Selama Musim Kemarau, Upayakan Air Sungai tak Kering

di Lahan Pertanian dan Perkebunan

by adm
0 comment 2 minutes read
Air selalu mengalir ke lahan pertanian dan perkebunan, agar tanaman tidak mati (foto:istimewa)

Banjarmasin, BARITOPOST.CO.ID – Efek negatif dari perubahan iklim terhadap komoditas perkebunan dengan cara membentuk paket teknologi seperti giat mitigasi hingga adaptasi.

“Terus mensosialisasikan dan menghimbau para petani agar segera melakukan pengendalian optimal secara terpadu, pembangunan embung, demplot pembukaan lahan tanpa bakar,” ujar Direktur Jenderal Perkebunan Kementan Andi Nur Alam Syah, kemarin.

Selain itu, sambungnya, memberikan bantuan sarpras untuk warga yang mengalami kekeringan dan kebakaran lahan, seperti pompa air, pompa jinjing dan selang.

BACA JUGA: Buah Rambutan Mampu Cegah Serangan Jantung dan Stroke

“Pekebunan berjuang memasok kebutuhan pertanian, seperti kebutuhan komoditas perkebunan Indonesia. Antisipasi ini perlu segera dilakukan dan menjadi perhatian penting bagi seluruh pelaku usaha perkebunan demi menjaga keberlangsungan tanaman perkebunan,” tambahnya.

Dampak kemarau pastinya akan dirasakan langsung oleh para petani, khususnya mereka yang menggantungkan mata pencaharian sehari-harinya di sektor pertanian dan perkebunan.

Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Karya Bakti, Palam, Kota Banjarbaru, Yansyah mengungkapkan, mengenai antisipasi kemarau.

BACA JUGA: Pertamina Pastikan Kebutuhan Avtur Penerbangan Haji 2023 di Kalsel Terpenuhi

“Terpenting selama musim kemarau nanti, diupayakan air sungai di lahan pertanian maupun perkebunan tidak kering. Sekarang para petani memasuki pasca tanam,” bebernya.

Ia juga mengakui, kini focus pada program bantuan dari Pemprov Kalsel bantuan bibit padi unggul, dan untuk lahan kami diberi bantuan 25 hektare.

“Persiapan menghadapi musim kemarau biasanya menyediakan pompa air, pengadaan air dan membenahi bendungan-bendungan air,” bebernya.

BACA JUGA: Uji Tembak Rudal Kaliber 70 Buatan Muhammadiyah

Untuk menangani hama, Ia menyebutkan, sudah diberi pengarahan dan memperoleh obat dari Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP3), bahkan telah membuat PGPR untuk multivitamin tanaman.

“Padi terserang tongro kita beri obat. Itukan racun, artinya akan layu. Jadi pembenahnya itu setelah 3 hari kami beri PGPR atau multivitamin untuk memacu pertumbuhannya lagi,” imbuhnya.

Editor : Afdiannoor Rahmanata

Follow Barito Post klik Google News

Baca Artikel Lainnya

Leave a Comment