Sungai Utama Prioritas Terus Dikontrol

by baritopost.co.id
0 comment 2 minutes read

Pelaihari,BARITO – Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang dan Pertanahan (DPUPRP) Tala, khususnya pada Bidang Sumber Daya Air (SDA) tetap secara kontinyu mengontrol Sungai Tabanio di Desa Bajuin Kecamatan Bajuin, pasalnya sungai tersebut menjadi pintu utama air mengalir kewilayah kota Pelaihari, selain untuk pengairan sawah warga dan menjadi bahan baku utama bagi PDAM Tala.

Adanya banjir di kota Pelaihari pada Sabtu 11 Juli 2020 kemarin, pada kondisi air sungai Tabanio sendiri sempat mengalami kenaikan debit air kurang lebih 2 meter. Naiknya debit air itupun sempat pula meruntuhkan bagian siring sungai sepanjang kurang lebih 3 meter, namun tidak terlalu parah.

Kepala bidang SDA pada DPUPRP Tala Mirsa Fahrina Rabu, (15/7) kemarin saat melakukan pengecekan ke bendungan Kunyit di Sungai Tabanio mengatakan, adanya curah hujan yang cukup tinggi pada hari Sabtu 11 Juli lalu dan dari hasil pengamatan stasiun BMKG dan data perhitungan curah hujan ada sebanyak 172 mili meter per detik. Dan bendungan Kunyit di Sungai Tabanio adalah pintu pertama air mengalir menuju aliran ke kota Pelaihari, sementara hilirnya berada di Desa Panjaratan dan Guntung Besar,”terang Mirsa.

Ia menambahkan, dibidang SDA daya rusaknya saat ini memang belum terlalu signifikan karena cepat surut dan beberapa hari tidak ada turun hujan. Penyebab utamanya kemarin adalah coverland (Penutupan lahan) yang sudah berkurang. Kerusakan salah satunya yakni di Jalan Bajingah Kelurahan Sarang Halang, dimana gorong-gorong jembatan tidak bisa lagi menampung aliran air yang sangat tinggi dari arah bukaan RSUD H Boejasin yang lahannya sudah clear sama sekali, sehingga itu sangat cepat kealiran sungai di kota Pelaihari.

Mirsa menilai, banjir dikota Pelaihari kemarin puncaknya pada Sabtu 11 Juli 2020 dipengaruhi antara lain faktor alam, yaitu topografi yang rendah pada daerah Datu Daim, Matah sampai ke Sawahan, kemudian intensitas hujan yang tinggi (lebih dari kurang lebih 172 Mililiter/detik), kerusakan lingkungan, berkuranganya penutup lahan (cover land), banyak hutan-hutan yang sudah beralih fungsi menjadi lahan perkebunan dan pertambangan, disamping faktor manusia yang mengakibatkan kerusakan atau pengrusakan lingkungan pada Daerah Aliran Sungai (DAS) antara lain pemukiman dibantaran sungai dan pembuangan sampah atau benda padat lain di badan sungai.

“Kedepannya Bidang SDA DPUPRP Tanah Laut, lebih meningkatan fungsi pemeliharaan DAS baik diwilayah perkotaan maupun di luar dari kota Pelaihari. Atas kerusakan fasilitas tersebut juga telah ada surat dari BPBD Tala ke bupati Tala sebagai sebuah bencana tanggap darurat untuk secepatnya dilakukan perbaikan-perbaikan melalui anggaran tidak terduga,”tutupnya.

Penulis: Basuki

Baca Artikel Lainnya

Leave a Comment