Kisruh dengan Pemkab Tanah Laut, PT Perembee Menderita Banyak Kerugian

by baritopost.co.id
1 comment 2 minutes read
PT Perembee dan Pemkab Tanah Laut Menjalin Kesepakatan (foto:istimewa)

Pelaihari, BARITOPOST.CO.ID Mangkaraknya pembangunan Pelaihari City Mall berdampak pada kerugian investor, perbankan dan masyarakat yang sudah membeli hunian di sekitar pembangunan mercusuar tersebut.
Direktur PT Perembee, H Mawardi menuturkan, pihaknya all out mengucurkan dana untuk proyek tersebut, bahkan untuk mendesain masterplan saja, dia bekerja sama dengan Townland Internasional Konsultan yang berkantor pusat di Hongkong.

“Tentunya tidak sedikit biaya untuk perencanaan kawasan tersebut, dimana Townland Internasional Konsultan biasanya dipakai oleh developer besar seperti Group Ciputra, Agung sedayu dan lainnya,” katanya, Senin (8/5/2023).

Selain itu, untuk mewujudkan kawasan kota terpadu satu pintu, dikatakannya, PT Perembee bekerjasama dengan PT Archipelago (Aston Hotel), sementara untuk anchor tenant mall bekerjasama dengan CGV blitz, Amazon.

Sehingga kawasan Kota Terpadu Satu Pintu Pelaihari City menjadi lengkap dengan adanya Rumah Sakit Umum Daerah, Aston Hotel, fasilitas publik atau mall, sekolah Al Azhar dan Residential.

Baca Juga: PAM Bandarmasih Besok Jadwalkan Penghentian Saluran Karena perbaikan Pipa

“Namun akibat maladministrasi dan tidak diakuinya hibah kami, bahkan dikatakan lahan tersebut milik Negara menyebabkan terjadinya konflik sosial di masyarakat, sehingga kami selaku pengembang kehilangan kepercayaan dari para Investor, Perbankan bahkan masyarakat sekitar dan menanggung kerugian besar,” pungkasnya.

Pertanyaan besar kami, apakah saat pengajuan pembangunan RSUD H Boejasin ke DPRD ada juga dana pembebasan lahan, sehingga lahan RSUD H Boejasin tersebut tidak diakui di dapat dari hibah?

Jika pihak DPRD sebelum menyetujui anggaran pembangunan RSUD tersebut sudah memfalidasi dan mengetahui lahan tersebut didapat dari hibah kami PT.Perembee, kenapa mendiamkan sehingga tidak diakuinya hibah tersebut oleh pihak Pemerintah Kabupaten Tanah Laut dan terjadi konflik sosial di masyarakat sehingga menyebabkan kami merugi dan proyek mangkrak.

“Kawasan Pelaihari City Mall harusnya bisa menjadi lapangan kerja bagi masyarakat banyak dan juga menjadi fasilitas publik dan hunian terpadu,” pungkasnya.

Baca Artikel Lainnya

1 comment

Syamsud Rabu, 31 Mei 2023, 20:14 - 20:14

Yang mudah jadi sulit, mata ijo melihat duit, pelintir urusan berharap jadi lahan duit.

Reply

Leave a Comment