Habib Aboe Bakar Al-Habsyi: Rumah Ibadah Jangan Dijadikan Panggung Politik

by baritopost.co.id
0 comment 3 minutes read

Banjarmasin, BARITOPOST.CO.ID – Pemungutan Suara Ulang (PSU) Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Kalimantan Selatan (Kalsel) menjadi perhatian Sekretaris Jenderal PKS Habib Aboe Bakar Al-Habsyi. Anggota DPR RI daerah pemilihan Kalsel 1 ini berharap menjelang dan pelaksanaan PSU berlangsung kondusif tanpa diwarnai hal yang menimbulkan gesekan di tengah masyarakat.

Habib Aboe Bakar mengatakan, PSU ini adalah bagian dari demokrasi. Menurutnya semua orang harus harus menghormati segala aturan yang berlaku dalam PSU. Dia menyayangkan jika ada pihak yang menciptakan suasana ketegangan dan permusuhan.

“Tidak perlulah bikin kegaduhan di Kalsel. Mari menumbuhkan suasana happy. Masyarakat Kalsel sudah cerdas,” tuturnya, Senin (19/4/2021).

Dia juga mengaku prihatin apabila rumah ibadah dijadikan panggung politik di momen menjelang PSU sekarang. Terlebih lagi, sebutnya, tak tahapan kampanye dalam PSU.

“Kan sudah jelas ada larangan kampanye. Tentu masyarakat paham bahasa yang berbau kampanye atau tidak. Intinya, jangan menggunakan tempat ibadah untuk kepentingan sepihak,” imbuhnya.

Sementara itu, Habib Aboe Bakar juga meyampaikan kesiapan penuh PKS dalam PSU untuk memenangkan pasangan Sahbirin Noor-Muhidin. Sebab, PKS merupakan bagian dari partai pengusung kandidat petahana tersebut.

“Dari 827 TPS PSU, PKS akan ada di lapangan”, ujarnya.

Habib Aboe Bakar juga mengkritisi statement calon gubernur Indrayana yang zakat di bulan Ramadhan bakal disisipi politik uang. Menurut Habib, hal tersebut jangan terlalu dikaitkan dengan politik, pasalnya itu adalah hak orang mau membayar zakat dan THR untuk berbuat kebaikan.

“Masa orang berbuat kebaikan dibilang money politik”, tegasnya.

Sementara itu, Ketua DPW Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kalsel, Ja’far berharap hajatan pemilihan ini berjalan dengan baik, aman dan lancar. Dia menghimbau masyarakat agar tidak mudah terhasut opini yang dapat memecah belah persatuan di Bumi Lambung Mangkurat.

“Jangan ada yang menodai suasana menjadi tidak kondusif. Mari kita laksanakan PSU dengan santai. Jangan ada indikasi yang memanas-manaskan tensi di PSU yang bisa memancing keributan,” ucapnya.

Soal maraknya tudingan akan adanya kecurangan seperti yang diwanti-wanti cagub Denny Indrayana melalui medsosnya, Ja’far mengatakan jika ingin menuding sesuatu haruslah melampirkan bukti apa pun masalahnya.

“Apalagi Denny tentu tahu persis dan paham betul soal hukum. Jadi menurut saya kalau mereka merasa ada kecurangan tak perlu main di medsos, cukup buktikan saja secara hukum dan tentu ada saluran lembaga yang mengurus itu. Apalagi kalau itu hanya untuk mempengaruhi pikiran masyarakat. Jangan sampai masyarakat tertekan,” tegasnya.

Ja’far juga menyayangkan statement dari Denny Indrayana yang menuding Bawaslu Kalsel tidak profesional. Dia mengingatkan bahwa Bawaslu itu lembaga resmi pemerintah yang harus bersama-sama dijaga marwahnya.

“Kita harus menghargai keberadaan Bawaslu. Kredibilitas Bawaslu kita harus dukung. Jangan kita ragukan. Kalau ada bukti pelanggaran dibantu Bawaslunya segera melapor”, tandasnya.

Sementara itu, Ja’far mengingatkan kontestasi Pilkada adalah hak dan milik masyarakat Kalsel. Sebab itu, dia mempertanyakan keberadaan elit politik pusat yang datang ke Kalsel untuk memenangkan salah satu calon.

“Saya menilai tak perlulah orang luar Kalsel datang. Karena orang Kalsel sendiri yang paling tahu betul daerahnya. Tidak usah mendatangkan orang di luar Kalsel,” ungkapnya.

Ja’far mengingatkan bila Pilkada Kalsel ini adalah milik masyarakat Kalsel. Harapannya, masyarakat yang berpartisipasi itu masyarakat Kalsel yang nanti menjadi obyek pembangunan Kalsel.

“Apalagi bila hal tersebut menyimpan adanya kepentingan besar dari pihak luar Kalsel. Memang ini yang perlu diwaspadai. Jangan sampai Kalsel jadi lahan teropong dari luar. Kalsel harus tetap milik masyarakat Kalsel”, tegasnya.

Disinggung soal Paman Birin yang selama ini hanya diam menghadapi berbagai tudingan yang menyerangnya, Ja’far menilai ini karena adanya kedewasaan calon gubernur petahana tersebut dalam berpolitik.

Dia menerangkan, 5 tahun menjabat Gubernur Kalsel, Paman Birin sudah sangat paham karakter masyarakat Kalsel. Paman Birin tidak mau memperkeruh suasana. Paman Birin saya lihat justru terjun langsung ke tengah-tengah masyarakat untuk mengetahui persoalan masyarakat.

“Paman Birin itu orangnya humble. Jadi ketemu masyarakat itu biasa saja. Bahkan kalau melihat penampilan Paman Birin itu sangat bersahaja dan tidak memperlihatkan seorang pejabat. Tanpa ada jarak dengan masyarakat. Tentu sulit pemimpin seperti itu,” pungkasnya.

Editor: H Arief

Baca Artikel Lainnya

Leave a Comment