Pemprov Kalsel Lakukan Dengar Pendapat dan Paparkan Investasi SISKA KU INTIP

by baritopost.co.id
0 comment 3 minutes read
Rakor Pengembangan SISKA KU INTIP (Sosialisasi Roadmap SISKA KU INTIP, Prospektus Usaha Klaster dan Naskah Akademik Konversi Kemitraan FPKM), di Banjarbaru, Selasa (27/2/2024). (Foto: tya/brt)

Banjarbaru, BARITOPOST.CO.ID – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Selatan (Kalsel) melakukan koordinasi dengan pihak terkait untuk mendukung masuknya investor pada Program Sistem Integrasi Kelapa Sawit Sapi Berbasis Kemitraan Usaha Inti Plasma (SISKA KU INTIP).

Pemprov Kalsel juga melakukan dengar pendapat, memaparkan SISKA KU INTIP secara rinci dan melakukan kajian ilmiah dalam hal fasilitasi pembangunan kebun masyarakat (FPKM).

Gubernur Kalsel, H Sahbirin Noor melalui Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Kalsel, Roy Rizali Anwar mengungkapkan, upaya menarik investor untuk program SISKA KU INTIP dan dengar pendapat dilakukan untuk memacu percepatan swasembada sapi potong di Kalsel.

“Kita masih memerlukan perbaikan dan rencana ke depan agar menjadi lebih baik lagi untuk mempercepat investasi SISKA KU INTIP. Salah satu caranya adalah berkoordinasi dengan semua sektor melalui dengar pendapat,” ujar Roy Rizali Anwar usai membuka Rapat Koordinasi (Rakor) Pengembangan SISKA KU INTIP (Sosialisasi Roadmap SISKA KU INTIP, Prospektus Usaha Klaster dan Naskah Akademik Konversi Kemitraan FPKM), di Banjarbaru, Selasa (27/2/2024).

Dia mengungkapkan, pemenuhan kebutuhan daging sapi di Kalsel cenderung mengalami kekurangan setiap tahun. Populasi sapi di Kalsel pada 2023 dengan data sementara sebanyak 191.375 ekor.

“Dari data sementara di 2023, ketersediaan daging sapi sebanyak 5.507 ton, sedangkan kebutuhan daging sapi mencapai 7.030 ton atau defisit 1.523 ton setara 11.451 ekor,” ucap sekdaprov.

Baca Juga: Peringatan HPSN PT Indocement Tunggal Prakarsa Lakukan Aksi Bersih-Bersih Sampah

Untuk meningkatkan angka kelahiran, Pemprov Kalsel menjalankan Program Sapi Kerbau Komoditas Andalan Negeri (SIKOMANDAN). Setiap tahun, Program SIKOMANDAN diklaim mampu melahirkan pedet (anak sapi) sebanyak 28.000 ekor.

Saat ini, Pemprov Kalsel telah berupaya meningkatkan populasi dan produksi daging melalui program Sapi Kerbau Komoditas Andalan Negeri (SIKOMANDAN) yang setiap tahun mampu melahirkan anak sapi atau pedet sebanyak 28.000 ekor.

Menurutnya, selain sektor tambang, sawit merupakan penyumbang devisa terbesar kedua di Kalsel. Potensi kebun sawit dikembangkan lagi melalui hilirisasi yang salah satunya adalah Program SISKA KU INTIP. Program ini adalah memanfaatkan lahan sawit untuk peternakan sapi.

Sementara itu, Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) Provinsi Kalsel, Suparmi menuturkan, peta arah atau roadmap SISKA KU INTIP dilaksanakan di wilayah yang sudah diidentifikasi.

Dalam hal ini, ada 250.000 hektare lahan yang cocok untuk pengembangan Program SISKA KU INTIP.

“Yang sudah komitmen, ada 22 perusahaan dan sudah ada 26 klaster SISKA KU INTIP. Terkait proyek penyusunan prospektus, sebanyak 14 klaster SISKA KU INTIP yang kami ekspos untuk menarik para investor,” jelasnya.

Investor, bisa dari luar dan dari Kalsel, bahkan bisa dari perusahaan inti.

Hal itu karena Program SISKA KU INTIP adalah adalah inti dari perusahaan perkebunan kelapa sawit itu sendiri.

“Ada kewajiban perusahaan kelapa sawit fasilitasi kebun masyarakat sekitar atau FPKM sebesar 20 persen. Inilah yang kami lakukan public hearing serta kajian akademik dari konversi SISKA KU INTIP ke FPKM tersebut,” urai Suparmi.

Diharapkan, melalui rakor, percepatan pergerakan SISKA KU INTIP bisa lebih cepat lagi untuk mencapai Kalsel swasembada sapi pada tahun 2032.

Penulis: Cynthia

Follow Google News Barito Post dan Ikuti Beritanya

Baca Artikel Lainnya

Leave a Comment