Mesjid Outdoor Berarsitektur Banjar Segera Dibangun

by admin
0 comment 2 minutes read

Ketua Panitia Pembangunan Mesjid Outdoor SMK3 Negeri Banjarmasin, H Ahmad Rizqon MPDi (kanan) dan rombongan, Jumat (15/2) bersilaturahmi sekaligus minta arahan Ketua Dewan Mesjid Indonesia (DMI) Kalsel, H Gusti (P) Rusdi Effendi terkait bentuk mesjid yang akan dibangun. (foto slm/brt)

Banjarmasin, BARITO – Mesjid terbuka (outdoor) dengan bentuk arsetiktur Banjar segera dibangun di Sekolah Menegah Kejuruan (SMK) 3 Negeri Banjarmasin. Pembangunan mesjid digagas Dewan Mesjid Indonesia (DMI) Provinsi Kalsel itu dipelopori pihak SMKN 3 Banjarmasin setelah selesai merenovasi musalla setempat.

Ketua Panitia Pembangunan Mesjid, H Ahmad Rizqon MPDi di Banjarmasin, Juamt (15/2) mengatakan, menindaklanjuti gagasan Ketua DMI Kalsel, H Gusti (P) Rusdi Effendi saat peresmian renovasi musala di tempatnya, segera dibangun mesjid outdoor yang merupakan pertama ada di Kalimantan Selatan.

“Setelah kita rapat dengan masyarakat di lingkungan sekolah, ternyata mendapat dukungan masyarakat, jadi segera kita wujudkan rencana membangun mesjid outdoor,” ujarnya usai berdiskusi dengan Ketua DMI Kalsel itu.

Dikatakan Rizqon, perluasan tempat ibadah di sekolahnya sangat penting, karena jumlah siswa 2.000 orang lebih. Untuk melakukan salat berjamaah di musala setempat, harus dilakukan rata-rata 4 kali karena ruang terbatas.
Selain itu, SMK3 Negeri Banjarmasin ujarnya, menerapkan jam pelajaran hingga pukul 15.00 wita, termasuk hari jumat, sehingga siswa harus pulang dulu ke rumah kemudian balik lagi ke sekolah setelah salat Jumat.

“Kalau mesjid terbangun, siswa tidak perlu bolak-balik,” ujarnya.

Sementara itu, H Gusti (P) Rusdi Effendi mengatakan, pembangunan mesjid jenis terbuka (non permanen) ini sejalan dengan program DMI yaitu berupaya membangun mesjid sebanyak-banyaknya.

Pihaknya mendorong semua pihak membangun mesjid jenis terbuka ini lantaran biaya yang lebih murah dan bisa terbangun dalam waktu singkat. Tipe ini juga menurutnya cocok di kawasan perumahan.

“kalau mesjid permanen perlu biaya minimal Rp2 miliar, tapi kalau outdoor ini paling Rp500 juta sudah bisa,” ujarnya.

Rusdi Effendi menekankan, mesjid memiliki ciri khas daerah yakni budaya banjar, sehingga mudah dikenal dan bisa membedakan dengan mesjid Cheng Ho yang banyak dibangun tipe out door juga namun berornamen budaya Cina.
Dikatakan, ornamen rumah Banjar seperi ukiran dan aksesoris lainnya harus ditampilkan dengan jelas. “kalau bisa sebelum ramadhan sudah selesai,” ujarnya.

Untuk pendanaan, sebelumnya DMI membantu renovasi musalla SMKN3 Banjarmasin yang akan dijadikan mesjid out door ini Rp10 juta dan bantuan 40 buah Alqoran.

“berlakukan jumat berinfak dua ribu bagi siswa, bisa membantu biaya pembangunan mesjid,” ujarnya lagi. slm

Baca Artikel Lainnya

Leave a Comment