SDIT Ukhuwah Bantah Ada Pembulian, Orang Tua Korban: Buktikan di Persidangan

by baritopost.co.id
0 comments 2 minutes read
PIHAK SDIT Ukhuwah bersama kuasa hukumnya memberikan keterangan pers, Kamis (6/3/2025) sore, terkait dugaan pembulian di sekolah tersebut.

Banjarmasin, BARITOPOST.CO.ID – Pihak Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Ukhuwah Banjarmasin angkat bicara terkait dugaan kasus bullying atau perundungan yang terjadi di sekolah tersebut.

Melalui kuasa hukumnya, BK Dewa Krisna, pihak sekolah membantah segala tudingan yang telah dilemparkan pihak pelapor,  orang tua korban.

Menurut Dewa, kejadian yang sebenarnya bukan seperti kabar yang beredar dan juga dilaporkan oleh pihak pelapor.

“Kejadian itu bukanlah sebuah pembulian atau perudungan, tapi hanya sebuah perkelahian biasa antar anak-anak saja,” ucap Dewa dalam konferensi pers di SDIT Ukhuwah Banjarmasin, Kamis (6/3/2025) sore.

“Karena saat kejadian, memang antar kedua belah pihak (anak pelapor dan terlapor) itu memang sedang bermain hingga berujung perkelahian, seperti yang terlihat dalam rekaman video CCTV sekolah, jadi bukanlan perundungan,” sambungnya.

Dewa mengaku siap mengikuti semua proses hukum. Di samping itu, pihaknya juga telah memenuhi panggilan Unit PPA Satuan Reskrim Polresta Banjarmasin.

“Kami juga sudah menyiapkan langkah-langkah hukum, dalam menghadapi laporan ini,” jelas Dewa.

“Kita juga sudah menyerahkan sejumlah alat bukti kepada pihak kepolisian,” tambahnya.

Pihak sekolah menegaskan bahwa mereka tidak memihak siapa pun dan berkomitmen menentang segala bentuk kekerasan, baik verbal maupun fisik.

“Kami hanya ingin meluruskan kabar yang beredar. Dalam kasus ini, kami melihat kedua belah pihak sebenarnya sama-sama menjadi korban,” tandas Dewa.

Orang tua korban Reza Febiardy juga memberikan keterangan kepada wartawan.(foto: hamdani-brt)
Orang tua korban Reza Febiardy juga memberikan keterangan kepada wartawan.(foto: hamdani-brt)

Sementara itu, Reza Febiardy, orang tua siswa korban, mengaku bahwa pihaknya menginginkan keadilan yang seadil-adilnya.

Kepada wartawan, tadi malam, dia menegaskan, bukti penganiayaan yang dapat dilihat dari CCTV sudah cukup. Kemudian, bukti dari psikolog dan psikiater yang menyatakan anaknya mengalami trauma berat.

Reza pun membeberkan perubahan prilaku anaknya, seperti menyendiri, mudah marah dan selalu meminta temani bila mau berjalan.

Kemudian, setelah kejadian itu, si anak tidak mau masuk sekolah, takut diperlakukan serupa.

“Apa yang sudah kami laporkan ke kepolisian, kami ingin meminta keadilan seadil-adilnya, bahwa pembulian ini harus dihentikan,” ucapnya.

Reza juga meminta itikad baik dari orang tua pelaku siswa. Pasalnya, menurut dia, hingga sekarang tidak ada permintaan maaf dari orang tua pelaku sebagai bentuk pertanggungjawaban.

Karena tidak ada jalan damai yang disepakati, Reza ingin kasus ini dibuktikan di persidangan. ‘’Apapun itu hasilnya,’’ tegasnya.

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kota Banjarmasin Saut Nathan Samosir mensinyalir terjadinya dugaan perundungan di SDIT Ukhuwah karena kurangnya pengawasan guru.

‘’Kalau pengawasan gurunya berjalan, tentunya hal tersebut tidak akan terjadi,” katanya kepada Barito Post, Kamis (6/3/2025).

Dia berharap agar  pihak sekolah lebih intensif lagi dalam melakukan pengawasan kepada peserta didiknya, dan jangan hanya mengandalkan CCTV.

 “Pasang CCVT sudah bagus untuk mengantisipasi dini, tapi kalau tidak ada operatornya yang mengawasinya ya percuma saja. Pengawasan langsung dari pengajar akan lebih bagus,’’ ucapnya.

Saut juga menyesalkan kasus ini membesar hingga ke ranah hukum. ‘’Mungkin lantaran respons pihak sekolah kurang, makanya orang tua siswa akhirnya melapor,” ujarnya.

Penulis: Hamdani/Fanie
Editor: Dadang

Follow Google News Barito Post dan Ikuti Beritanya

Baca Artikel Lainnya

Tinggalkan komentar