Interusi Air Laut Ancam Krisis Air Baku PDAM

by baritopost.co.id
0 comment 1 minutes read

Banjarmasin, BARITO – Air dari Sungai Martapura yang digunakan PDAM Bandarmasin sebagai air baku produksi air ledeng terancam krisis karena intrusi air laut di musim kemarau.

Menurut Direktur Operasional PDAM Bandarmasih, Supian, kekhawatiran itu bisa terjadi bila kemarau panjang yang berlangsung lama melanda sungai.

Saat ini kondisi perairan Sungai Martapura masih stabil alias layak konsumsi. Kontroling kadar air itu rutin dilakukan pihaknya apalagi di musim kemarau sekarang ini.

“Sempat berapa hari lalu kami melakukan kontroling di sungai Basirih. Hasil menunjukan interusi air laut di sungai itu sudah berkadar 600 mg, itu artinya air tidak layak diproduksi sebagai air baku ledeng,” ucapnya.

Supian melanjutkan, layak tidaknya air baku PDAM kadar garam tidak boleh melebihi 240 mg. Namun saat ini air baku yang diambil dari Sungai Bilu masih jauh dibawah 240 mg yakni hanya 12 mg.

Kondisi itu bisa saja terjadi mengingat jarak antara sungai di Basirih yang merupakan sungai Martapura hanya sekitar 5 km. Bila panas berterusan tanpa turun hujan interusi air laut itu akan sampai ke Sungai Bilu.

“Bila kadar garam mencapai 240 mg lebih di Sungai Bilu, maka alternatifnya mengambil air baku di Sungai Tabuk atau terlebih dulu kami melakukan pencampuran guna mengurangi kadar garam yang tinggi,” ucapnya.

Supian berharap, kemarau yang dihadapi sekarang ini tidak berlangsung lama. Sebab air baku tergantung dengan kadar garam yang dihasilkan, bila panas terus menerus tentu air laut akan masuk dan mengurangi produksi air baku. “Mudahan saja kemarau tidak berlangsung lama,” ucapnya.

Hamdani

Baca Artikel Lainnya

Leave a Comment