Jelang Idul Adha, Kualitas Daging Kurban tetap Terjaga

by adm
0 comment 2 minutes read
Daging Kurban Enak untuk Dikonsumsi Masyarakat (foto:istimewa)

Banjarmasin, BARITOPOST.CO.ID – Jelang Hari Raya Idul Adha 1444 Hijriyah (Juni 2023 Masehi). Karantina Pertanian Banjarmasin sedang mengambil langkah serius dalam memperkuat biosekuriti untuk melindungi kesehatan hewan.

Bahkan, tetap menjaga kualitas daging yang akan dikonsumsi masyarakat. Salah satu tindakan yang diambil adalah melakukan disinfeksi terhadap hewan sapi dan alat angkut seperti kapal dan truk yang masuk ke Kalimantan Selatan (Kalsel) melalui pelabuhan.

Kepala Karantina Pertanian Banjarmasin, Nurtanto, menyebutkan, peningkatan frekuensi pemasukan sapi potong ke Kalsel membutuhkan pengawasan lebih ketat.

BACA JUGA: Pengrajin Terus Kembangkan Sasirangan Khas Desa Budi Mulya

“Apalagi menjelang Hari Raya Kurban ini, langkah biosekuriti diperlukan mencegah penyebaran penyakit pada hewan ternak dan memastikan daging yang dikonsumsi masyarakat aman dan layak, serta tetap terjaga,” ucapnya.

Menurutnya, wilayah pengirim sapi ke Kalsel adalah Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). Kini tercatat, sebanyak 550 sapi asal Kupang tiba melalui Pelabuhan Trisakti, Banjarmasin.

Sebelum dikirim, sapi-sapi ini telah melewati proses karantina selama 14 hari di daerah asalnya untuk memastikan, tidak ada gejala penyakit hewan karantina.

BACA JUGA: Lebih dari 40 Difabel Terima Manfaat dari Program PERTADAYA

“Jadi, proses karantina ini penting untuk meminimalkan risiko penyebaran penyakit dari satu wilayah ke wilayah lainnya,” tambahnya.

Tidak hanya sapi dari Kupang, sambungnya, namun langkah serupa juga dilakukan terhadap sapi dan kambing berasal dari Majene, Sulawesi Barat, yang masuk melalui Pelabuhan Kotabaru.

“Petugas Karantina Pertanian Banjarmasin melaksanakan pemeriksaan fisik dan memeriksa dokumen persyaratan yang diperlukan,” tandasnya.

BACA JUGA: Perwira Kalsel Hadirkan Praktisi SEFT di Seminar Penyembuhan

Selain itu, mereka memeriksa riwayat vaksinasi penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada sapi melalui kode QR yang terdapat pada penanda telinga hewan.

Menghadapi tantangan biosekuriti, Karantina Pertanian Banjarmasin bekerja sama dengan berbagai pihak terkait, termasuk petugas kesehatan hewan di pelabuhan.

“Kolaborasi ini penting, memastikan proses karantina dan pemeriksaan hewan berjalan dengan baik, sehingga mencegah penyebaran penyakit dan menjaga keamanan pangan yang dikonsumsi masyarakat,” imbuhnya.

Editor: Afdiannoor Rahmanata

Follow Barito Post klik Google News

Baca Artikel Lainnya

Leave a Comment