DAK Pendidikan Kalsel Meningkat, Sistem Penggunaannya Diharapkan Swakelola, Antisipasi Terjadinya Sisa Lebih Anggaran

by baritopost.co.id
0 comment 4 minutes read

Banjarmasin, BARITO – Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan menyambut gembira terus meningkatnya Dana Alokasi Khusus (DAK) Pendidikan untuk tiga bidang, yakni Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Pendidikan Khusus (Diksus).

Karena total DAK Pendidikan Tahun 2022 untuk Kalsel sekitar Rp115 miliar, yang rinciannya untuk SMA sekitar Rp43 miliar, kemudian SMK sekitar Rp62,9 miliar dan Diksus sekitar Rp10 miliar.

Meningkatnya DAK Pendidikan itu diungkapkan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kalsel Muhamadun dan Ketua Komisi IV DPRD Kalsel HM Lutfi Saifuddin usai menggelar rapat di Banjarmasin, Rabu (25/5/2022).

Kepada wartawan, Muhamadun menuturkan

DAK Pendidikan untuk Kalsel itu jumlahnya terus meningkat setiap tahunnya.

“Alhamdullilah, DAK Pendidikan di Kalsel terus meningkat, baik itu DAK yang didapat SMA, DAK untuk SMK serta DAK Diksus, itu setiap tahunnya terus meningkat,” ungkapnya.

Kenapa ada peningkatan, diinformasikan Madun, karena laporan dari kita cukup bagus dinilai oleh Kementerian Riset, Kebudayaan dan Teknologi, sehingga setiap tahunnya mendapat apresiasi lalu dikasihlah tambahan atau nilai cukup baik untuk DAK Pendidikan ini.

Madun menambahkan DAK Pendidikan ini berguna untuk kita merapikan sekolah-sekolah, seperti merehab bangunan dan juga diberikan untuk media pembelajaran.

“Dengan dana pusat atau DAK Pendidikan ini diberikan ke kita, maka terjadi pergerakan disektor ekonomi, contohnya kita memakai tenaga tukang, kemudian belanja material bangunan, seperti belanja batu dan belanja pasir,” terangnya.

Lanjutnya karena itu kita di daerah mengharapkan 2023 nanti DAK Pendidikan untuk Kalsel juga meningkat.

Madun menyebutkan tahun ini DAK untuk SMA sekitar Rp43 miliar, kita harapkan nanti Rp50 miliar, sedangkan DAK SMK tahun ini sekitar Rp62,9 miliar, maka kita harapkan nanti bisa meningkat sekitar Rp70 miliar, begitu juga dengan DAK Diksus, tahun ini mendapat Rp10 miliar, maka tahun depan kita harapkan sekitar Rp20 miliar.

“DAK Pendidikan kita ini ada kenaikan, karena itu dana pusat ini digunakan untuk memajukan pendidikan di banua,” tandasnya.

Disinggung faktor apa yang menyebabkan adanya kenaikan DAK Pendidikan, Madun menyebutkan karena ada tiga faktor, yakni pertama, laporan kita dinilai cukup baik, kedua, lengkapnya data dapodik, seperti sekolah mana yang rusak atau mana yang kurang dan ketiga, para guru di masing-masing sekolah membuat proposal yang diajukan.

Dengan meningkatnya DAK Pendidikan, lalu sejauh mana perhatian Pemerintah Provinsi Kalsel terhadap sekolah-sekolah terisolir, ditegaskan Madun, pihaknya komitmen perhatikan sekolah-sekolah terisolir atau yang berada di wilayah pinggiran.

“Sesuai pesan pak gubernur, insyaallah, mudah-mudahan di 2024, sekolah terisolir itu tidak ada lagi,” ujar Madun.

Langkah konkritnya, lanjut Madun, pihaknya membangun sekolah pinggiran, contohnya seperti SMA 12 yang kondisinya sekarang sudah bagus, kemudian kita juga membangun di Pulau Sembilan, tujuannya agar masyarakat disana bangga melihat sekolahannya dibangun, termasuk SMK swasta.

“Ini sudah kami laksanakan sesuai arahan gubernur,” kata Madun.

Kepada pihak swasta, imbuhnya, juga kita persilahkan, asal proposal yang diajukan bagus dan dapodiknya juga bagus.

Dijelaskannya untuk rehab bangunan sekolah, sumber pendanaanya itu dari DAK Pendidikan, sedangkan dana APBD, kita gunakan untuk membangun, contohnya di Pulau Kerayaan Kotabaru dan SMK di Rantau Tapin, termasuk untuk Diksus juga kita bangun.

“Dengan meningkatnya DAK Pendidikan ini artinya ada perhatian dari pusat ke daerah,” pungkasnya.

Ketua Komisi IV DPRD Kalsel HM Lutfi Saifuddin menyambut gembira terus meningkatnya DAK Pendidikan ini, karena itu 2023 kembali diharapkan mendapat kenaikan, namun diharapkan pula sistemnya berbeda dengan tahun lalu.

Disebutkannya tahun lalu kita menggunakan sistem lelang, tapi akibat dari lelang ini memakan waktu cukup lama dan kita banyak memiliki sisa DAK tersebut, ini disebabkan nilai penawaran yang diajukan para kontraktor.

“Para kontraktor ini berlomba-lomba menurunkan harga penawaran, akhirnya sisa DAK kita jumlahnya sangat luar biasa,” ujar Lutfi.

Dampaknya lanjut politisi Gerindra ini, bagi mereka yang tidak mengetahui penyebabnya, ada kemungkinan menilai ini akibat ketidakmampuan mengelola DAK tersebut, padahal itu sisa dari penawaran lelang yang diajukan pihak kontraktor.

“Kondisi seperti ini bisa menimbulkan dampak seakan-akan kita tidak mampu melaksanakan penggunaan DAK,” tukasnya.

Untuk mengantisipasi hal tersebut, imbuhnya, akhirnya kami menyarankan 2023 nanti semua DAK Pendidikan itu dengan sistem swakelola, yakni diserahkan pelaksanaannya dikelola oleh pihak sekolah dengan melibatkan komite sekolah, termasuk juga untuk infrastruktur dan e-katalog.

“Kita tidak perlu melibatkan pihak ketiga, karena e-katalog itu tinggal klik saja, sebab dananya ada di kas negara,” tandasnya.

Ditambahkannya untuk sistem swakelola ini kami meminta agar bisa dipercepat, karena ada kemungkinan DAK 2023 itu kabarnya akan di refocusing dari pusat, sementara kita tidak ingin itu terjadi.

Untuk itu Komisi IV DPRD Kalsel bersama Disdikbud Kalsel pada 29 Mei akan berangkat ke Kementerian untuk memastikan DAK yang di dapat ini tidak di refocusing bahkan kita akan berupaya ditambah lagi anggarannya.

“Tahun ini DAK Pendidikan sekitar Rp115 miliar untuk tiga bidang, yakni SMA, SMK dan Diksus. Kita harapkan ini bisa bertambah demi dunia pendidikan di Kalsel,” harapnya.

 

Penulis/Editor : Sophan Sopiandi

 

Baca Artikel Lainnya

Leave a Comment