Bentuk Tim Pengentasan Jamban Tidak Sehat

by baritopost.co.id
0 comment 3 minutes read

Banjarmasin, BARITO – Pemerintah Kota Banjarmasin bergandengan dengan Forum Kota Sehat memperkuat progres deklarasi 100 persen Open Defication Free (ODF) dengan membentuk tim satgas pengentasan jamban tidak sehat.

Pembentukan tim itu baru dimulai Forum Kota Sehat (FKS) Kota Banjarmasin bersama Dinas Kesehatan dan Bappeda belum lama tadi, Jumat (26/8).

Menurut Ketua FKS, Drs Faturrahman, ini merupakan jihad untuk kesehatan masyarakat. Ia berharap, ODF di Kota Banjarmasin bisa dicapai 100 persen
tak sampai 3 tahun.

Ia pun menargetkan dekalarasi ODF tahun ini bisa terlaksana 20 Kelurahan dan setidaknya ada 10 yang terlaksana.

“Deklarasi dilaksanakan sebagai moment spirit membangkitkan semangat dan kesadaran masyarakat agar pentingnya menjaga kesehatan melalui sanitasi yang baik,” ucapnya.

Mantan Ketua PWI Kalsel ini melanjutkan,
Target ODF kepada kelurahan yang memiliki status jamban tidak sehat dengan jumlah yang mudah dicapai.

Misalnya seperti Kelurahan Gedang yang ada 30 jamban nyempelung, Telaga Biru, Sungai Miai 92 Tidak memliki jamban, sungai baru 80 jamban nyemplung, Belitung Utara 23 jamban nyemplung, Kelayan Luar 65 nyemplung, Mantuil 70 jamban nyemplung, Murung Raya dan Pemurus Baru.

Baca Juga:
https://www.baritopost.co.id/persiapan-pemilu-2024-wakapolda-kalsel-beri-pengarahan-ratusan-bhabinkamtibmas/
https://www.baritopost.co.id/perkara-penyaluran-kca-pt-pegadaian-dan-pembangunan-gedung-olahraga-di-tapin-segera-disidang/

Namun seperti Kelurahan Sungai Lulut yang memiliki data 1022 jamban nyemplung. Itu akan direncanakan tahun depan.

“Pengentasan jamban Ini akan kita tawarkan CSR dan bekerjasma dengan SKPD terkait yang memiliki program jamban tidak sehat, seperti Dinas PUPR, Dinas Lingkungan Hidup. yang memiliki data jamban.
Karena dinas tersebut sudah memiliki peta terkait jamban,” bebernya.

Fatur menyampaikan informasi bahwa kedudukan di negara tercinta sangat memprihatinkan, terkait sanitasi.

Katanya lebih dari 51 juta penduduk Indonesia buan air besar sembarangan disungai dan pantai.

13% rumah tangga di Indonesia masihmenggunakan air darisumber yang tidak layak.
31% anak Indonesia usia1-12 bulan meninggal akibat buruknya kondisi air, sanitasi & perilaku bersih yang menyebabkan diare.

Tercemarnya air minum dan makanan akibat BABS menyebabkan kekurangan gizi jadi pertumbuhan anak menjadi tidak normal(pendek) atau stunting.

Setiap tahun, antara 136.000 sampai 190.000 anak-anak di Indonesia meninggal sebelum usiake-5 karena sanitasi yang buruk.

Sebelumnya Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina, kasus BAB sembarangan di wilayahnya harus dihentikan dengan program nyata, dan dimulai dari di 21 kelurahan.

Oleh sebab itu, mulai dari sekarang hingga tahun 2023 diharapkanya bisa terlihat angka yang bagus alias jamban-jamban di sungai sudah tergantikan dengan yang lebih sehat.

“Tahun ini paling tidak kita fokuskan di 21 Kelurahan. Kita harap ODF sudah terlihat angka yang diharapkan dan tahun 2023 sudah bisa diselesaikan,” katanya.

Ditanya bagaimana solusi merubah jamban yang sudah menjadi kebiasaan warga di bantaran sungai?

Ibnu menyatakan, semua jamban bisa dialihkan misalnya dibangun jamban komunal atau jamban yang menggunakan bio filter.

Penulis : Hamdani

Baca Artikel Lainnya

Leave a Comment