Harga TBS Anjlok, Petani Sawit di Batola Menjerit

by admin
0 comment 2 minutes read

Marabahan, BARITO – Pembatasan impor produk kepala sawit oleh negara-negara Eropa terhadap negara pengekspor termasuk Indonesia, benar-benar berdampak kepada petani sawit di dalam negeri. Akibatnya, harga ikut anjlok yang mengakibatkan petani belum maksimal mendapatkan keuntungan.

Hal yang sama juga suarakan para petani sawit di Kabupaten Barito Kuala (Batola). Semenjak harga Tandan Buah Segar (TBS) turun drastis dari semula berkisar Rp1.500 per kilogram, kini hanya dihargai Rp600 per kilogram.

“Dengan harga segitu, terus terang petani sangat berat membiayai perawatan kebun sawit,” tandas Ketua DPW Apkasindo Kalsel, Samsul Bahri, kepada sejumlah wartawan, usai melantik kepengurusan DPD Aspakindo Kabupaten Batola periode 2018-2023, di Aula Selidah Marabahan, Kamis (20/12).

Menurut Samsul, yang saat itu didampingi jajaran pengurus teras DPD Aspakindo Batola yang baru dilantik, harga sawit yang turun drastis dalam beberapa waktu terakhir, yang pertama-tama memang disebabkan pembatasan ekspor ke luar negeri khususnya Eropa.
“Sekarang kita sedang diembargo parlemen Eropa sehingga penjualan CPO di dalam negeri menjadi terganggu,” jelasnya.

Namun demikian, imbuh Samsul, pemerintah sekarang sudah berupaya mencarikan solusi, salahsatunya dengan cara melaunching penggunaan B20 yang akan segera diberlakukan di Indonesia, yang diharapkan menjadi solusi mengangkat harga TBS petani menjadi lebih baik.

Untuk diketahui, saat ini pemerintah sedang mengkaji kemungkinan peningkatan penggunaan biodiesel dari selama ini B5, lalu menjadi B20 di tahun ini, B30 di tahun depan, hingga B100 di masa depan.

Pada bagian lain, Samsul Bahri juga menyoroti lahirnya Permentan Nomor 1 tahun 2018, yang dinilainya agak merugikan petani swadaya mandiri.

“Karena PKS (pabrik kelapa sawit) yang membeli buah sawit swadaya mandiri di bawah harga standar. Mereka beralasan jika petani ingin dibeli seusai harga yang ditetapkan Disbun Kalsel, maka petani harus bermitra dengan perusahaan inti,” terang Samsul.

Namun demikian, sambung Samsul, pihaknya dari Apkasindo provinsi dan kabupaten, akan tetap berjuang agar TBS petani dibeli dengan harga yang layak. Rudy

Baca Artikel Lainnya

Leave a Comment