FKS Banjarmasin Belajar Sukses ODF dan Wistara Di Malang

by baritopost.co.id
0 comment 3 minutes read

Banjarmasin, BARITOPOST.CO.ID – Kota Malang, Jawa Timur dijadikan lokasi
Forum Kota Sehat (FKS) Kota Banjarmasin untuk belajar kesuksesan Open defication free (ODF) atau stop buang air besar sembarangan, Selasa-Kamis (25-27/10).

Kota Malang salah satu kota yang telah mendeklarasikan 100 ODF dan mendapat penghargaan Wistara se Indonesia.

Tak hanya Studi, FKS Banjarmasin juga berkeinginan agar stop buang air besar sembarangan itu bisa diwujudkan
sebelum masa berakhir jabatan kepemimpinan Ibnu Sina dan Arifin Noor.

Baca Juga: FKS Banjarmasin Belajar Sukses ODF dan Wistara Di Malang

Menurut Ketua FKS Kota Banjarmasin, Drs Faturrahman, persoalan buang air besar sembarangan masih menjadi momok di Kota Banjarmasin. Namun demi kepentingan sanitasi agar masyarakat mendapatkan lingkungan yang sehat ini harus diwujudkan.

Kemudian, penghargaan Wistara itu memang menjadi target pihaknya. Jadi tidak salah perlu banyak belajar ke daerah yang telah sukses meraih penghargaan kota sehat itu.

“Kami bersama romobongan anggota FKS melakukan studi wistara dan ODF nya di Kota Malang. Alhamdulillah kedatangan kami disambut baik pemerintah Kota Malang dan FKS Malang,” katanya setelah kegiatan.

Fatur melanjutkan, banyak studi yang bisa ditiru untuk diaplikasikan di Kota Banjarmasin.
Seperti yang diucapkan Ketua Forum Malang Kota Sehat, Ir.Drs Samsul Hadi, bahwa kesuksesan Malang mencapai wistara merupakan proses yang panjang.

Itu digarap sejak 2017 dan 2019 eksekusi. Keberhasilan tak lepas dari sinergis dengan SKPD, Puskesmas, hingga masyarkat. Adapun gerakannya dimulai sosialisasi membuat pemasangan plang larangan dan denda hingga 50 juta.

Gerakan juga dibarengi dengan berbagai adanya bantuan, misalnya membangun WC, agar kotoran tidak lagi dibuang ke sungai. Kemudian perlu diketahui, pemaksimalan ODF juga diambil dari pengalokasian anggaran di kelurahan sebesar 350 juta, salah satunya di Kelurahan Cemoro Kandang.

“Gerakan dilakukan terus menerus hingga akhirnya menghasilkan capaian. Poin penting yang bisa diambil dalam studi di Malang adalah swadaya masyarakatnya yang respek dan kompak untuk mewujudkan tujuan sanitasi baik,”

“Insyallah ini akan kita terapkan di Kota Banjarmasin. Mudahan perangkat kerja daerah hingga warga dapat bersinergi untuk capaian 100 persen ODF,”

Baca Juga: Insiden Jembatan Sulawesi Mendapat Perhatian Wali Kota

“Tantangan kita lebih berat, karena jamban tidak sehat di kota seribu sungai berjumlah ribuan. Intinya ini perlu keseriusan perlahan dan satu persatu jamban tidak sehat akan dihilangkan, sehingga cemaran bakteri ecoli benar-benar berkurang,” ucapnya.

Seperti yang diketahui, Kota Banjarmasin telah mendapatkan penghargaan kota sehat sejak
2015 nama penghargaan tingkat Swasti Saba Padapa, kemudian tahun 2017 naik peringkat mendapat penghargaan Wiwirda, dua tahun selanjutnya 2019 naik lagi dan meraih Wistara.

Namun setelah terbit peraturan Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri mengeluarkan Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Kesehatan nomor 34 tahun 2005 dengan nomor 1138 / Menkes/ PB/ VIII/ 2005 tentang Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat. Bahwa Wistara wajib minimal 80 persen ODF, sementara di kota Banjarmaisin ODF belum mencapai 10 persen tepatnya 5,5 persen.

Penulis : Hamdani

Baca Artikel Lainnya

Leave a Comment