri dijadikan kebiasaan oleh setiap orang setelah bepergian selama pandemi masih terjadi, sehingga penularan Covid-19 dapat dicegah.

“Kita semua harus menyadari karantina mandiri atau isolasi di rumah sehabis melakukan perjalanan ke luar daerah adalah upaya pencegahan agar tak menularkan kepada orang lain jika tanpa disadari kita telah terpapar Covid-19,” kata Guru Besar Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran ULM itu di Banjarmasin, kemarin.

Demi memutus mata rantai penularan Covid-19, Syamsul berharap setiap warga negara Indonesia dapat memahami langkah karantina mandiri yang juga menjadi imbauan pemerintah untuk dipatuhi.

Prinsip karantina mandiri, imbuh Syamsul, adalah membatasi aktivitas fisik di luar rumah, menerapkan perilaku hidup bersih sehat, memantau suhu tubuh dan gejala klinis yang mungkin muncul selama isolasi.

Dia menjelaskan, bagi orang yang tidak disertai dengan pemeriksaan tes usap Covid-19 ataupun antigen atau GeNose C19 pada saat kedatangan atau keberangkatan dengan kriteria tanpa gejala, datang dari zona merah, riwayat vaksinasi belum penuh (dua kali), vaksinasi sudah lebih dari tiga bulan dan memiliki dua atau lebih komorbid, maka isolasi mandiri dilakukan 10 sampai 14 hari.

‘’Namun, bagi orang yang dilakukan pemeriksaan skrining sebelumnya, tanpa gejala, riwayat vaksinasi lengkap, vaksinasi belum lebih dari tiga bulan dan tidak memiliki komorbid lebih dari dua penyakit, isolasi mandiri dapat dilakukan 5 sampai 10 hari,’’ ujarnya.

Sedangkan orang yang memiliki gejala meskipun sudah dilakukan pemeriksaan skrining saat keberangkatan, menurut Syamsul, pemeriksaan skriningnya harus diulang setibanya dari perjalanan untuk dilakukan tindakan selanjutnya sesuai dengan hasil pemeriksaan terakhir.

“Apabila hasilnya positif, secepatnya dilakukan pengobatan dan tracing. Jika negatif dapat dilakukan isolasi mandiri,” terangnya.

Jika perjalanan merupakan suatu pilihan yang sulit untuk dihindari, tambah Syamsul, maka pastikan tubuh dalam kondisi sehat prima. ‘’Kemudian, selalu memakai masker, membawa hand sanitizer, menghindari kontak fisik, disiplin menerapkan 3M, dan dapat memilih waktu perjalanan yang tidak padat,’’ demikian Syamsul Arifin.ant/dya

Editor: Dadang Yulistya

Baca Artikel Lainnya

Leave a Comment