Selain Karet, Sawit Jadi Komoditas Prioritas

by admin
0 comment 2 minutes read

Seminar Ekonomi Membahas Potensi Industri Kelapa Sawit di Kalsel yang dilaksanakan di STIEI Pancasetia,Kamis (12/9).(foto: ist/brt)

Banjarmasin,BARITO – Industri kelapa sawit di Kalimantan Selatan diyakini memilili potensi untuk menggerakkan dan mengembangkan perekonomian masyarakat.

Berdasarkan Perda No2 tahun 2013 tentang Perkebunan yang berkelanjutan, selain karet komoditas kelapa sawit dikategorikan sebagai komoditas yang diprioritaskan.

Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan (Kadisbunnak) Kalimantan Selatan,  drh. Hj Suparmi MS, mengungkapkan, industri difokuskan pada peningkatan produktivitas.

“Terkait luasan lahan di provinsi dan kebijakan moratorium, sekarang ini industri kelapa sawit di Kalsel lebih diarahkan ke target peningkatan produktivitas. Bukan dengan membuka lahan baru,” ujarnya ketika berbicara dalam Seminar Ekonomi dengan tema “Potensi dan Dampak Industri Perkebunan Sawit bagi Perekonomian Kalimantan Selatan di Kampus STIE Pancasetia, Banjarmasin, Kamis (12/9).

Selain itu, potensi kelapa sawit bagi perekonomian dan peningkatan kesejahteraan masyarakat juga digenjot melalui kebijakan hilirasi. Misalnya dengan membangun pabrik-pabrik yang mengolah minyak sawit menjadi produk-produk turunan.

Selain itu.pemerintah juga memotivasi dan mendorong mahasiswa dan dunia kampus untuk memanfaatkan potensi kelapa sawit. Terutama, dengan menjadi tenaga-tenaga yang kelak dibutuhkan bagi kemajuan industri kelapa sawit.

Sementara itu, Manajer External Relations Divisi Komunikasi PT Astra Agro Lestari Tbk, Mochamad Husni , mengatakan, banyak tantangan yang masih sering mendera peran serta industri kelapa sawit. Situasi tersebut menurutnya dapat menghilangkan “berkah” dari kelapa sawit. Dia menyinggung betapa beruntungnya  masyarakat karena komoditas ini paling cocok dengan iklim tropis.

Dia membeberkan bahwa PT Astra Agro Lestari mempunyai beberapa anak perusahaan. Anak perusahaan itu ada yang beroperasi di Kabupaten Tabalong, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Utara, dan Tapin.

Sesuai visi misi, menurutnya, perusahaan memang hadir dengan harapan bisa menjadi panutan dan berkontribusi bagi kemajuan dan kesejahteraan bangsa. Secara operasional, perusahaan juga searah dengan tujuan-tujuan pembangunan berkelanjutan yang dicanangkan PBB atau sustainable development goals.

Di sisi lain, industri kelapa sawit mempunyai sejumlah tantangan. Terutama, maraknya kampanye negatif seputar kelapa sawit.

“Mitos-mitos buruk tersebut sudah lama terpatahkan, tapi pihak-pihak yang tidak berkenan kelapa sawit berkembang terus menyebarkan berita bohong,” kata Totok Dewanto, Ketua Gabungan Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Kalsel yang juga tampil sebagai pemateri.

Totok melihat, kampanye tersebut, dilandasi kekhawatiran Eropa dan Amerika terhadap pasar minyak nabati mereka bisa tergerus oleh komoditas kelapa sawit.

Dengan kata lain, imbuhnya, kampanye tersebut lebih mengarah atau dilatarbelakangi  adanya perang dagang.tya

Baca Artikel Lainnya

Leave a Comment