Ahli Konstruksi Australia Berbagi Pengalaman

by baritopost.co.id
0 comment 2 minutes read

Banjarmasin, BARITO – Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Asal Australia Mr Shane Elson berbagi pengalaman di acara halal bihalal Ikatan Nasional Tenaga Ahli Konsultan Indonesia (Intakindo) Kalimantan Selatan, Jumat malam (22/6) di Hotel Efa Jalan A Yani Km 7 Kertak Hanyar.

Ia menilai Indonesia dan Australia sangat berbeda dalam bekerja di sektor konstruksi. “Kebijakan sektor konstruksi di Indonesia lebih mudah ketimbang di Australia. Ya malam ini saya mau berbagi tentang pengalaman saya di Australia dulu saya bekerja selama 15 tahun sebagai insinyur,” ujar Mr Shane Elson dalam paparan pengalaman kepada anggota Intakindo Kalsel.

Shane mengaku, sebagai insinyur di Australia lebih sulit ketimbang di Indonesia, apalagi berbagai proyek yang dikerjakan seperti jalan, jembatan, dan infrastrutur lainnya.
“Pengalaman saya ini akan menjadi modal bagi anggota Intakindo untuk melaksanakan pekerjaan agar lebih professional dan terukur, sehingga setiap pekerjaan sesuai dengan harapan demi pembangunan di Kalimantan Selatan,” tambah Direktur PT Solusi Berinovasi Indonesia ini.

Ketua Intakindo Kalsel Nanda Febrian mengungkapkan, pertemuan profesi anggota Inkindo bertujuan berbagi pengalaman. “Ya Mr Shane Elson bisa menjadi kebanggaan Intakindo Kalsel sebab mampu berbagi pengalaman di acara halal bihalal. Beliau bisa berbagi bagaimana melaksanakan pekerjaan secara baik mulai direncanakan infrastruktur, mengawasi sampai melaksanakan infrastruktur,” tutur pria enerjik ini.

Nanda Febrian menyatakan, Mr Shane Elson memaparkan secara gamblang bercerita bagaimana saat melaksanakan pekerjaan di Indonesia selama 6 tahun, berkeliling ke daerah-daerah. “Setidaknya dapat memberikan gambaran bagaimana perencanaan infrastruktur yang baik kemudian Intakindo menyikapi standarisasi infrastruktur, dengan tenaga kerja pemegang sertifikat yang jumlahnya mencapai 320 anggota Intakindo,” beber Nanda yang juga pengurus Inkindo Kalsel ini.

Jika berkaca dari kualitas pekerjaan, Nanda berpendapat, dibutuhkan solusi bagaimanan setiap pekerjaan memang dapat diperhitungkan kekuatannya dan perencanaannya. “Ya, walau ada Standar Nasional Indonesia (SNI) setiap pekerjaan, namun bisa saja jika dibanding dengan Australia jauh lebih rendah kualitasnya, sehingga terkadang infrastruktur kita menjadi lemah dari aspek kualitas,” katanya.

Ketua Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) Provinsi Kalsel Subhan Syarief mengatakan, jika berbicara kualitas maka masih rendah di daerah, sehingga memunculkan beberapa aspek seperti kegagalan bangunan, material rusak, dan tak layak fungsi, sehingga seharusnya diperlukan setiap pembangunan infrastruktur memiliki factor keselamatan, jaminan mutu, dan lainnya,” bebernya.

Untuk itu, Ia berharap, semua anggota Intakindo dapat belajar dan mendapatkan masukan dalam sharing bersama Mr Shane Elson. “Menjadi bagian penting sebagai dasar, untuk cara kita menimba ilmu dari tenaga ahli luar negeri maka kita akan bisa membandingkan kemampuan yang kita miliki,” katanya.
Apalagi, sebut Subhan, dari segi kemampuan profesionalitas negaranya lebih bagus. “Jadi kita perlu belajar banyak dengan mereka, sebab aspek profesionalitas mereka lebih ketat di sektor konstruksi,” katanya.
Paling tidak, selanya, Mr Shane Elson memberikan pencerahan dalam belajar, terutama sistem pendidikan tenaga ahli di Kalimantan Selatan, sehingga persoalan teknis penanganan di lapangan dalam mekanisme tata cara kerja lebih mudah dan fokus. afd/brt

Baca Artikel Lainnya

Leave a Comment