Matahari Nyaris tak Tenggelam, Warga Norwegia Jalani Puasa

by adm
0 comment 2 minutes read
Negara tanpa malam, Puasa Ramadan bagi warganya (foto:ist)

BARITOPOST.CO.ID – Masuknya Ramadan 2023, banyak negara-negara yang memiliki waktu durasi berpuasa terlama dan terpendek.

Setiap wilayah memiliki durasi waktu berpuasa, tergantung dari waktu terbit dan terbenamnya matahari. Kenapa durasi puasa berbeda-beda di tiap negara? Sebab waktu puasa dimulai ketika matahari terbit di kaki langit dan puasa akan berakhir ketika matahari tengah terbenam.

Posisi matahari di tiap negara berbeda-beda sesuai dengan gerak semunya. Hal ini membuat lamanya waktu puasa di berbagai negara menjadi berbeda sesuai dengan posisi garis lintangnya.

BACA JUGA: UPZ Bank Kalsel Serahkan Bantuan Kepada Terdampak Kebakaran

Indonesia merupakan negara tropis sehingga tidak begitu terpengaruh fenomena durasi waktu saat puasa. Di Indonesia durasi puas tidak terlalu lama dan juga tidak terlalu pendek.

Berbeda dengan negara lain yang berada di wilayah subtropis. Waktu dan durasi puasa pun bervariasi sesuai dengan kondisi garis lintang. Durasi puasa yang paling panjang berada di daerah subtropis yang berlangsung di puncak musim panas.

Penduduk Bumi di bagian Utara yang lebih dekat ke arah Kutub Utara, maka lama waktu puasanya akan semakin panjang. Penduduk bumi bagian Selatan yang dekat ke arah Kutub Selatan.

BACA JUGA: Kualitas Sinyal Sangat Bagus, Indosat Cek Jaringan di Kalsel

Masyarakat yang menjalankan ibadah puasa di Norwegia dikenal sebagai negara tanpa malam ‘The Land of the Midnight Sun’? Di YouTube, beredar video ketika pendakwah Dr. Waleed Hakeem menjelaskan cerita menarik berpuasa di Arktika Norwegia.

Dalam video tersebut, Dr. Waleed yang baru menyelesaikan ibadah puasa lalu shalat Tarawih menunjukkan tampak adanya sinar matahari di malam hari.

BACA JUGA: Bupati Balangan Harap Peserta Festival Bagarakan Sahur Lebih Kreatif

Untuk menghadapi kondisi tersebut, warga di daerah Arktik Norwegia dan sekitarnya memutuskan untuk mengikuti fatwa dari Al-Azhar, yaitu puasa berdasarkan waktu Mekah.

Itulah mengapa warga sekitar di Norwegia berbuka puasa pada saat matahari masih terbit. Warga di sana pun mengikuti waktu Tarawih di Mekkah, termasuk mengikuti waktu shalat Subuh di Mekkah.

Dr. Waleed Hakeem menjelaskan, keadaan seperti demikian tidak kerap selamanya terjadi. Ketika terdapat waktu matahari terbit dan terbenam, warga yang tinggal di Norwegia dapat berpuasa hampir 22 jam lamanya.

BACA JUGA: FWE dan Alfamart Berbagi Berkah di Ramadan 2023

Ada sekitar 1.200 Muslim di sana. Mereka datang dari kota-kota kecil di sekitar wilayah Arktika Norwegia.

Beratnya menjalani puasa sekitar 20 jam lamanya itu justru diuntungkan oleh kondisi cuaca Norwegia yang mencapai sekitar 17 derajat celsius. Sehingga masyarakat di sana merasakan tak ada masalah dalam berpuasa ini karena cuacanya nyaman. (*)

Follow Google News Barito Post dan Ikuti Beritanya

Baca Artikel Lainnya

Leave a Comment