Ini Elektabilitas Parpol di Survei Data Riset Analitika

by adm
0 comment 5 minutes read
Ilustrasi Setelah Mencoblos, Harus Mencelupkan Jari ke Tinta Pemilu (foto:istimewa)

Jakarta, BARITOPOST.CO.ID – Data Riset Analitika melakukan survei elektabilitas Partai Politik (Parpol).  Dan menunjukkan Gerindra memiliki elektabilitas paling tinggi dengan dukungan mencapai 20,6%. Figur partai ikut memengaruhi elektabilitas partai tersebut.

Sementara itu pada jajaran papan tengah, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) diperkirakan bakal melenggang ke Senayan. PSI yang digawangi putra Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep, berhasil menembus ambang batas parlemen dengan meraih elektabilitas 4,3%.

Baca Juga: Kapolsek Banjarmasin Timur Cek Gudang Logistik KPU, Pastikan  Surat Suara Aman Terkendali

“Elektabilitas Gerindra teratas dalam konstelasi pemilu legislatif, dan di jajaran papan tengah PSI diprediksi lolos menuju Senayan,” kata Direktur Eksekutif Data Riset Analitika Nana Kardina dalam keterangan tertulis seperti dilansir harianjogja.com, Rabu (31/1/2024).

Nana mengatakan Gerindra yang merupakan partai utama pengusung pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka mengalami lonjakan elektabilitas berkat coattail effect dari pasangan capres-cawapres nomor urut 2 tersebut.

Baca Juga: Banjarmasin Upayakan Peningkatan Produksi Beras Dari Lahan Yang Ada

Menurutnya, pemilu kali ini yang didominasi oleh kontestasi Pilpres, hal itu membuat partai-partai yang kurang memiliki asosiasi dengan capres-cawapres harus bekerja lebih keras lagi.

Di antara tiga pasangan capres-cawapres, hanya sedikit yang berkaitan dengan partai pengusungnya.

Selain Gerindra dengan figur ketua umumnya Prabowo Subianto, hanya PDIP dan PKB yang cukup memiliki kaitan dengan kandidat Pilpres.

Baca Juga: Kapolsek Banjarmasin Timur Cek Gudang Logistik KPU, Pastikan  Surat Suara Aman Terkendali

PDIP adalah partai utama pengusung Ganjar-Mahfud, sedangkan PKB menjadi anggota koalisi pengusung Anies-Muhaimin.

PDIP yang berasosiasi kuat dengan figur Ganjar Pranowo masih meraih elektabilitas tinggi, menduduki peringkat kedua sebesar 17,8%. PKB dengan ketua umumnya Muhaimin Iskandar meraih 7,8%, bersaing dengan Golkar yang elektabilitasnya 8,5%.

“Meskipun tidak ada figur Golkar yang maju dalam Pilpres, tetapi mesin politik partai yang selalu menjadi bagian dari pemerintahan itu masih mampu menjaga posisinya bertahan pada peringkat tiga besar,” ujarnya.

Baca Juga: Banjarmasin Upayakan Peningkatan Produksi Beras Dari Lahan Yang Ada

Hanya saja, harus diakui keunggulan PKB yang mampu mendekati elektabilitas Golkar. “Di antara anggota Koalisi Perubahan, hanya Cak Imin yang diasosiasikan dengan partai pengusungnya, sedangkan Anies Baswedan tampak lebih independen,” kata Nana.

NasDem dan PKS juga memperebutkan efek elektoral Anies, di mana NasDem merupakan partai yang pertama kali mengusung, sedangkan basis pemilih PKS lebih kuat dalam mendukung Anies. Elektabilitas PKS sedikit lebih baik, mencapai 5,1%, sedangkan NasDem 4,7%.

Baca Juga: Kapolsek Banjarmasin Timur Cek Gudang Logistik KPU, Pastikan  Surat Suara Aman Terkendali

Sementara itu Demokrat yang berpindah koalisi dari semula mendukung Anies menjadi bagian dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) pengusung Prabowo-Gibran harus puas dengan elektabilitas 5,0%.

“PKS dan Demokrat semula sama-sama menempatkan diri sebagai oposisi dan berada di luar pemerintahan Jokowi, di mana sebelumnya Demokrat cukup pintar memimpin gerbong oposisi dalam melancarkan kritik terhadap berbagai kebijakan Jokowi,” ujarnya.

Baca Juga: Banjarmasin Upayakan Peningkatan Produksi Beras Dari Lahan Yang Ada

Posisi itu kini diambil PKS, bahkan oleh Nasdem dan PKB yang merupakan dua partai pemerintah pengusung Anies-Muhaimin.

Selain itu ada PAN dengan elektabilitas 4,6%, atau sedikit di atas PSI. Peluang PSI lolos ke Senayan disumbang oleh asosiasi partai dengan Presiden Jokowi, terutama sejak masuknya Kaesang, serta dukungan terhadap Prabowo-Gibran.

Baca Juga: Kapolsek Banjarmasin Timur Cek Gudang Logistik KPU, Pastikan  Surat Suara Aman Terkendali

Perpecahan Jokowi dengan PDIP memberi peluang bagi PSI untuk berkembang menjadi kendaraan politik bagi Jokowi. “Masuknya PSI ke Senayan bisa menjadi saluran kepentingan Jokowi di arena legislatif, sedangkan Prabowo-Gibran menguasai eksekutif,” tutur Nana.

Nasib kurang baik dihadapi oleh PPP yang memiliki kursi paling sedikit di Senayan. PPP terancam tergeser keluar dari parlemen dengan elektabilitas hanya 2,5%.

Baca Juga: Banjarmasin Upayakan Peningkatan Produksi Beras Dari Lahan Yang Ada

Di antaranya ada Perindo (1,3%), Gelora (0,6%), PBB (0,4%), dan Hanura (0,3%). Lalu ada Ummat dan Garuda yang sama-sama 0,1%, serta PKN dan Buruh yang nihil dukungan, sedangkan sisanya 16,2% tidak tahu/tidak jawab.

Survei Data Riset Analitika dilakukan pada 20-25 Januari 2024, secara tatap muka kepada 1200 responden mewakili 38 provinsi. Metode survei adalah multistage random sampling, dengan margin of error sekitar 2,9% dan tingkat kepercayaan 95%.

Baca Juga: Kapolsek Banjarmasin Timur Cek Gudang Logistik KPU, Pastikan  Surat Suara Aman Terkendali

Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI telah menetapkan tiga peserta Pilpres 2024, yakni pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar nomor urut 1, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka nomor urut 2, dan Ganjar Pranowo-Mahfud Md nomor urut 3.

Masa kampanye berlangsung mulai 28 November 2023 hingga 10 Februari 2024. Setelah masa kampanye, ada masa tenang pada 11-13 Februari 2024. Kemudian, jadwal pemungutan suara Pemilu 2024 berlangsung serentak pada 14 Februari 2024. (*)

Survei Data Riset Analitika yakni:

Gerindra 20,6%

PDIP 17,8%

PKB 7,8%

Golkar 8,5%

PKS 5,1%

Demokrat 5,0%

NasDem 4,7%

PAN 4,6%

PSI 4,3%

Baca Juga: Banjarmasin Upayakan Peningkatan Produksi Beras Dari Lahan Yang Ada

PPP 2,5%

Perindo (1,3%)

Gelora (0,6%)

PBB (0,4%)

Hanura (0,3%)

Ummat 0,1%

Garuda 0,1%

PKN dan Buruh nihil dukungan

Tidak Tahu/Tidak Jawab 15,2%

 

 

 

Baca Artikel Lainnya

Leave a Comment