Paman Birin Maafkan Penyebar Fitnah, Patut Di Contoh sebagai Pemimpin yang Bijak

by admin
0 comment 1 minutes read

Banjarmasin, BARITO – H Sahbirin Noor (Paman Birin) Calon Gubernur Kalimantan Selatan nomor urut 01, yang telah di fitnah korupsi sebesar 80 miliar saat menjabat gubernur terkait renovasi Komplek Makam Ulama Besar Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari, namun ternyata malah memaafkan pelaku penyebaran selebaran berisi fitnah tersebut, tentunya suatu sikap terpuji dari seorang pemimpin, bahkan sikap seperti itu patut pula di contoh.

Pujian ini disampaikan Wakil Ketua DPD Partai Golkar Kalsel Bidang Pemenangan Pemilu H Puar Junaidi kepada wartawan di Banjarmasin, Selasa (8/6/2021).

Hal ini dikatakan Puar Junaidi menyikapi situasi dan kondisi yang sangat panas di media sosial di hari terakhir jelang pelaksanaan Pemungutan Suara Ulang (PSU) Pemilihan Gubernur (Pilgub) Kalsel 9 Juni 2021.

“Apa yang telah dilakukan Paman Birin ini sesuatu yang luar biasa, sikap memaafkan itu patut jadi perhatian kita bersama,” kata Puar.

Dengan sikap Paman Birin seperti itu, lanjutnya, ini menunjukan beliau sebagai seorang pemimpin yang bijak, kemudian mengerti dan paham dengan situasi dan kondisi di banua.
Padahal penyebar selebaran fitnah itu tertangkap tangan, imbuhnya, kemudian telah diserahkan ke pihak kepolisian, sehingga ini masuk dalam proses hukum, tapi ternyata telah di maafkan oleh Paman Birin selaku korban yang telah di fitnah.

“Ini tentunya tidak semua orang memiliki sikap kepribadian yang demikian,” tukasnya.

Ditegaskan Puar, dengan memaafkan penyebar fitnah tersebut, karena Paman Birin tidak mau membinasakan masyarakatnya, padahal Paman Birin sebagai korban yang di fitnah.

Meski Paman Birin telah bersikap bijak, lanjutnya, namun disayangkan setelah itu berkembang lagi opini yang mengatakan bahwa ini sebuah rekayasa yang di lakukan.

“Opini seperti ini lah yang mengundang perhatian saya untuk menyikapi,” tandasnya.

Karena ada pihak yang telah beropini seperti itu, maka saya tegaskan ini perilaku yang kurang bisa di contoh di masyarakat, karena kegiatan-kegiatan semacam ini merupakan bentuk mafia politik.

Penulis : Sopian

Baca Artikel Lainnya

Leave a Comment