Karlie Hanafi Sosialisasikan Sejarah Lahirnya Pancasila

by baritopost.co.id
0 comment 3 minutes read
Suasana Sosialisasi Revitalisasi dan Aktualisasi Nilai-nilai Ideologi Pancasila dengan tema Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila yang dilaksanakan anggota Komisi II DPRD Provinsi Kalsel  Dr H Karlie Hanafi Kalianda, SH MH.(foto : ist)

Marabahan, BARITOPOST.CO.ID – Anggota Komisi II DPRD Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), Dr H Karlie Hanafi Kalianda, SH, MH membeberkan tentang sejarah lahirnya Pancasila bertempat di Kantor Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kabupaten Barito Kuala (Batola), Jumat (19/4/2024).

Sejarah lahirnya Pancasila menjadi materi dalam kegiatan Sosialisasi Revitalisasi dan Aktualisasi Nilai-nilai Ideologi Pancasila dengan tema “Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila”, yang dilaksanakan Karlie Hanafi Kalianda.

Politisi senior Partai Golkar ini antara lain memaparkan berdasarkan Keppres Nomor 24 Tahun 2016, tanggal 1 Juni merupakan salah satu hari penting dalam kalender bangsa Indonesia. Pasalnya, di tanggal tersebut diperingati sebagai Hari Lahir Pancasila.

Baca Juga: PWI Kalsel-Kaltim Eksibisi Jelang Porwanas 2024

Pemilihan tanggal 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila merujuk pada momen sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPKI) dalam upaya merumuskan dasar negara Republik Indonesia.

Badan ini menggelar sidang pertamanya pada 29 Mei 1945. Dalam sidang tersebut anggota BPUPKI membahas mengenai dasar-dasar Indonesia merdeka.

Karlie Hanafi mengatakan dalam sidang kedua BPUPKI, Ir Soekarno dalam pidatonya yang bertajuk “Lahirnya Pancasila” berkesempatan menyampaikan gagasannya mengenai konsep awal Pancasila yang menjadi dasar negara Indonesia tepatnya pada 1 Juni 1945.

Dalam pidatonya, Soekarno menyampaikan ide serta gagasannya terkait dasar negara Indonesia merdeka, yang dinamai “Pancasila”.

Panca artinya lima, sedangkan sila artinya prinsip atau asas. Pada saat itu Bung Karno menyebutkan lima dasar untuk negara Indonesia, yakni sila pertama “Kebangsaan”, sila kedua “Internasionalisme atau Perikemanusiaan”, sila ketiga “Demokrasi”, sila keempat “Keadilan sosial” dan sila kelima “Ketuhanan yang Maha Esa”.

Baca Juga: Karlie Hanafi : Setiap Anak Dilindungi Eksploitasi Ekonomi Maupun Seksual

Dikatakan juga untuk menyempurnakan rumusan Pancasila dan membuat Undang-undang Dasar yang berlandaskan kelima asas tersebut, maka Dokuritsu Junbi Cosakai membentuk sebuah panitia yang disebut sebagai panitia sembilan, yang berisi Ir Soekarno, Mohammad Hatta, Abikoesno Tjokroseojoso, Agus Salim, Wahid Hasjim, Mohammad Yamin, Abdul Kahar Muzakir, Mr AA Maramis dan Achmad Soebardjo.

“Setelah melalui beberapa proses persidangan, Pancasila akhirnya dapat disahkan pada Sidang PPKI pada 18 Agustus 1945. Pada sidang tersebut disetujui bahwa Pancasila dicantumkan dalam Mukadimah Undang-undang Dasar 1945 sebagai dasar negara Indonesia yang sah,” beber Karlie.

Sementara, Staf Ahli DPRD Kalsel, H Puar Junaidi, S.Sos, SH, MH yang bertindak selaku narasumber antara lain mengatakan sejarah Hari Lahir Pancasila tidak hanya untuk diingat saja, Hari Lahir Pancasila juga merupakan momen untuk mengenang, menghormati, sekaligus menghargai perjuangan pendiri bangsa dalam merumuskan dasar negara Indonesia. Kita sebagai generasi penerus bangsa harus dapat dapat memaknai Pancasila sebagai dasar negara dan sebagai landasan  berkeperilaku dalam kehidupan bermasyarakat.

Pancasila sebagai dasar negara, ideologi negara dan pandangan hidup bangsa yang digali dan ditetapkan oleh pendiri bangsa merupakan suatu anugerah yang tiada tara dari Tuhan Yang Maha Esa buat bangsa Indonesia, kata Puar.

Baca Juga: Teacher PGRI Juara Hotelier/Instansi Cup, Annyversary POP Hotel Banjarmasin

Pancasila merupakan alat pemersatu bangsa. Dengan lahirnya lima sila tersebut, Pancasila dapat menyatukan masyarakat dengan segala perbedaan yang ada.

Pengamalan nilai-nilai Pancasila merupakan perwujudan rasa cinta kepada Tanah Air sehingga dapat membangun bangsa dan negara yang lebih baik. Nilai-nilai Pancasila dapat diamalkan dalam bentuk sederhana, seperti saling menghargai, bekerja sama, dan saling menghormati, katanya.

Berkat Pancasila dengan nilai-nilai inklusivitas, toleransi dan gotong royong keberagaman yang ada menjadi suatu berkah penuntun keberagaman yang dapat dirajut menjadi identitas nasional Bhinneka Tunggal Ika, tambah Puar Junaidi.

Pada kesempatan itu, Kepala BPKAD Kabupaten Batola, Wiwien Masruri, S.Stp menyatakan rasa gembiranya karena instansi yang dia pimpin dijadikan tempat kegiatan sosialisasi. Karena materi-materi yang disampaikan pasti sangat bermanfaat dan menambah wawasan bagi uyang mengikuti kegiatan tersebut.

Penulis/Editor/* : Sophan Sopiandi

Follow Google News Barito Post dan Ikuti Beritanya

Baca Artikel Lainnya

Leave a Comment