Dari Rumah Goyang ke Hunian Layak: Kisah Haru Fatimah di Hari Bhayangkara ke-79

by baritopost.co.id
0 comments 2 minutes read
Fatimah saat menerima kunci Program Rumah dari Kolaborasi dan Kapolresta Banjarmasin Kombes Pol Cuncun Kurniadi didampingi istri serta Koramil Bjm Selatan, Kamis (26/6/2025). (foto:sum/brt)

Banjarmasin, BARITOPOST.CO.ID – Di sudut Gang Gembira RT 17 RW 02, Kelurahan Kelayan Tengah, Banjarmasin Selatan, senyum bahagia terpancar dari wajah Fatimah, seorang nenek dua cucu. Rumah warisannya yang selama puluhan tahun rapuh, bocor, dan bergoyang saat hujan deras serta angin kencang, kini telah berubah menjadi hunian yang kokoh dan layak.

Pada Kamis pagi (26/6/2025), Kapolresta Banjarmasin Kombes Pol Cuncun Kurniadi, didampingi istri dan perwakilan Koramil Banjarmasin Selatan, menyerahkan kunci rumah yang telah selesai direhabilitasi dalam program Bedah Rumah menyambut Hari Bhayangkara ke-79.
Fatimah tak bisa menyembunyikan rasa syukurnya. “Saya kan tidak bekerja. Jangankan buat merehab, buat makan saja sudah cukup.

Selama ini dibantu anak saya,” ungkapnya dengan nada penuh haru. Ia menceritakan, rumah warisan itu sudah lama rusak parah: atap bocor, lantai patah, hingga terasa bergoyang saat cuaca buruk. Kini, selain rumah yang diperbaiki, Fatimah juga menerima televisi dan mesin cuci sebagai tambahan hadiah dari program ini.

Program Bedah Rumah ini merupakan kolaborasi antara Polresta Banjarmasin dan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kota Banjarmasin. Ketua Baznas Banjarmasin, Ridzuan Masykur, menjelaskan bahwa inisiatif ini dilakukan secara dadakan setelah berkoordinasi dengan Kapolresta. “Tahun ini, kami rencanakan ada 15 rumah yang akan dibedah, dan rumah Fatimah menjadi yang pertama selesai,” ujar Ridzuan.

Biaya perbaikan per rumah berkisar antara Rp35 juta hingga Rp45 juta, tergantung kondisi tanah yang umumnya rawa dan material yang digunakan.

Pekerjaan rehab dilakukan oleh pihak kedua untuk memastikan kualitas.
Kapolsek Banjarmasin Selatan, Kompol Christugus Lirem, yang mewakili Kapolresta, menegaskan bahwa program ini merupakan wujud nyata kedekatan Polri dengan masyarakat. “Usulan bedah rumah ini berasal dari Bhabinkamtibmas yang mengetahui kebutuhan warga.

Dalam rangka Hari Bhayangkara ke-79, kami ingin menunjukkan bahwa polisi hadir di tengah masyarakat untuk menjaga keamanan dan membantu kehidupan mereka,” tuturnya.

Terletak di gang sempit tak jauh dari tempat pengajian Guru Kamaruddin, rumah Fatimah kini berdiri kokoh sebagai simbol harapan baru.

Bagi Fatimah, rumah ini bukan sekadar tempat tinggal, tetapi juga anugerah yang menghapus ketakutannya akan hujan dan angin. “Sekarang saya bisa tidur tenang,” katanya sembari tersenyum, memandang rumah barunya yang kini menjadi kebanggaan keluarga kecilnya.

Penulis: Arsuma
Editor: Mercurius

Follow Google News Barito Post dan Ikuti Beritanya

Baca Artikel Lainnya

Tinggalkan komentar