OJK Dorong Bank Perekonomian Rakyat di Kalsel Semua ‘Sehat’

by adm
0 comment 2 minutes read
Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 9 Kalimantan Selatan (Kalsel) Darmansyah Memaparkan 'Waspada Soceng' dalam Media Update Bulanan Bersama OJK Kalsel-Forum Wartawan Ekonomi Kalsel (foto:barito post)

Banjarmasin, BARITOPOST.CO.ID – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) mendorong Bank Perekonomian Rakyat (BPR) di Kalsel semua ‘sehat’.

“OJK terus mendorong BPR se-Kalsel, tetap sehat dan memenuhi target,” ucap Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kalsel, Darmansyah, kemarin.

Ia menyebutkan, di Kalsel ada 16 BPR. 1 BPR Syariah, 15 Non Syariah. Kondisi 14 BPR sehat, satu cukup sehat dan satu kurang sehat, dan dua BPR belum memenuhi modal inti minimum.

Baca Juga: Kegembiraan ASN Lingkup Pemko Banjarmasin, Wali Kota Serahkan Undian Simpeda KPE Periode IX Tahun 2023

“Memang di Kalimantan Selatan (Kalsel), masih ada 2 Bank Perekonomian Rakyat (BPR) yang belum memenuhi modal inti minimum,” tandasnya.

Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kalsel, Darmansyah mengungkapkan kedua BPR itu adalah BPR HSS dan BPR Naga Jaya Raya.

“Sampai Oktober 2023, modal BPR HSS Rp5,49 miliar dan BPR Naga Jaya Raya Rp3,86 miliar. Kita dorong terus agar terpenuhi minimal Rp6 miliar, masih ada waktu hingga 31 Desember 2024,” tambahnya.

Baca Juga: Versi Median Elektabilitas Parpol

Lalu apa yang dilakukan OJK terhadap BPR yang tidak sehat, Darmansyah mengatakan, OJK terus berupaya memperkuat bank dengan melakukan konsolidasi, dan tidak melakukan penutupan yang disengaja.

“Namun kalau bank itu tidak mampu, ya harus ditutup, karena ada kepentingan masyarakat disana dalam bentuk simpanan, itu yang harus diamankan,” tegas pria berdarah Minang itu.

Menurutnya, masyarakat tidak usah khawatir, karena semua simpanan masyarakat di bank dijamin Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

Baca Juga: Ikatan Keluarga Alumni Universitas Muhammadiyah Banjarmasin Resmi Dilantik

“Apalagi kalau BPR, hampir semua dikembalikan. Kita dorong konsolidasi. Karena targetnya, dari 1.600 BPR, dalam 5 tahun ini turun menjadi 1.000 BPR. Intinya konsolidasi. Ada terjadi, 5 BPR menjadi satu BPR dengan 4 cabang, supaya menjadi BPR kuat,” terangnya.

Darmansyah menegaskan, kalau kondisi BPR sudah tidak sehat, maka mau tidak mau OJK harus menutup.

Baca Juga: Ayo Ikuti Program Si Jitu Bank Kalsel

“Misalnya tidak ada lagi investor, modal tidak bisa nambah dan NPL (Non Performing Loean) terus meningkat, ya harus kita tutup,” imbuhnya.

Editor: Afdiannoor Rahmanata

Follow Google News Barito Post dan Ikuti Beritanya

Baca Artikel Lainnya

Leave a Comment