Celoteh Dosen dan Alumni Terhadap Kampusnya

by admin
0 comment 2 minutes read

Banjarmasin, BARITO

Universitas Islam Kalimantan (Uniska) MAB memiliki sekitar 17 ribu mahasiswa dan anak kampus di sejumlah daerah di Kalsel. Namanya juga melejit sebagai kampus swasta terbesar di Kalimantan.

Namun, siapa sangka kampus eksis yang berdiri sejak 1981 ini ternyata masih tertinggal jauh bila melirik peringkat akademisnya yang diambil dari situs http://www.webometrics.info (lembaga resmi ranking universitas).

Di web tersebut menunjukan Uniska menduduki peringkat 236 se Indonesia. Sedangkan kampus UMB yang baru berumur 6 tahun ini memiliki peringkat 200.

Apa yang menjadi faktor tertinggalnya Uniska dari kampus yang terbilang baru itu?

Menurut Alumni Uniska, Nasrullah. Dengan usia yang tak muda harusnya Uniska sudah berkembang baik. Apalagi sumber pendanaan yang dihasilkan dari 17 ribu mahasiswanya itu sangat banyak.

Dengan banyaknya pemasukan, itu artinya kampus bisa menunjang kebutuhan akademik.

“Uniska, secara bangunan kampus sudah lumayan, juga jumlah mahasiswanya sudah sangat banyak, tapi jangan lupa untuk terus meningkatkan kualitas keilmuan. Tertinggalnya peringkat akademis menunjukkan lemahnya manajemen dibidang akademisi,” katanya

Ia berharap, Uniska sudah saatnya untuk memperbaiki kualitas akademisinya, setidaknya bisa sejajar dengan kampus UMB.

“Kalau bisa tentunya harus lebih baik. Buktikan, kalau uniska bukan kampus kaleng-kaleng,” bebernya.

Bila alumni telah menyoroti perkembangan almameternya. Lantas apa komentar para dosen Uniska yang sudah tahu persis faktornya.

Menurut salah satu dosen Uniska yang namanya tidak mau disebutkan. Uniska sebenarnya sudah bagus secara akademiknya. Hanya saja belum update soal bagian penelitian pengabdian dosennya dan kurang dipublish.

“Ini salah satu faktor rendahnya nilai,” ucap dosen muda ini.

Ia melanjutkan, kemudian soal jumlah mahasiswa. Jumlah Mahasiwa harusnya ikut jumlah dosen ikut menggiring dan jumlah jumlah kualitas S3 nya.

“Perbandinganya 1:30. Ini juga yang menjadi faktor karena di universitas negeri membatasi itu saat penerimaan. Mungkin ini perbedaannya soal pembiayaan bila negeri dari APBN bila swasta dari SPP,” katanya.

Sisi lain Alumni lainnya, Arif Nur Budiman menyoroti metode yang dijalankan Uniska sekarang ini. Misalnya seperti penerimaan mahasiswa baru.

Menurutnya terlalu mudah untuk masuk masuk Uniska.

“Dari dulu dan di lingkungan tinggal saya di Tanjung bahwa masuk Uniska gampang. Ini menunjukan bahwa Uniska belum mampu membangun kemampuan akademisi,” bebernya.

Penulis : Hamdani

Baca Artikel Lainnya

Leave a Comment