Ternyata, Lahan di Jejangkit Bisa Hasilkan 6 Ton Gabah/Hektare

by baritopost.co.id
0 comment 3 minutes read

Marabahan, BARITO – Lahan pertanian di Desa Jejangkit Baru Kecamatan Jejangkit Kabupaten Barito Kuala (Batola) yang selama ini dianggap ekstrem dan sulit digarap petani, mulai terbuka peluang menjadi kawasan penyandang pangan.

Riset Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat (ULM) menemukan cara pengolahan lahan yang lebih tepat melalui SIUTI yang diuji coba pada areal seluas dua hektar dan terbukti menghasilkan produktivitas yang cukup besar yakni rata-rata 6 ton gabah per hektare.

Rektor ULM Prof Dr Sutarto Hadi mengatakan, hasil riset tim peneliti Fakultas Pertanian ULM membuktikan, lahan yang dulu dianggap sulit memproduksi padi bisa menjadi produktif bila diperlakukan dengan cara yang tepat.

“Kita ketahui, Pemprov Kalsel berinvestasi besar-besaran untuk mengubah lahan tidur Jejangkit sebagai penyangga lahan pertanian Banua. Ini sebuah keberhasilan dan sumbangsih dari ULM, khususnya Fakultas Pertanian,” ucap Rektor ULM Sutarto Hadi, Jumat (28/6) usai panen padi Program Aksi ULM Sistem Integrasi Unit Tani Intensif (SIUTI) di kawasan riset bersama Penanggungjawab PT BUMR Pangan, Luwarso.

Dikatakan, tim ULM yang bekerjasama dengan PT Badan Usaha Milik Rakyat (BUMR) Pangan, saat melakukan riset, terus meneliti lahan di Kecamatan Jejangkit, untuk mencari model pertanian yang optimal lagi, baik dari segi penelitian tentang kondisi tanah, pasca panen, distribusi dan lain sebagainya.

“Langkah selanjutnya kami akan menyusun blueprint (cetak biru) untuk pengembangan lebih lanjut Desa Jejangkit Muara ini sebagai sentra pertanian Kalsel,” terangnya.

Disebutkan juga, ULM memiliki ahli tanah, pertanian, sosial ekonomi hingga proteksi pertanian sehingga dengan kolaborasi ahli lintas disiplin ilmu memudahkan mencari model pertanian yang terbaik di lahan pertanian di Kecamatan Jejangkit.

Penanggungjawab PT BUMR Pangan, Luwarso memuji keberhasilan tim riset ULM mengembangkan kawasan di Kecamatan Jejangkit sehingga bisa dijadikan lahan pertanian.

“Saya sudah ngobrol dengan Pak Rektor untuk membikin roadmap (peta bergerak) revitalisasi lahan pertanian di Jejangkit ini. Sebab, dengan investasi besar yang dikeluarkan Pemprov Kalsel membuka lahan pertanian baru harus dapat dimaksimalkan,” ucap Luwarso.

Ia optimistis meskipun dengan kondisi lahan yang ekstrem masih bisa ditanggulangi dengan teknologi pertanian yang dikembangkan universitas terkemuka di Kalsel itu. “Apalagi Kalimantan diwacanakan menjadi ibukota Indonesia yang baru, jadi harus mempersiapkan lahan pertanian untuk penyangga pangan di masa yang akan mendatang,” jelasnya.

Lahan yang dikelola ULM itu merupakan pinjaman Pemprov Kalsel untuk kebutuhan riset. Lahan diresmikan bersamaan perayaan Hari Pangan Sedunia (HPS) 2018 silam dan pemanfaatannya masuk dalam program Aksi ULM yang disebut SIUTI.

Peneliti sekaligus dosen dari Faperta ULM, Fakhrur Razie memberi saran, lahan pertanian rawa di Jejangkit harus menyesuaikan kondisi alam agar bisa tumbuh dengan baik. Menurut dia, proses penaman padi jangan terlalu dipaksakan dengan pola yang tidak sesuai.

“Kami tahu bahwa kondisi di sini memang tanahnya asam, airnya terlalu tinggi. Tapi banyak teknologi yang kami pakai untuk mengantisipasi hal ini. Ini yang coba kita tawarkan nanti melalui blueprint yang akan disusun oleh tim riset yang ditunjuk oleh rektor ULM,” ujarnya.

Melihat potensi itu, ia berharap model optimalisasi lahan rawa yang dikembangkan ULM bisa diadopsi masyarakat setempat yang menggarap lahan pasca HPS ke-38. Apalagi selama ini ujarnya, tim melibatkan masyarakat dalam pengerjaan lahan.

Dilihat sepintas ujarnya, banyak kendala pengolahan lahan seperti air yang tinggi. Tapi kondisi itu bisa disiasati dan cara itu sudah diperlihatkan kepada petani setempat. Namun dingatkan, ada beberapa kebiasaan yang harus diubah petani dalam mengelola lahannya seperti penyediaan tanggul dan penyediaan ruang yang cukup.

“Saat ini petani berpikir (menyediakan tempat,red) itu mengurangi hasil padi, padahal cara itu efektif untuk mengatur air,” ujarnya. slm

Baca Artikel Lainnya

Leave a Comment