Harga Batubara Naik, Pengusaha dan Pemerintah Harus Terus Bersinergi

by admin
0 comment 2 minutes read

Banjarmasin, BARITOPOST.CO.ID – Meski harga kontrak berjangka (futures) batu bara termal Newcastle sepekan ini melesat dan menyentuh level psikologis US$ 220/ton, namun tak serta merta harus bersuka ria. Namun pengusaha batubara harus lebih berpikir 20 tahun ke depan. Mau dikemanakan batubara kita ini, apakah tetap bisa bertahan sumber daya batubara yang ada sekarang ini?. “Tentu kita selaku pengusaha gembira dan menyambut baik harga batubara relatif tinggi, tapi tak kalah pentingnya adalah kita harus berpikir 20 tahun atau membuka pikiran secara luas ke depan sektor pertambangan batubara ini,” ucap pelaku usaha pertambangan sektor batubara asal Kalimantan Selatan Efendi Nurifansyah atau lebih dikenal panggilan Pepen ini, saat dihubungi di Jakarta, Senin (14/2/2022).

Ia mengaku sangat mendukung kebijakan pemerintah terkait kewajiban-kewajiban pengusaha dalam sektor pertambangan batubara. “Jadi pengusaha harus terus bersinergi dengan pemerintah, dalam mewujudkan dunia usaha pertambangan batubara,” tambahnya.

Berdasarkan data pada Jumat 13 Pebruari 2022 harga kontrak futures teraktif batubara pengiriman Maret ditutup melesat 2,44% ke US$ 220/ton. Level itu merupakan tertinggi sejak 19 Oktober 2021, yang saat itu berada di angka US$ 220,9/ton.

Selama sepekan, reli harga terjadi di dua hari pertama perdagangan, yakni Senin dan Selasa, dan sehari perdagangan terakhir. Koreksi dalam dua hari pekan ini tak cukup untuk menolkan penguatan harga sepekan.

Sebab itu, jelasnya, secara mingguan harga komoditas andalan utama Indonesia ini terhitung sebesar 6,49% ke level 200/ton. Meski demikian, reli mingguan tersebut belum cukup untuk mengimpaskan koreksi sepekan sebelumnya yang mencapai 8,69% dari US$ 226,25/ton menjadi US$ 206,6 di penghujung pekan lalu.

Pemicu lonjakan harga batubara tak lain adalah buntut dari kebijakan larangan ekspor batubara yang diumumkan pemerintah bulan lalu Sepanjang tahun berjalan ini, sebesar 44,98% akibat larangan ekspor Indonesia. Pada akhir tahun lalu, batubara di pasar ICE Newcastle (Australia) hanya US$ 151,75 per ton.

Indonesia saat ini merupakan eksportir utama batu bara termal di dunia dengan volume ekspor mencapai 400 juta ton (2020), atau setara dengan 40% dari ekspor batu bara jenis pembangkit listrik tersebut yang beredar di pasar global-menurut data International Energy Agency (IEA).

afdi

 

Baca Artikel Lainnya

Leave a Comment