Ironis, Makam Pangeran Antasari Dikepung Sampah Busuk!

by baritopost.co.id
0 comment 3 minutes read

Di Momen Hari Pahlawan Nasional 2020

Pangeran Antasari, satu dari sekian banyak pahlawan nasional yang diberi gelar oleh negara atas jasa-jasanya dalam mengusir penjajah, hingga terus harum namanya seantero nusantara, tidak berbanding lurus dengan kondisi makamnya sendiri. Apakah makamnya seharum namanya? Oh tentu tidak, lebih tepatnya beraroma bau busuk sampah yang terus mengepung makam pahlawan kebanggaan masyarakat Kalimantan Selatan ini, di komplek pemakaman Malkon Temon Banjarmasin Utara, yang ironisnya masih jauh dari kata bersih di saat seluruh warga Negara Indonesia memperingati Hari Pahlawan Nasional, Selasa (10/11) kemarin.

Seperti biasa dan tidak ada perubahan dari beberapa tahun terakhir, sejak pagi, siang, sore, hingga menjelang dinihari, gunungan sampah setiap jamnya semakin meninggi, dan bisa dirasakan bagi siapa saja yang melintasi di depan makam Pangeran Antasari ini, aroma busuk yang sangat luar biasa, hingga sampah-sampah itu dibiarkan menutup sebagian badan jalan, dan tak jarang mobil yang melintas pun terpaksa nyaris menyerempet pohon atau dinding alkah warga di samping makam Pangeran Antasari ini.

“Ini hari Pahlawan Nasional lho!, ini pahlawan Kalsel!, kenapa harus jadi satu dengan TPS (Tempat Pembuangan Sampah/Sementara). Ada apa dengan Pemerintah Kota Banjarmasin, dinas kebersihan atau lingkungan hidup?. kenapa tidak pernah ada solusi sama sekali?. Jujur, saya sedih sebagai urang Banua, kita pasti dicap sebagai warga yang tidak menghargai jasa pahlawan daerahnya sendiri,” ucap Rayhan, salah satu warga Jalan Gatot Subroto yang setiap sore melintasi Malkon Temon ke rumah familinya.

“Kita mestinya dapat menghargai pahlawan kita. Apalagi Pangeran Antasari ini kan simbol perjuangan Urang Banjar. Sidin sudah berjuang membela tanah Banjar lewat simbol Waja Sampai Kaputing (Wasaka),” tegas Rayhan.

Wajar Rayhan menyayangkan hal ini, pasalnyaBanjarmasin tidak mempunyai situs peninggalan kerajaan, otomatis hanya situs makam raja yang ada seperti makam Pangeran Antasari dan makam Sultan Suriansyah. “Kalau dipikir lagi, kita tidak ada peninggalan kerajaan seperti di Pulau Jawa atau daerah lain. Ya, yang kita hanya punya hanya situs makam Sultan Suriansyah dan makam Pangeran Antasari sebagai bukti sejarah adanya Kerajaan Banjar. Jadi mari kita hargai lah simbol ini sebagai cagar budaya kita,” paparnya.

Kepala Dinas LH Banjarmasin Muhyar saat dikonfirmasi wartawan pekan lalu, tak mau berkomentar banyak perihal sampah di makam Pangeran Antasari ini. “Intinya kita masih kesulitan lahan untuk memindah TPS tersebut,” ucapnya singkat seraya mengakui memangtidak layak TPS di depan makam Pahlawan Nasional tersebut.

Lebih keras lagi seperti apa yang dilontarkan tokoh Alalak, H Maulana. Pria yang akrab disapa H Imau ini dengan tajam menyorot kinerja mantan Walikota Banjarmasin saat itu H Ibnu Sina, yang dinilainya acuh dengan kondisi makam Pangeran Antasari dan Makam Sultan Suriansyah. Tak tanggung-tanggung, H Imau mendesak pihak pusat untuk mencabut gelar Anugerah Budaya yang disematkan saat perhelatan HPN 2020 lalu, jika masalah ini tidak dipecahkan. Faktanya, sampah busuk itu terus menerus menggunung dan mengepung makam Pangeran Antasari.

Tidak Layak

Kritik pedas juga dilontarkan Ketua DPRD Kalsel, H Supian HK. Pria asli Danau Panggang HSU ini menilai keberadaan tempat pembuangan sampah (TPS) di dekat makam Pangeran Antasari di Jalan Malkon Temon tidak layak. “Tidak layak lah, TPS dekat makam pahlawan pahlawan,” ujar Supian HK, usai peringatan Hari Pahlawan.

Supian HK menambahkan, kondisi makam pahlawan pangeran Antasari harus dipercatik dan terpenting jauh dari TPS karena aroma bau yang tidak sedap tentu membuat masyarakat enggan berkunjung ke makam pahlawan tersebut terlebih bagi generasi muda kita
“Harus ada solusi dari Pemko Banjarmasin, apakah TPS itu dipindah atau bagaimana caranya agar areal makam Pangeran Antasari steril dari sampah dan layaknya sebagai pahlawan yang dihargai. Jangan selalu berlarut-larut seperti sekarang ini, dan hasilnya selalu tidak nyaman dilihat bagia siapa saja, terutama peziarah” tegas Supian. aha

Baca Artikel Lainnya

Leave a Comment