Salami Mahasiswa, Kapolresta Banjarmasin Dapat Simpati

by baritopost.co.id
0 comment 4 minutes read

Banjarmasin, BARITO – JIKA  sebelumnya mahasiswa turun aksi memprotes disahkannya revisi UU KPK dan sederet RUU yang dinilai Kontroversial,  kali ini puluhan mahasiswa turun aksi menyuarakan penyelamatan pegunungan Meratus dari industri eksploratif,  di bundaran hotel A Banjarmasin , Jumat (4/10/2109) sore

Menariknya aksi damai  puluhan mahasiswa lintas perguruan tinggi diikuti perwakilan dari Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (Aliansi BEM SI) 

Koordinator Pusat Aliansi BEM-SI, Muhammad Nurdiansyah mengungkapkan keberpihakan pihaknya terhadap isu agraria yang menerpa Kalimantan Selatan. 

“Alianse BEM-SI menjadi bagian yang tak terpisahkan gerakan rakyat, nah kebetulan teman-teman BEM Se Kalsel ingin mengadakan aksi solidaritas yang memang bertujuan untuk spreading wareness terhadap masyarakat Kalsel akan kondisi Meratus,” kata Presiden Mahasiswa KM IPB ini.

Nurdiansyah menyebut isu save meratus bakal diperjuangkan Aliansi BEM-SI di ranah nasional, salah satu upayanya melalui koordinator isu energi, lingkungan dan minerba untuk menyuarakan meratus di kancah nasional.

“Kedepan kita akan coba mengekstelasikan di tingkat nasional, apakah itu bisa beraudiensi dengan pihak-pihak pemangku kebijakan di pemerintah pusat atau seperti apa, saya kira itu yang kami akan tempuh,” urai Nurdiansyah.

Sementara ketua BEM ULM Ahmad Jamaluddin menuturkan dampak negatif akibat pertambangan di beberapa wilayah di belahan Kalsel jangan sampai terjadi di pegunungan meratus. Baginya Meratus merupakan benteng terakhir paru-paru Dunia, jika sampai dijamah industri ekstraktif maka cadangan air baku, lingkungan hingga pertanian bisa terancam.

Ia mengatakan pihaknya akan terus berupaya menempuh jalur-jalur non litigasi untuk memperjuangkan save meratus.

Jamaluddin khawatir jika pemerintah tetap ngotot mempertahankan ijin pertambangan di pegunungan meratus akan memantik amarah masyarakat adat dayak yang hidup dan bergantung dengan pegunungan Meratus.

“Kami menyayangkan pemerintah mengeluarkan ijin untuk menambang pegungan meratus, karena bisa mengancam masyarakat adat di sana,” tandas Jamaluddin. 

Sementara itu Direktur eksekutif Walhi Kalsel Kissworo Dwi Cahyono bersyukur dengan aksi solidaritas dari mahasiswa untuk memperjuangan penyelamatan pegunungan meratus. Baginya aksi dari mahasiswa semakin menambah semangat dan energi agar bara perjuangan tetap terjaga.

“Motto gerakan kita, save meratus upaya menyelamatkan kehidupan, kita berterimakasih dengan BEM se-Kalsel dan aliansi BEM-SI karena ikut menyuarakan pentingya menyelamatkan Meratus,” kata Cak Kiss sapaan akrabnya kepada awak media.

Ia menyebut Pegunungan Meratus merupakan satu-satunya hutan hujan terakhir di Indonesia sehingga berjasa bagi keseimbangan kehidupan bukan hanya bagi Kalsel, akan tetapi Indonesia secara keseluruhan.

“Pegunungan Meratus memberikan kita udara bersih, air baku untuk kebutuhan minum, hingga lahan pertanian yang subur, oleh karena itu merupakan kewajiban kita semua menjaga Pegunungan Meratus,” urai mantan aktivis Mapala ini.

Cak Kiss mengatakan nyaris setengah dari total lahan di Kalsel sudah dibebani ijin tambang dan perkebuna skala besar, oleh karena itu jangan sampai industri eksploratif merambah rimba terakhir di kalsel.

“Jelas sudah tuntutan kita bahwa pemerintah harus mencabut ijin-ijin tambang maupun monokoltor skala besar yang ada di Meratus dan kembalikan ke masyarakat adat dan segera akui masyarakat adat dayak Meratus dan wilayah adatnya,” tegas Cak Kiss.

Ia mengungkapkan sudah menempuh beragam cara untuk memperjuangkan Meratus termasuk menemumpuh jalur litigasi maupun jalur non litigasi.

“Kita telah menggugat Mentri ESDM dan PT MCM agar mencabut ijin tambang, dan prosesnya telah masuk kasasi karena dua kali tingkat pengadilan sebelumnya kita diputuskan niet ontvankelijke verklaard atau putusan NO yang menyatakan bahwa gugatan tidak dapat diterima,” imbuh Cak Kiss.

Ia menuturkan hanya Kabupaten HST yang terbebas dari industri eksploratif, oleh karena itu pihaknya mendesak pemprov untuk terlibat upaya penyelamatan Meratus.

“Gubernur, DPRD Kalsel, DPR RI dan DPD RI yang terpilih kita berharap dan mendesak agar mereka juga untuk terlibat dalam perjuangan ini dan mendorong ijin-ijin tambang dan sawit untuk dicabut,” tandas Kissworo.         VAksi  damai yang dilakukan  mahasiswa itu sendiri berlangsung aman tertib dan lancar . Dikawal aparat keamanan Polresta Banjarmasin dan cuaca yang mendung aksi berjalan lancar tanpa insiden apapun . Bahkan Kapolresta Banjarmasin Kombes Pol Sumarto didampingi Kasat Intel Kompol Zainuri langsung menyalami mahasiswa dan berbincang seraya bercanda .

“Komunikasi itu yang kita utamakan karena adik adik mahasiswa itu seperti anak sendiri “ ujar Kombes Pol Sumarto kepada wartawan saat nemantau aksi demo. Perwira menengah Polri yang sebelumnya menjabat Dirreskrimsus Polda Kalteng ini menegaskan aksi damai yang dilakukan mahasiswa sebenarnya tidak masuk dalam agenda . Karena  mereka menggelar pertemuan BEM di ULM” Namun kita tak ingin kaku dalam menerapkan aturan apalagi tujuan mahasiswa baik menyuarakan aspirasi dan kita berkewajiban mengamankan adik adik dalam kegiatannya “ pungkas pria yang mendapat simpatik mahasiswa ini.

Penulis: Mercurius

Baca Artikel Lainnya

Leave a Comment