Konflik Iran-Israel, Pengaruhi Inflasi Ekonomi Nasional

by adm
0 comment 2 minutes read

Banjarmasin, BARITOPOST.CO.ID – Pengamat ekonomi Universitas Islam Kalimantan (Uniska) Dr H Mohammad Zainul mengungkapkan, konflik Iran-Israel yang memanas berpengaruh terhadap ekonomi nasional dan global. “Tentu ekonomi bergejolak, terutama produk yang beredar di pasaran mengalami peningkatan dan melambung harganya,” ucap Mohammad Zainul, Rabu (24/4/2024).

Apalagi, sambungnya, produk bahan baku, seperti impor bahan baku berpengaruh terhadap produk bahan jadi. “Tentu, daya beli masyarakat juga mengalami penurunan,” tandas Wakil Rektor I Uniska ini.

Baca Juga: Pj Bupati HSS Hermansyah Terima Kunjungan Bank Kalsel Syariah

Ia memastikan, jika konflik iran-Israel berkepanjangan, maka secara otomatis inflasi tinggi di tingkat nasional, maka berdampak pula tingkatan inflasi di daerah. ‘Tapi, kita lihat dalam 2-3 minggu ke depan, bagaimana konflik tersebut, apakah berakhir atau masih tetap berlangsung,” tambahnya.

Untuk itu, cara utama dilakukan bank sentral meningkatkan suku bunga bank atau kebijakan politik diskonto. “Salah satu tujuan utama kebijakan diskonto adalah untuk mengendalikan inflasi agar terjadi tepat waktu dan sesuai dengan kebutuhan ekonomi,” tutur mantan Dekan Fakultas Ekonomi ini.

Dr H Mohammad Zainul

Baca Juga: Dirut Bank Kalsel Kunjungi Kemenkumham Kalsel

Hal ini bisa dilakukan dengan menaikkan suku bunga, sehingga masyarakat akan cenderung menyimpan uangnya di bank daripada membelanjakannya.

Sementara itu, peneliti makroekonomi di Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Universitas Indonesia Teuku Riefky, menilai, rupiah diprediksi akan terus terdepresiasi jika konflik ini terus memanas dan berlanjut.

“Pelemahan rupiah dikhawatirkan membuat harga barang-barang impor melonjak, termasuk bahan baku industri, serta memicu inflasi yang akhirnya melemahkan daya beli masyarakat,” bebernya.

Baca Juga: 10. QS. Yunus (Nabi Yunus) 1-15 Ayat-Juz 11

Sedang Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menyatakan, dampak kenaikan harga barang impor dan pangan kemungkinan akan terasa cepat.

“Beda halnya dengan kebijakan mitigasi pemerintah untuk menambah subsidi energi atau Bank Indonesia untuk menaikkan suku bunga, yang dampaknya bisa jadi baru terasa setelah beberapa bulan,” imbuhnya.

Editor: Afdiannoor Rahmanata

Follow Google News Barito Post dan Ikuti Beritanya

Baca Artikel Lainnya

Leave a Comment