Tambah Profesor, FH ULM Gelar Pelatihan Jurnal Internasional   

by admin
0 comments 3 minutes read

Banjarmasin, BARITO – Fakultas Hukum Universitas Lambung Mangkurat (FH ULM) memacu penambahan dosen bergelar guru besar (profesor) melalui pelatihan penulisan jurnal internasional bereputasi.

Kegiatan itu merupakan cara agar dosen mampu menulis dan menyebarluaskan jurnalnya secara global. Di samping pula, karena dosen yang sudah mampu menembus jurnal internasional, akan mudah naik menjadi guru besar.

Dekan FH ULM Abdul Halim Barkatullah mengungkapkan, pihaknya menekankan pentingnya pelatihan penulisan artikel jurnal bereputasi internasional bagi dosen.

” Ini sangat penting sekali bagi Fakultas Hukum. Karena sekarang ini saya katakan, Universitas Lambung Mangkurat kaya akan doktor tetapi miskin guru besar. Di fakultas hukum kita ini, ada 50 persen doktor dari total jumlah dosen, dan guru besar baru satu,” ujarnya seusai membuka Pelatihan Penulisan Artikel Jurnal Internasional Bereputasi di Ruang Soedjono FH ULM Rabu (28/11).

Memacu penambahan guru besar, menurut Halim, merupakan PR baginya selaku pimpinan fakultas. Selain itu, tambahnya, syarat utama untuk menjadi guru besar adalah memiliki  artikel yang dimuat di jurnal internasional bereputasi.

“Memang untuk ke arah sana ( supaya bisa menembus jurnal internasional, red)   tidak gampang. Susah luar biasa. Karena persaingan bukan hanya Indonesia tetapi secara global. Malah kalau kita bicara hukum, tidak ada satupun jurnal di Indonesia yang bereputasi internasional,” jelasnya.

Persaingan tingkat dunia tersebut, kata Halim, berimbas kepada dosen FH ULM yang terhambat menjadi guru besar.

Melalui kegiatan pelatihan, dia berharap target menambah dua guru besar setiap tahunnya bisa tercapai. ” Makanya kita genjot terus melalui pelatihan, bimbingan dan ada bantuan-bantuan fakultas untuk itu,” katanya.

Dalam hal dosen yang memiliki jam mengajar padat dan kegiatan luar kampus yang padat, menurutnya,  bukan menjadi masalah. Sepanjang bisa membagi waktu maka dosen tersebut tetap bisa menulis artikel untuk jurnal internasional bereputasi .

Halim juga menambahkan, jika sudah mampu mempublikasikan artikel ke jurnal internasional, maka selanjutnya untuk kedua dan ketiga kalinya tidak ada kesulitan lagi. Sebab nama dosen itu sudah “berkibar” di tingkat dunia.

Halim berharap, dua narasumber dari pelatihan dapat memberikan bimbingan dan kiat dan membukakan jaringan kepada peserta agar kompeten dalam publikasi artikel berskala dunia.

Narasumber pada pelatihan kemarin adalah Kepala UPT Perpustakaan /Kepala PPJP/Asesor Akreditasi Jurnal Nasional Profesor Abdul Hadi dan Prof Hikmahanto Juwana dari FH UI.

 

Profesor Hikmahanto Juwana dalam paparannya memberikan tips agar dosen mampu melakukan publikasi di jurnal internasional.

Dia mengakui bahwa  menulis ke jurnal internasional tidak mudah namun tidak berarti tidak mungkin.

“Kiat pertama yang sangat penting dan menentukan untuk dapat dan diterimanya suatu tulisan dalam jurnal internasional adalah pemilihan topik,” tegasnya.

Hemat dia, ada baiknya topik tidak bersifat teoritis. Mengingat perlunya pengalaman panjang dan referensi yang banyak untuk sampai pada tahap itu. Topik ada baiknya adalah sesuatu yang berkaitan dengan Indonesia. “Hal ini karena peneliti Indonesia memiliki banyak kelebihan meskipun ada peneliti asing yang memfokuskan pada topik Indonesia,” bebernya.

Dia mencontohkan, peneliti Indonesia lebih sensitif terhadap konteks Indonesia. Apalagi, imbuhnya, peneliti Indonesia bisa mencari data lebih dalam karena tidak terkendala bahasa. Bahkan sumber-sumber bahasa Indonesoa bisa digali. “Demikian pula bila hendak menulis tentang hukum internasional, maka sebaiknya dikaitkan dengan hal yang terkait dengan Indonesia,” tutur dosen yang meraih gelar guru besar di usia 35 tahun itu. tya

Baca Artikel Lainnya

Tinggalkan komentar