TGPP Covid-19 Kalsel Siapkan 1.000 Tempat Tidur Pasien 

by baritopost.co.id
0 comment 2 minutes read

Banjarmasin, BARITO – Tim Gugus Tugas Percepatan dan Penanganan Covid-19 Kalsel bergerak cepat melakukan koordinasi dengan semua rumah sakit rujukan milik pemerintah daerah dan swasta, untuk mengantisipasi kekurangan tempat tidur (bed) pasien Covid-19.

RSUD milik Pemerintah Provinsi Kalsel khususnya, digenjot untuk meningkatkan kapasitas pelayanannya sebagai persiapan GTPP Covid-19 di Kalsel menghadapi potensi peningkatan tajam jumlah kasus Covid-19 di Kalsel yang diprediksinya terjadi menjelang dan setelah Idul Fitri 1441 H.

Wakil Ketua Harian Tim Gugus Tugas Percepatan dan Penanganan Covid-19 Kalsel, Hanif Faisol Nurofiq di Banjarmasin, Selasa (19/5) menyebutkan, sedikitnya 1.000 beat tempat tidur disiapkan untuk perawatan pasien Covid-19 di Kalsel.

“Kita akan menambah kamar di beberapa rumah sakit, seperti RSUD Sultan Suriansyah dan RS Bunyasin dan RS Idaman serta RS Siaga jumlah mencapai kurang lebih seribu tempat tidur, sSehingga Pemprov siap memback-up kekurangan bila pasien makin bertambah, “sebutnya usai pelepasan Tim kerja Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) Pencegahan, Percepatan dan Penanganan Covid-19 Kalsel di depan eks Kantor Gubernur Kalsel di Banjarmasin.

Disebutkan Hanif, penambahan antara lain di RSUD Ulin Banjarmasin dari 50 Tempat Tidur menjadi 110 buah, RS Sultan Suriansyah Banjarmasin sekitar 100 kamar, RS Siaga ada 30 buah, RS Idaman Banjarbaru 50 kamar. RS Boejasin Pelaihari Kabupaten Tanah Laut (tala) 128 kamar ditambah RS lama yang bisa difungsikan lagi, dan RS Hasan Basri di Kandangan Kabupaten-HSS ada 50 sampai 75 tempat tidur.

Hanif mengakui, tim gugus tugas kalah cepat dengan virus dalam upaya mencegah dan memutus mata rantai penyebaran Corona di Banua. Karena itu, saat ini fokus mencegah kematian akibat virus yang menggoncang dunia itu. “Mencegah penyebaran kita sudah kalah cepat dengan virus. Tapi mencegah kematian itu yang harus kita lakukan,” ujarnya.

Hanif menyampaikan, kenapa tingkat kematian tinggi, itu disebabkan rata-rata sudah berada di pase ketiga baru masuk rumah sakit.

“Kita tidak akan lepas. Kalau orang sudah terindikasi Covid dengan resiko meninggal sangat tinggi. Begitu terlaporkan di rumah sakit saya minta rumah sakit tidak boleh melepas sampai meninggalnya orang itu,” jelasnya lagi.

Ditegaskannya, kalau dilepas dan meninggal ditempat lain, maka resiko penularan semakin tinggi. “Kenapa ditaruh di IGD, itu supaya tidak meninggal ditempat lain. Kalau sudah sampai di badai pernafasan, secara teori hampir tidak bisa diselamatkan, sehingga di taruh di IGD supaya perlakuan jenazahnya sesuai standar Covid,” beber Hanif.

Tim Gugus Tugas Covid-19 Kalsel, papar Hanif, terus berupaya sekuat tenaga untuk mengidukasi masyarakat supaya memahami dan mentaati segala anjuran yang disampaikan pemerintah guna memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

Penulis: Salman 

Baca Artikel Lainnya

Leave a Comment