Walhi Kalsel: Proyek Revitalisasi Sungai Veteran Menyalahi Aturan dan Merusak Lingkungan

by baritopost.co.id
0 comments 2 minutes read

Banjarnasin, BARITOPOST.CO.ID – Proyek revitalisasi Sungai Veteran di Kota Banjarmasin mendapat kritik tajam dari Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Kalimantan Selatan. Ketua Walhi Kalsel, Raden Rafiq Sepdian Fadel Wibisono, menyebut proyek ini tidak sesuai dengan aturan yang berlaku dan justru berpotensi merusak lingkungan.

“Proyek ini sangat lucu. Dari sisi aturan, ini sudah menyalahi perda yang dikeluarkan tahun 2023, juga berbagai aturan lingkungan lainnya,” ujar Rafiq saat meninjau langsung lokasi proyek, Sabtu (24/5/2025) siang .

Menurutnya, alih-alih melakukan normalisasi atau perawatan sungai, proyek ini justru melakukan pengurukan dan penyempitan alur sungai. “Penyempitan mencapai lebih dari 50 persen dari luas sebelumnya. Ini bukan peningkatan kapasitas sungai, malah sebaliknya: pengurangan kemampuan sungai untuk menampung air,” tegasnya.

Walhi juga mempertanyakan keabsahan nama proyek yang diklaim sebagai peningkatan kapasitas sungai. “Kalau tujuannya peningkatan kapasitas, harusnya justru produktivitas sungai meningkat, terutama dalam mengurangi dampak banjir. Tapi ini malah merusak lingkungan,” tambah Rafiq.

Walhi mendesak pemerintah membuka hasil kajian proyek ini ke publik, termasuk site plan dan dokumen Analisis Dampak Lingkungan (Amdal). “Kalau memang ada kajian lingkungan, ayo kita lihat bersama. Jangan ditutup-tutupi,” tandasnya.

Sebelumnya, kritik serupa datang dari warga sekitar. Bahrudin (71), warga Jalan Piere Tendean, menyayangkan proyek yang dianggap tidak masuk akal. “Saya ini orang bodoh, tapi yang saya tahu, menguruk sungai itu merusak,” katanya.

Pria yang akrab disapa Anang Alex ini juga mengenang masa kecilnya saat Sungai Veteran masih menjadi tempat berenang dan lalu lintas kelotok. “Sekarang malah disempitkan. Kami masyarakat tidak pernah tahu-menahu soal proyek ini, tidak pernah ada sosialisasi,” keluhnya.

Sementara itu, Sekretaris Klenteng Soetji Nurani, Kusniadi Juhana, memilih tidak berkomentar jauh. “Saya tidak tahu detail proyek ini, tidak pernah ada informasi ke kami. Tapi kalau pemerintah merawat taman dan sungai dengan baik, tentu saya dukung,” ujarnya saat ditemui di sela diskusi publik di klenteng yang berada di Jalan Veteran.

Proyek revitalisasi Sungai Veteran ini merupakan bagian dari National Urban Flood Resilience Project (NUFReP) yang didanai oleh Bank Dunia. Proyek ini mencakup pengerjaan sepanjang 900 meter dari Jembatan Simpang Ulin hingga Taher Square, dengan anggaran mencapai Rp209 miliar.

Pekerjaan meliputi pemancangan CCSP, pemasangan pintu air, dan pembangunan rumah pompa di beberapa lokasi .

Namun, pelaksanaannya menuai kritik karena dianggap tidak transparan dan berpotensi merusak lingkungan.

Walhi Kalsel mendesak agar proyek ini dilaksanakan dengan transparansi penuh dan memperhatikan dampak lingkungan, agar tujuan utama proyek untuk mengurangi risiko banjir tidak mengorbankan kelestarian lingkungan dan kesejahteraan masyarakat sekitar.

Hingga berita ini diterbitkan pihak BWS masih belum bisa dikonfirmasi.

Sumber Barito Post menyebutkan kebiasaan untuk konfirmasi ke BWS agar tidak satu persatu media diminta membuat surat permohonan.

Hal ini demi efisiensi sehingga tidak bolak balik beberapa media untuk konfirmasi.

Penulis/Editor : Mercurius

Follow Google News Barito Post dan Ikuti Beritanya

Baca Artikel Lainnya

Tinggalkan komentar