Korban Banjir di Kobar Perlu Bahan Makanan

by admin
0 comments 2 minutes read

Pangkalan Bun, BARITO– Masyarakat beberapa desa di Kecamatan Pangkalan Banteng dan Arut Utara Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, sebagian kesulitan beraktivitas akibat banjir cukup tinggi sehingga kini mereka membutuhkan bantuan makanan.

“Berdasarkan laporan dari kepala desa dan lurah setempat hingga hari ini, banjir sudah sampai menggenangi rumah, termasuk beberapa sekolah TK, SD dan SMP,” kata Kepala Seksi Pencegahan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kotawaringin Barat (Kobar), Pahrul Laji di Pangkalan Bun, Sabtu.

Pahrul menjelaskan, banjir di dua kecamatan tersebut meliputi Kelurahan Pangkut merendam wilayah empat RT. Banjir terparah terjadi di RT 01 dan 02, sementara untuk RT 3 dan 4 sejauh ini banjir baru merendam akses jalan lingkungan setempat.

Banjir di RT 01 saat ini ada tiga rumah yang terendam banjir dan 10 rumah yang hampir terendam, RT 02 sebanyak satu rumah yang terendam banjir, sementara untuk RT 03 dan 04 jalan lingkungan sudah terendam banjir setinggi pinggang orang dewasa.

“Untuk di Kelurahan Pangkut, banjir yang mengepung rumah warga sudah mengganggu aktivitas karena 80 persen akses jalan sudah terendam banjir dengan ketinggian 80 centimeter hingga satu meter,” katanya.

Sementara itu untuk Desa Nanga Mua, ada 44 rumah yang terdampak banjir di dua RT yakni RT 02 sebanyak 22 rumah dan RT 03 juga 22 rumah. Fasilitas pendidikan terdiri dari TK/PAUD, SD dan SMP juga tidak luput dari banjir.

BPBD Kobar mengalami kendala dalam penanganan banjir di Kecamatan Arut Utara karena hampir semua warga terdampak banjir tidak mau dievakuasi ke tempat lain. Padahal, ketinggian banjir berpotensi meningkat karena hujan masih terjadi.

“Jarak yang jauh mengakibatkan kami kesulitan melakukan pemantauan. Untuk kondisi di Kecamatan Pangkalan Banteng, yaitu di Desa Arga Mulya maupun di Desa Sungai Hijau, hari ini air sudah mulai surut,” tambahnya.

Lurah Pangkut, Thomas Nasir saat dihubungi mangatakan, saat ini warga Desa Nanga Mua maupun Kelurahan Pangkut membutuhkan makanan dan pakaian, karena warga mengalami kesulitan untuk beraktivitas. Bahkan wilayah RT 01 Kelurahan Pangkut sudah terisolasi banjir karena akses jalan satu-satunya sudah terendam banjir setinggi pinggang orang dewasa.

Nasir mengungkapkan, pihaknya kesulitan dalam melakukan evakuasi karena warga setempat lebih memilih bertahan dan membuat panggung di dalam rumah untuk tidur dan menaruh barang-barang.

“Sementara ini kami terus memantau debit air. Untuk evakuasi, masyarakat di sini tidak mau direlokasi dan memilih membuat panggung di dalam rumahnya,” demikian Nasir.

 

Antara

Baca Artikel Lainnya

Tinggalkan komentar