Komisi II Prihatin Hilangnya Ratusan Juta Peralatan Vital RSUD

by baritopost.co.id
0 comment 3 minutes read

Pelaihari,BARITO – Proyek pembangunan RSUD H Boejasin yang sekarang telah diserahkan PT Pembangunan Perumahan.Tbk (PP) ke Pemkab Tanah Laut, namun masih belum beroperasi.

Sebagai fasilitas pelayanan kesehatan yang refresentatif, sudah pasti rumah sakit berlantai 7 di Kelurahan Sarang Halang itu pun di tunggu-tunggu warga agar segera beroperasi. Namun pada kondisi sekarang membuat Komisi II DPRD Tala pun harus merasa turun tangan..

Tidak semudah membalikan telapak tangan, rumah sakit terbesar di skop kabupaten di Kalsel ini masih menyisihkan kendala-kendala hingga belum bisa 100 persen di operasikan. Kendala-kendala yang berada di seputar proyek rumah sakit tersebut di antaranya sudah 2 kali panel-panel kelistrikan di curi orang baik di lantai 1 sampai 3.

Peralatan kelistrikan yang hilang itu seperti Moulded Case Circuit Breaker (MCCB) yang fungsinya untuk mengamankan arus listrik dari beban lebih atau dari hubungan singkat, dan Miniature Circuit Breaker (MCB) yang fungsinya adalah pada salah satu kompenen instalasi seperti listrik di rumah yang memiliki peran sangat penting sebagai sistem proteksi jika terjadi beban lebih serta hubungan arus konsleting. Baik MCCB dan MCB keduanya saling berkaitan menyangkut kelistrikan.

Tidak itu saja, sejumlah shower di toilet pun ikut raib termasuk peralatan Network Video Recorder (NVR) kapasitas 1 TB pun hanya tinggal box warna hitam dan kabelnya saja yang terlihat.

Komisi 2 yang di nahkodai Edy Porwanto beserta anggotannya pun, Rabu (16/10) melakukan kunjungan ke rumah sakit.

Segenap anggota komisi 2 pun tercengang, manakala di perlihatkan panel-panel listrik maupun shower yang hilang tersebut. Komisi 2 juga melihat langsung 2 buah lift yang salah satunya masih belum apa-apa.

Sementara 1 lift juga belum bisa beroperasi lantaran tidak beroperasi karena harus terkoneksi dengan kelistrikan, sementara komponen kelistrikannya pada hilang.

Direktur RSUD H.Boejasin Dr.Hj. Isna Farida mengatakan, pihaknya terus bekerja keras untuk menyelesaikan rumah sakit dan inshaa allah pada bulan Desember yang bertepatan dengan hari jadi Tala, rumah sakit bisa segera beroperasional.

Ia menambahkan, kendala sementara yang krusial memang soal jalan yang belum ada, akan tetapi di anggaran perubahan ini Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan (DPUPRP) Tala yang mengerjakannya. Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) sedang berproses pengerjaan, sementara menyangkut peralatan sudah ada sehingga tinggal memindah saja ke rumah sakit yang baru. Untuk lantai 6 dan 7 yang belum selesai, maka bertahap di selesaikan.

Edy Porwanto mengatakan, kunjungan untuk memastikan benarkah nanti pada bulan Desember nanti bisa operasional, namun setelah di lihat secara fisik, ada banyak hal yang harus di butuhkan kerja keras dari pihak manajemen rumah sakit untuk bisa mewujudkan bulan Desember nanti beroperasi.

“dibutuhkan kerja keras, dead line waktu yang terukur, sehingga bulan Desember benar-benar beroperasi bukan hanya keinginan semata, sehingga bukan hanya obsesi bulan Desember 2019 bisa operasional, komisi 2 cukup prihatin atas hilangnya sejumlah komponen-komponen yang justru sangat vital bagi operasional rumah sakit, namun demikian komisi 2 sangat support agar fasilitas kesehatan terbesar dan megah ini bisa beroperasi,” tutup Edy.

Proyek besar pembangunan rumah sakit bertipe B itu, menelan dana dari APBD Tala sebesar Rp 300 milryar. Ground Breaking rumah sakit sendiri dilakukan era bupati Tala Bambang Alamsyah dan wakil bupatinya H.Sukamta di tahun 2016 lalu.

Pemenang tender pembangunan rumah sakit sendiri oleh PT.PP yang merupakan BUMN, dimana proyek tersebut bersifat multi year. Sesuai dengan kontrak, pengerjaan oleh PT.PP di mulai tahun 2016 sampai 2018.

baz

Baca Artikel Lainnya

Leave a Comment