Selama PSBB, Pengusaha Ekspedisi Makin Merugi

by baritopost.co.id
0 comment 2 minutes read

Banjarmasin, BARITO – Diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Jilid 2 oleh Pemerintah Kota Banjarmasin membuat roda perekonomian melambat, sehingga berdampak kepada pengusaha ekspedisi yang mengalami kerugian, lantaran jam operasional pasar tradisional harus ditutup lebih cepat.

Demikian disampaikan Saut Nathan Samosir yang juga sebagia salah satu pelaku jasa ekspedisi di Kota Banjarmasin yang juga merupakan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Banjarmasin.

Menurutnya, dampak dari pemberlakuan PSBB hingga jilid 2 sehingga mengakibatkan pedagang pun tidak leluasa lagi dalam menjual aneka makanan dan pakaian untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di momen lebaran, lantaran keterbatasan jam operasional berjualan.

“Lantaran pemberlakukuan PSBB, sehingga pedagang tidak banyak yang bisa jual aneka makanan dan pakaiannya, hal ini tentunya berimbas kepada semakin lesunya bisnis jasa ekspedisi yang ada di Kota Banjarmasin,” katanya.

Diakui Saut yang juga Owner Ekspedisi Lintas Jawa Group, selama pandemi Covid-19 memukul sektor usaha di Kota Banjarmasin, omset bisnisnya turun hingga 80 persen.

“Pedagang pasar tidak dibatasi jam operasionalnya saja sudah turun omset hingga 80 persen, apalagi karena kebijakan PSBB ini jamnya kini dibatasi. Maka makin bertambah lah turun omset kita, mungkin kini hanya tersisa 10 persennya saja lagi,” ucapnya.

Biasanya mendekati Ramadhan dan menjelang lebaran ekspedisinya mampu mengangkut barang konveksi dan makanan dari pulau Jawa hingga 5-6 Truk Puso perharinya.

“Tapi semenjak Covid-19 ini kami hanya bisa mengangkut kurang lebih 1 Truk Puso perharinya. Artinya omset kami turun hingga mencapai 80 persen,” jelasnya.

Kondisi ini tentunya diperparah dengan angkutan ekspedisi dari Banjarmasin ke Surabaya yang ikut mengalami penurunan drastis. Semenjak Covid-19 angkutan kayu dan rongsok yang diangkut dari Banjarmasin ikut mengalami penurunan drastis.

“Bahkan terkadang rongsok dan kayu yang kami angkut dari Banjarmasin tidak sampai penuh. Ini tentunya membuat pendapatan semakin berkurang sementara beban operasional tetap besar,” katanya.

Dirinya pun berharap pandemi Covid-19 ini dapat segera berakhir, karena sudah sangat memukul bisnis ekspedisi yang ada di Kota Banjarmasin.

“Kalau terus-terusan begini tentunya akan semakin sulit bertahan dan akan semakin banyak lagi karyawan yang dirumahkan,” tukasnya.

Penulis: Fanie

Baca Artikel Lainnya

Leave a Comment