Wali Kota Apresiasi Kinerja Tim Pendamping Keluarga Beresiko Stunting

by baritopost.co.id
0 comment 2 minutes read
Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina meyerahkan santunan JKM kepada kader pendamping keluarga stunting di Banjarmasin.

Banjarmasin, BARITOPOST.CO.ID Penekanan kasus stunting terus digalakkan melalui tim pendamping keluarga beresiko Stunting. Upaya itu mendapat apresiasi oleh Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina.

Wali Kota menyerahkan santuan kematian dari BPJS Ketenagakerjaan bagi para kader pendamping, didampingi Camat Banjarmasin Utara Norrahmawati, Ketua TP PKK Kota Banjarmasin Siti Wasilah, serta lurah se- Banjarmasin Utara.

Baca Juga: Warga Pekapuran Laut Keritisi Penyesuaian Tarif Perumda PALD

Ibnu Sina menyampaikan terima kasih kepada seluruh tim pendamping keluarga atas komitmennya dalam mendampingi anak-anak yang resiko stunting.

“Kami berharap dengan orientasi ini, Semoga kemampuan dan keterampilan tim pendamping dapat meningkat, termasuk dalam pendataan yang akurat dan seimbang,” ujar Ibnu.

Lebih lanjut, Ia juga ingin agar data mengenai anak-anak stunting menjadi semakin valid dan dapat menjadi indikator nyata penurunan kasus stunting di Banjarmasin.

Baca Juga: Warga Pekapuran Laut Keritisi Penyesuaian Tarif Perumda PALD

“Karena melalui Bantuan Program Bapak Asuh Anak Stunting dengan pemberian makanan dan tambahan gizi diyakini dapat memberikan hasil yang positif jika didampingi secara intensif oleh tim pendamping,” tambahnya.

Sementara angka stunting masih cukup tinggi, Ibnu Sina menekankan perlunya upaya ekstra untuk memastikan penurunan yang signifikan. Ia juga menyebut bahwa setelah usia dua tahun, sebagian besar anak yang stunting tidak lagi termasuk dalam kategori tersebut, baik karena faktor usia maupun penanganan yang diberikan.

Baca Juga: Warga Pekapuran Laut Keritisi Penyesuaian Tarif Perumda PALD

“Perlu upaya luar biasa untuk memastikan lagi, kalo terjadi penurunan memang diatas 2 tahun kan mereka sudah tidak termasuk ketagori lagi, kalo kasus kemaren ada yang 600 lebih anak itu 90 diantaranya lulus karena usia sudah diatas 2 tahun dan sisanya karena memang treatment kita, itu yang diharapkan” jelasnya.

Ia pun menyoroti bahwa kasus stunting merupakan problematika yang tersebar di seluruh kecamatan yang ada di Banjarmasin, meski memang mungkin membutuhkan perhatian lebih intensif di beberapa daerah seperti di Selatan, Utara, dan pinggiran kota.

Baca Juga: Warga Pekapuran Laut Keritisi Penyesuaian Tarif Perumda PALD

Kendati demikian, ia menekankan bahwa stunting bukan hanya masalah di pinggiran, tetapi juga terjadi di tengah-tengah kota.

“Seluruh kecamatan sama sebenarnya karena dari yang 22 lebih titik stunting di Banjarmasin itu di semua kecamatan ada, kita pernah masuk gitu ke sungai baru ke dalam dalam gitu masih ada anak anak yang stunting, tapi rata-rata itu karena anak anak yang tidak dikehendaki lahirnya,” tutupnya.

Penulis : Hamdani

Follow Google News Barito Post dan Ikuti Beritanya

Baca Artikel Lainnya

Leave a Comment