Sekolah Dibuka Lagi, Banjarbaru Rancang PTM di Ruang Terbuka

by baritopost.co.id
0 comment 3 minutes read

Banjarmasin, BARITO – Seiring turunnya level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dari 4 menjadi 3, Pemerintah Kota Banjarmasin kembali melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah mulai Senin (20/9) hari ini. Sementara itu, Pemerintah Kota Banjarbaru merencanakan PTM di luar ruang kelas atau di ruang terbuka.
“Surat pemberitahuan untuk PTM (pembelajaran tatap muka) kembali sudah kita sampai sejak Jumat (17/9) kepada seluruh sekolah, dari PAUD/TK, SD hingga SMP,” kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Banjarmasin Totok Agus Daryanto, kemarin.
Dia mengakui, PTM kembali dilaksanakan setelah penularan Covid-19 mereda dan wilayah Kota Banjarmasin masuk dalam area PPKM Level 3.
Totok menjelaskan, keputusan untuk mulai melaksanakan kembali PTM dibuat mengacu pada rekomendasi Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kota Banjarmasin dan Surat Keputusan Bersama Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi; Menteri Kesehatan; Menteri Dalam Negeri; dan Menteri Agama.

“Pastinya sekolah yang boleh PTM berada di daerah zona hijau dan kuning saja, Kalau daerahnya masih zona oranye, apalagi merah, belum boleh. Kita lihat nanti data di Dinas Kesehatan terkait zonasi penyebaran Covid-19 di Kota Banjarmasin,” katanya.

Selain itu, imbuh dia, PTM hanya boleh dilaksanakan di sekolah-sekolah yang 80 persen gurunya sudah divaksinasi Covid-19.

“Saya bisa memastikan hampir semua sekolah para gurunya sudah 80 persen lebih mendapatkan (suntikan) vaksin Covid-19,” ujarnya.

Saat ini pun, sambung Totok, sebagian siswa di Kota Banjarmasin yang usianya di atas 12 tahun sudah divaksin Covid-19.

Karena masih masa pandemi, kata dia, jumlah siswa yang mengikuti PTM dan durasi kegiatan belajar mengajar harus dibatasi dan protokol kesehatan wajib dijalankan.

“Jadi masuk kelasnya bergantian. Jadwalnya harus dibuat dengan rapi dan teratur oleh sekolah, jaga jangan sampai terjadi kerumunan,” katanya.

“Kalau ada siswa yang kurang sehat, kita minta orang tuanya jangan membolehkan (berangkat ke sekolah),” imbuh Totok.
Menurut dia, pelaksanaan PTM di Banjarmasin ini akan dievaluasi setiap pekan. “Jika sampai ada siswa atau guru yang terpapar Covid-19 karena PTM ini, (sekolah) wajib menghentikan PTM minimal tiga hari,” katanya.
Sementara itu, sebagaimana dikutip dari Antara, Wali Kota Banjarbaru M Aditya Mufti Ariffin mendorong sekolah berinovasi menggelar PTM di luar ruang kelas untuk mencegah penularan Covid-19 di kalangan peserta didik.

“Kami dorong sekolah berinovasi dengan menggelar belajar mengajar di luar kelas, bisa di halaman sekolah atau di taman maupun fasilitas publik lainnya,” ujar dia seusai rakor persiapan PTM di Banjarbaru, akhir pekan lalu

Wali Kota mengizinkan sekolah berinisiatif melaksanakan PTM di luar ruang kelas atau tempat terbuka karena sirkulasi udara lancar dan tidak terhalang, sehingga mencegah penularan virus. Apalagi didukung dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat.

“Sirkulasi udara di luar ruangan lancar dan tidak terhalang sehingga peserta didik bisa tenang mengikuti proses belajar mengajar. Tentunya dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat,” kata Aditya.

Berdasarkan hasil rakor yang juga dihadiri Wakil Wali Kota Wartono, PTM terbatas di Kota Banjarbaru direncanakan mulai Oktober 2021 bagi sekolah yang memenuhi syarat.

“Kami rencanakan menggelar PTM terbatas di sekolah bulan Oktober dengan syarat dan menerapkan protokol kesehatan ketat,” ujar Aditya lagi.

Dia menjelaskan, PTM dijalankan dengan syarat jumlah peserta didik yang sudah divaksinasi sepertiga dari total siswa dan kehadiran peserta didik dilakukan dua hari dalam sepekan.

Proses pembelajaran setiap hari maksimal empat jam atau 160 menit, kehadiran peserta didik ke sekolah tetap ditentukan orang tua, dan guru harus sudah divaksin.

“Evaluasi dan laporan PTM dilakukan setiap minggu, peran UKS maksimal dan koordinasi puskesmas terdekat, kelengkapan prokes bisa dianggarkan dari dana BOP atau BOS sesuai aturan dan ketentuan,” terang Wali Kota.

PTM di Kota bBanjarbaru tidak dilaksanakan di seluruh sekolah. ‘’Tetapi akan dilaksanakan bertahap dengan sistem percontohan sekolah yang sudah siap, baik sarana maupun prasarana pendukung lainnya,’’ papar dia.

Selain itu, imbuh Aditya, siswa yang mengikuti PTM harus mendapat persetujuan orang tuanya.

Pemko Banjarbaru akan memberikan penghargaan kepada sekolah yang mampu menjalankan protokol kesehatan ketat selama PTM berjalan dan memastikan sarana dan prasarana difungsikan dengan baik.

“Sebaliknya, jika ada sekolah yang penerapan prokes kendor dan sarana prasarana tidak berfungsi maka ada ‘punishment’ (hukuman). Kami harapkan sekolah ‘piloting’ (percontohan) khususnya dapat menyiapkan semua dengan baik,” demikian Aditya.ant/afd

Penulis: Afdian R
Editor: Dadang Yulistya

Baca Artikel Lainnya

Leave a Comment