Jerman Penyelamat Kenaikan Harga Batubara

by adm
0 comment 3 minutes read
Penguatan harga batubara ditopang proyeksi kenaikan permintaan dari Jerman (foto:istimewa)

Jakarta, BARITOPOST.CO.ID – Harga batubara melanjutkan penguatan setelah sempat terpuruk. Penguatan ini terjadi seiring dengan Jerman yang belum dapat sepenuhnya terlepas penggunaan batubara dan adanya potensi musim dingin Eropa baru terjadi pada kuartal-I 2024.

Pasokan yang menurun menyebabkan India kembali membuka keran impor batu bara. Merujuk pada Refinitiv, harga batu bara ICE Newcastle kontrak Februari ditutup di posisi US$ 129,2 per ton atau menguat tipis 1,73% pada perdagangan seperti dilansir CNBCIndonesia.com, Kamis (4/1/2024).

Baca Juga: Merawat Keberagaman untuk Kalsel Babussalam Aman, Damai, dan Bermartabat

Penguatan ini mematahkan tren penurunan harga sepanjang 4 hari beruntun. Harga batubara menunjukkan adanya penguatan dua hari perdagangan beruntun. Penguatan ini menjadikan harga batu bara semakin mendekati level psikologis US$ 130 per ton.

Penguatan harga ditopang proyeksi kenaikan permintaan dari Jerman. Penggunaan batubara di Jerman memang turun pada 2023 karena langkah mengurangi emisi rumah kaca sebesar 65% pada tahun 2030 layaknya era 1990 dan sebuah langkah untuk menjadi netral karbon pada tahun 2045.

Baca Juga: Sambut Tahun Baru 2024, Pertamina Kembali Sesuaikan Harga BBM Non Subsidi

Namun, penurunan relatif stagnan dan tidak terlalu mendalam. Salah satu penyebab keberhasilan Jerman membatasi penggunaan batu bara disebabkan oleh negara ini yang mengalami perlambatan musim dingin. Permintaan akan energi tak kencang pada akhir tahun 2023 karena musim dingin yang diproyeksi lebih moderat dan “mild” dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Sentimen ini memungkinkan musim dingin Eropa baru akan terasa pada kuartal awal 2024 ini, sehingga permintaan akan pemanas ruangan berpotensi menguat sehingga harga energi naik.

Baca Juga: Sambut Tahun Baru 2024, Pertamina Kembali Sesuaikan Harga BBM Non Subsidi

Berbicara energi Eropa, tidak dapat terlepas dari sentimen harga gas alam sebagai komoditas energi utamanya. Harga gas alam Eropa EU Dutch TTF (EUR) menguat 1,88% menjadi 33,41 euro per mega-watt hour (MWh) pada perdagangan kemarin.

Kenaikan harga juga terjadi seiring dengan adanya kelangkaan batu bara India, sehingga mendorong pembentukan konsorsium batu bara dengan perusahaam milik negara untuk memfasilitasi impor. Tindakan ini terjadi sebagai langkah antisipasi berkurangnya pasokan dan tingginya harga batu bara.

Baca Juga: Merawat Keberagaman untuk Kalsel Babussalam Aman, Damai, dan Bermartabat

Melansir The Hindu, Konsorsium perusahaan-perusahaan yang didukung pemerintah akan memudahkan aktivitas impor dengan menjangkau pemasok di berbagai negara, menegosiasikan harga dan persyaratan kesepakatan impor lainnya, dan pada akhirnya menjual bahan mentah impor ke pabrik lokal, kata sumber tersebut.

Kembali dibukanya keran impor dari India sebagai salah satu negara konsumen batu bara terbesar turut menjadi penyebab adanya penguatan harga. Sebelumnya, India tercatat terus mengalami penurunan impor batu bara yang disebabkan tingginya pasokan. Namun, seiring dengan penggunaan yang terus meningkat, pasokan India menipis sehingga mengharuskannya kembali mengimpor si pasir hitam. (*)

Follow Google News Barito Post dan Ikuti Beritanya

Baca Artikel Lainnya

Leave a Comment