Paman Yani Respon Keinginan Masyarakat Mengubah Pola Perkebunan dari Karet menjadi Sawit

by baritopost.co.id
0 comment 2 minutes read
Wakil Ketua Komisi II DPRD Provinsi Kalsel Muhammad Yani Helmi saat melaksanakan kegiatan reses di Kecamatan Karang Bintang Kabupaten Tanbu.(foto : ist)

Karang Bintang, BARITOPOST.CO.ID – Keinginan masyarakat di Kecamatan Karang Bintang, Kabupaten Tanah Bumbu (Tanbu) yang selama ini menjadi petani dengan pola perkebunan karet, kemudian merubah pola menjadi perkebunan sawit rupanya mendapat respon positif dari wakil rakyat yang tengah melaksanakan kegiatan reses untuk penyerapan aspirasi.

Keinginan masyarakat petani tersebut didasari harga karet yang menurun kian tahun, kemudian ditambah produktivitas karet juga kurang maksimal akibat diserang jamur akar putih (JAP). Akibat lain dari infeksi patogen itu adalah secara ekonomis, yaitu memerlukan biaya yang tinggi dalam pengendaliannya.

Adanya keinginan masyarakat petani karet itu diungkapkan oleh Wakil Ketua Komisi II DPRD Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), Muhammad Yani Helmi karib disapa Paman Yani saat melaksanakan kegiatan reses di Kecamatan Karang Bintang, Kabupaten Tanbu, Senin (22/1/2024).

“Hari ini kami ingin memfasilitasi keinginan dari masyarakat di Kecamatan Karang Bintang dan sekitarnya bagaimana caranya memformulasikan apakah ada cara dan tindakan untuk mengatasi masalah tersebut,” ujar Yani Helmi.

Politisi Golkar ini melanjutkan terkait keinginan mereka merubah pola perkebunan itu, jika karet memang tidak bisa lagi menopang kehidupan masyarakat, maka solusi agar perekonomian tetap stabil yakni melalui konversi karet ke sawit.

Baca Juga; Gubernur Kalsel Himbau Pelestarian Budaya Jukung Tradisional

“Makanya ini disampaikan kepada kami dan kebetulan kami juga bersama Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) Kalsel datang untuk mencari tahu apa yang sebenarnya menjadi persoalan,” tutur Paman Yani.

Dikesempatan itu, adik kandung kandung Gubernur Kalsel, H Sahbirin Noor ini menyayangkan reses kali ini tidak dihadiri oleh Pemkab Tanbu, padahal perlu kolaborasi yang “cantik” antara pemerintah kabupaten dan provinsi.

“Kita sebagai orang yang menginisiasi dan mendorong supaya persoalan bisa diselesaikan. Keinginan masyarakat simpel saja bagaimana caranya agar ekonomi tetap stabil sehingga masyarakat kami tidak tertinggal perekonomian dengan daerah lain,” tutup Paman Yani.

Sementara itu, Camat Karang Bintang, Syafrudin mengatakan, usia produktif karet hanya berkisar 30 tahun. Selain itu beberapa petani karet mengeluhkan penjualan yang sudah tidak menguntungkan sejak beberapa tahun terakhir.

“Sehingga bisa dibilang sudah kadaluarsa, jadi harapan kami ada konversi menjadi tanaman sawit,” ungkapnya.

Syafrudin juga menginginkan, agar pemerintah bisa membantu dalam hal pemeliharaan selama proses tanam.

“Kami berharap untuk penggarapan lahan. Untuk menopang kehidupan selama kurang lebih empat tahun,” tutupnya.

Penulis/Editor/* : Sophan Sopiandi

Follow Google News Barito Post dan Ikuti Beritanya

Baca Artikel Lainnya

Leave a Comment